Mediatani – Sebagian pondok pesantren di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur kini tengah memulai mengembangkan usaha peternakan sapi.
Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan pendidikan santri yang menempuh pendidikan di lembaga itu, dan salah satunya Pondok Pesantren Al-Fatih, Kecamatan Proppo.
Menurut Pengasuh Pondok Pesantren itu KH Ilzamuddin, melalui program itu pula, para orang tua santri tak perlu lagi mengirim uang pada anaknya untuk memenuhi kebutuhan pendidikan selama tinggal dan belajar di pesantren.
“Para orang tua atau wali santri cukup menitipkan sapinya ke pengelola koperasi pesantren dan sapi itu dikembangkan oleh pengelola koperasi pesantren Al-Fatih. Hasilnya untuk memenuhi kebutuhan biaya santri,” kata dia.
Uang dari hasil pengelolaan ternak sapi titipan orang tua santri ke koperasi pesantren itu, untuk biaya pendidikan santri.
Hanya saja, sambung sambung ‘Kiai Ilzam’ sapaan karib KH Alzamuddin itu, penitipan sapi ke koperasi pesantren minimal lima tahun.
Jika santri sudah selesai menimba ilmu di pesantren dengan jangka waktu minimal lima tahun, sapi yang dititipkan ke Koperasi Pondok Pesantren Al-Fatih itu nantinya juga dikembalikan kepada yang bersangkutan.
Pemilik sapi juga akan mendapatkan jatah sapi baru dari bagi hasil ternak yang dikelola koperasi pesantren tersebut.
Kiai Ilzam yang juga seorang alumni aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Pamekasan ini lebih lanjut menjelaskan bahwa pihaknya bisa menerapkan sistem bagi hasil ternak sapi seperti itu, karena pola pengelolaan secara terpadu.
Koperasi pesantren pula bekerja sama dengan petani, sehingga kotoran sapi dari sapi yang dikelola koperasi itu juga dijadikan pupuk organik.
“Dengan pola pengelolaan ternak dan pertanian secara terintegratif seperti ini, maka hasilnya juga akan lebih baik, dan menguntungkan semua pihak,” kata Kiai Ilzam yang juga Ketua Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Kabupaten Pamekasan ini, merincikan.
Untuk kebutuhan pengembangan ternak sapi ini, Koperasi Pondok Pesantren Al-Fatih menyediakan lahan yang mampu menampung sedikitnya 200 ekor sapi.
Rektor Universitas Islam Madura (UIM) Pamekasan Asir, M.Ag menilai, pola pengembangan usaha peternakan sebagaimana dikembangkan Pondok Pesantren Al-Fatih itu merupakan cara cerdas, inovatif dan saling menguntungkan semua pihak.
Asir menilai, terobosan baru dengan pola kemitraan yang saling menguntungkan antara usaha ternak dengan pertanian, perlu juga ditiru dan dikembangkan di sejumlah pesantren lain di Pamekasan dan Madura pada umumnya, agar persoalan ekonomi pendidikan bisa teratasi.
“Apa yang dikembangkan di Pondok Pesantren Al-Fatih ini bisa menjadi rool model dalam memberdayakan ekonomi dan pendidikan masyarakat di Pamekasan secara khusus dan Madura pada umumnya,” katanya.
Inovasi Lapas di Bengkulu, Usaha Ternak Ayam & Lele untuk Asah Keterampilan WBP
Selain inovasi di Pemekasan, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIA Curup, Provinsi Bengkulu juga berinovasi dengan meluncurkan program pengembangan usaha peternakan ayam petelur dan budidaya ikan lele di wilayah itu.
Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Provinsi Bengkulu, Imam Jauhari usai meresmikan program peternakan dan perikanan yang dinamakan Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) di halaman Lapas Klas IIA Curup, Selasa (03/23/2021) mengatakan bahwa prorgam tersebut sangat positif dalam rangka mengembangkan keterampilan dan kreativitas serta meningkat perekonomian Warga Binaan Pemasyarakatan atau WBP.
“Tidak gampang melaksanakannya, karena WBP yang melaksanakannya harus memenuhi beberapa persyaratan seperti harus melalui sidang TPP, berkelakuan baik dan lainnya,” kata dia, melansir Jumat (26/3/2021) dari situs akurat.co.
Dia menuturkan bahwa dari pemantauan dirinya bersama rombongan pada usaha SAE oleh WBP Lapas Klas IIA Curup ini hasilnya pun cukup menjanjikan, di mana setiap harinya bisa menghasilkan 350 butir telur ayam dan bisa memenuhi konsumsi di dalam lapas setempat.
“Pihak Lapas bekerjasama dengan koperasi selanjutnya tidak perlu lagi membeli telur dari luar. Usaha peternakan ayam petelur ini merupakan program baru, selama ini kebutuhan telur ayam didatangkan dari luar seperti dari Palembang dan lainnya,” jelas dia…baca selengkapnya dengan klik di sini. (*)