Rajungan, Seafood Unggulan Indonesia di Pasar Ekspor

  • Bagikan
Budidaya rajungan untuk mengurangi tekanan lingkungan

Mediatani – Lautan adalah tempat yang menyimpan keanekaragaman hayati yang menakjubkan. Di antara makhluk-makhluk laut yang menarik perhatian adalah rajungan. Rajungan, atau juga dikenal sebagai kepiting salju, adalah spesies kepiting yang dikenal dengan daging putih lezatnya dan penampilan menarik. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi berbagai aspek mengenai rajungan, mulai dari habitatnya hingga manfaat kuliner yang dihasilkannya.

Rajungan

Rajungan (Chionoecetes opilio) merupakan spesies kepiting yang umum ditemukan di perairan dingin, khususnya di Samudra Pasifik Utara dan Atlantik Utara. Mereka hidup di dasar laut, sering kali di dekat perairan yang lebih dalam.

Rajungan memiliki tubuh yang lebar dan cakar yang kuat, yang membantu mereka bergerak dan melindungi diri dari pemangsa. Warna tubuh rajungan bervariasi dari cokelat kemerahan hingga biru keabu-abuan. Mereka adalah hewan omnivora, memakan berbagai jenis makanan seperti moluska, krustasea, dan detritus laut.

Yang paling mencolok dari rajungan adalah cakar-cakarnya yang kuat dan daging putihnya yang lezat. Tubuh rajungan ditutupi oleh cangkang yang keras dan bertulang luar, dengan cakar yang kokoh yang digunakan untuk mencari makanan dan melindungi diri.

Ukuran rajungan bervariasi, tetapi biasanya memiliki lebar tubuh sekitar 15 hingga 25 sentimeter. Warna cangkangnya sering kali menyerupai salju, dengan bercak-bercak cokelat dan warna lain yang menyertainya. Kepiting jantan memiliki cakar yang lebih besar dan lebih panjang daripada betina, yang digunakan dalam ritual perkelahian dan sebagai alat penarik perhatian betina.

Rajungan adalah bahan makanan yang sangat dihargai dalam industri kuliner. Dagingnya yang putih dan lezat memiliki rasa manis dan gurih. Kepiting rajungan sering diolah dalam berbagai hidangan laut, termasuk sup, bisque, sushi, dan hidangan panggang.

Dalam beberapa masakan, daging rajungan dapat diambil langsung dari cangkangnya setelah dimasak. Rajungan juga bisa diolah menjadi pasta rajungan yang populer. Daging rajungan rendah kalori, rendah lemak, dan kaya protein, sehingga menjadi pilihan makanan sehat yang populer.

Karena citarasanya yang lezat dan kualitasnya yang tinggi, rajungan sering kali menjadi hidangan spesial yang disajikan di restoran-restoran bergengsi di seluruh dunia.

Perlindungan dan Keberlanjutan

Seiring dengan permintaan yang tinggi akan rajungan di pasar, perlindungan dan keberlanjutan menjadi sangat penting. Beberapa upaya telah dilakukan untuk menjaga populasi rajungan tetap seimbang.

Para nelayan diberlakukan batasan jumlah rajungan yang boleh ditangkap dan ukuran minimum yang dapat ditangkap untuk mencegah penangkapan berlebihan dan melindungi rajungan muda.

Beberapa organisasi juga bekerja sama dengan produsen dan pemerintah untuk mempromosikan praktik penangkapan ikan yang berkelanjutan dan melindungi habitat laut agar rajungan dapat terus berkembang biak dan tersedia bagi generasi mendatang.

Produk ekspor unggulan

Pada tahun 2022, rajungan asal Lampung memang menjadi salah satu komoditas perikanan yang berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama nelayan. Sebagai komoditas perikanan laut, rajungan berhasil mencapai posisi kedua dengan nilai ekspor yang sangat tinggi.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Lampung, Liza menyampaikan bahwa tahun lalu tercatat komoditas rajungan di Lampung memiliki nilai ekspor sebesar Rp418 miliar dengan volume ekspor sebanyak 1.019 ton.

**

Rajungan adalah spesies kepiting yang menarik dan mengesankan dengan daging putih lezatnya. Dalam hidangan kuliner, rajungan menjadi favorit banyak orang karena rasa dan teksturnya yang istimewa. Namun, penting untuk menjaga keberlanjutan penangkapan rajungan untuk melindungi populasi dan memastikan bahwa keajaiban laut ini tetap hadir untuk dinikmati di masa depan.

  • Bagikan