Mediatani – Dalam dua pekan terakhir harga telur ayam ras di tingkat peternak di Ciamis turun dari kisaran Rp 21.000/kg – Rp 22.000/kg jadi Rp 19.500/kg-Rp 20.000/kg.
Hal itu dialami dialami Ade Herdiaman, peternak ayam petelur di Desa Ciharalang Kecamatan Cijeungjing Ciamis.
“Dalam dua minggu ini memang ada penurunan harga telur, seperti yang saya alami. Sebelumnya harga telur Rp 21.000-Rp 22.000/kg jadi Rp 19.500-Rp 20.000/kg,” ujar Ade Herdiaman kepada Tribun Sabtu (27/3) dikutip Minggu (28/3/2021) dari laman jabar.tribunnews.com.
Penurunan harga telur, diketahui rata-rata sampai Rp 2.000 tiap kg-nya. Menurut Ade, perkiraan turunnya harga itu akibat makin menurunnya daya beli masyarakat dan semakin jarangnya acara-acara hajatan akibat pandemi Covid-19.
“Padahal dalam kondisi normal, menjelang bulan puasa harga telur biasanya naik. Sekarang malah turun,” katanya.
Saat harga telur turun, menurut Ade, peternak malah menghadapi kenyataan pahit menyusul harga pakan yang terus menerus naik.
Padahal, lanjut dia, awal bulan lalu harga pakan ayam petelur masih Rp 5.850/kg, kemudian sekarang naik jadi Rp 6,200/kg.
“Katanya awal April besok harga pakan mau naik lagi jadi Rp 6.500/kg. Sementara harga telur bikin peternak puyeng klepek-klepek,” kata Ade.
Selain itu, katanya selama musim hujan ekstrem sekarang ini sangat berdampak terhadap hasil produksi telur.
“Sekarang banyak hujan, hujan turun hampir setiap hari turun. Kondisi tersebut sangat berpengaruh terhadap produksi telur. Cuaca banyak hujan berpengaruh sekali pada produksi telur,” katanya.
Dampak dari banyak turun hujan, lanjut Ade, terjadi penurunan produksi telur sampai 10 %. “Di kandang saya dalam kondisi cuaca normal, tiap 1.000 ekor ayam menghasilkan rata-rata 55 kg telur.
Sekarang, selama musim hujan ekstrem, panen telurnya di kisaran 51 kg sampai 53 kg/1.000 ekor ayam produktif (usia bertelur,” jelas Ade.
Sementara itu, menurut Sekretaris Perkumpulan Peternak Ayam Priangan (P2AP), Ir H Kuswara Suwarman MSc, menjelang bulan puasa ini yang jelas turun drastis adalah harga telur ayam ras.
“Harga telur ayam ras di kandang peternak turun, sekarang umumnya di kisaran Rp 18.000- Rp 19.000. Variatif,” ujar Ir H Kuswara Suwarman kepada Tribun, Sabtu (27/3).
Sebelumnya, sekitar 2 minggu yang lalu harga telur ayam ras di kandang masih di kisaran Rp 22.000/kg. Sementara harga ayam ras pedaging jenis broiler (BR) di kandang peternak sudah lebih sebulan masih stabil di kisaran Rp 19.000/kg hidup (live bird).
Sedangkan harga ayam ras pedaging jenis layer jantan (pejantan) dalam sebulan terakhir katanya terus bergerak naik dari semula Rp 24.000/kg, kemudian dua minggu lalu naik jadi Rp 26.000/kg. “Sekarang sudah Rp 28.000/kg,” katanya.
Di samping itu, Ketua Umum Asosiasi Peternak Layer Nasional Musbar Mesdi menjelaskan bahwa kenaikan harga pakan ayam, utamanya disebabkan oleh melonjaknya harga bahan baku pakan ternak seperti jagung lokal, bungkil kedelai (SBM) dan tepung daging tulang (MBM).
Dirinya menilai, apabila harga telur ayam tak kunjung membaik, maka dia memprediksi akan ada lonjakan produksi afkir ayam pada akhir Maret nanti.
“Apabila harga telur tak kunjung naik hingga akhir bulan Maret 2021, maka peternak kelas Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) terpaksa mengafkir indukan produktifnya, dan untuk peternak kelas menengah atas, mereka akan afkir sebagian,” jelas Musbar kepada Kontan.co.id, Minggu (14/3) yang dikutip, Selasa (16/3/2021).
Lonjakan produksi afkir pun diprediksi akan terjadi dengan menipisnya jumlah ayam betina produktif di awal April atau ketika sudah mulai memasuki bulan Ramadan. Hal ini, mampu membuat harga telur ayam melonjak naik karena langkanya pasokan telur yang tersedia.
“Bisa-bisa saat masuk Ramadan harga telur akan melonjak. Di sini bahan pokok penting (bapokting) komoditas telur terjadi inflasi, karena dalam dua bulan terakhir terjadi deflasi untuk komoditi telur,” terang Musbar. (*)