Presiden Jokowi Berbincang dengan Petani Milenial di Kabupaten Subang

  • Bagikan
Ilustrasi: Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (kedua kanan), menghadiri panen raya padi di desa Wanasari, Bangodua, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (21/4/2021). Jokowi Apresiasi Pengembangan Benih Unggul Hasil Balai Penelitian Kementan

Mediatani – Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya meningkatkan produktivitas sektor pertanian untuk pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat.

Salah satunya ditunjukkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengapresiasi atas dihasilkannya varietas unggul dengan total produksi padi yang mencapai 9-12 ton per ha.

Benih tersebut merupakan hasil dari pengembangan benih unggul yang dilakukan oleh jajaran Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Kementan.

Dalam kunjungan kerjanya di kabupaten Subang, Jawa Barat, Jokowi mengatakan, pengembangan tersebut menjadi sebuah lompatan besar dalam mendukung terwujudnya swasembada pangan yang dilakukan oleh Kementan.

“Saya yakin karena kita sudah tiga tahun ini tidak impor beras kita bisa swasembada beras dan akan segera kita capai. Katakanlah rata-rata 7 sampai 8 ton saja itu sudah sebuah lompatan yang sangat baik bagi stok ketersediaan pangan utamanya beras kita,” kata Jokowi seperti dikutip dari siaran pers Kementan, Rabu (13/07).

Selain mengapresiasi kinerja Kementan, Jokowi juga berkesempatan melakukan bincang-bincang singkat dengan Petani Muda binaan Kementan, Rayndra Syahdan Mahmudin.

Kesempatan singkat yang tersebut dimanfaatkan oleh Rayndra untuk membicarakan konsep bertani modern yang tengah dijalankannya mulai hulu hingga hilir.

Dalam dialog tersebut, Rayndra menceritakan usaha pertanian yang ia kembangkan mulai dari peternakan hingga penggemukan kambing dan domba.

“Limbah dari peternakan kami oleh menjadi pembuatan pupuk, selain kami mengolah sendiri pakan ternak kami. Di sektor tanaman pangan kami membudidayakan  padi varietas inpari zinc,” terang Duta Petani Milenial (DPM) Kementan yang baru-baru ini dikukuhkan sebagai Young Ambassador Program YESS.

Dalam meningkatkan kapasitas usahanya, alumni Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta Magelang ini dipercaya oleh perbankan untuk mengakses kredit usaha rakyat (KUR) dengan total nilai 1,3 Milliar.

Usai berdialog dengan perwakilan dari petani, Presiden mengintruksikan kepada para Menteri, khususnya Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) untuk meningkatkan potensi generasi milenial agar dapat mengembangkan sektor pertanian dengan berwirausaha.

Pada saat yang sama, Mentan SYL mengatakan, bonus demografi yang dicirikan dengan dominannya jumlah penduduk beriusia produktif dibandingkan penduduk usia nonproduktif.

Dengan latar situasi seperti itu, generasi milenial memiliki ciri kreatif, inovatif, memiliki passion, dan produktif. Selain itu, para generasi milenial juga melibatkan teknologi dalam segala aspek kehidupan.

“Ini yang mendorong generasi milenial menjadi sangat dinamis dan ingin serba cepat dalam merealisasikan sesuatu. Di sisi lain, generasi ini juga terbuka terhadap pemikiran baru, kritis, dan berani,” ucap Mentan SYL.

Oleh karena itu, tambah SYL, generasi milenial dapat menciptakan peluang baru bisnis pertanian seiring dengan kebutuhan di masyarakat dan perkembangan teknologi yang semakin mutakhir.

“Dan Rayndra telah membuktikan bahwa sektor pertanian ini sangat menjanjikan tak terkecuali bagi generasi millennial,” tambahnya.

Pada kesempatan terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menuturkan, untuk dapat menggaet bonus demografi generasi milenial ini, Kementan mengupayakan berbagai program.

“Kami terus meningkatkan jumlah petani serta wirausaha pertanian millenial melalui berbagai program. Ada Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP), Duta Petani Milenal/Duta Petani Andalan (DPM/DPA),  Pelatihan Kewirausahaan bagi Petani, Pendidikan Vokasi, Kostratani dan Program YESS dan yang terbaru ini Young Ambassador,” tutur Dedi.

Dedi meyakini, kiprah petani milenial akan menjadi pengungkit hadirnya regenerasi petani yang adaptif terhadap perkembangan teknologi serta mampu mewujudkan target 2,5 juta pengusaha pertanian mendukung ketahanan pangan nasional.

  • Bagikan