Wujudkan Perikanan Berkelanjutan, KKP Restocking Benih Rajungan

  • Bagikan
Benih rajungan

Mediatani – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya untuk menjaga sumber daya kelautan dan perikanan dengan merancang berbagai program dan kegiatan, salah satunya dengan melakukan penebaran benih ikan hasil budidaya ke alam (restocking).

Program penebaran benih merupakan salah satu agenda rutin yang dilakukan oleh KKP untuk mewujudkan tujuan dari perikanan keberlanjutan itu, sehingga nantinya dapat meningkatnya kesejahteraan masyarakat.

Adapun beberapa komoditas lokal yang telah berhasil diproduksi oleh KKP hingga saat ini, yaitu ikan Baung, Nilem, Jelawat, Kapiat, Kuwe, Kelabau, Tawes, Papuyu, Udang Galah, dan Udang Windu.

Selain komoditas ikan dan udang lokal, salah satu komoditas yang juga benihnya rutin ditebar di perairan umum melalui Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar ialah rajungan.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto menjelaskan bahwa kegiatan restocking yang dilakukan pihaknya ini bertujuan untuk menyelamatkan komoditas endemik lokal, terutama pada spesies yang mengalami penurunan stok di wilayah ekonomi masyarakat seperti danau, waduk maupun di perairan umum lainnya.

“Ketersediaan sumber daya perikanan di alam, khususnya populasi jenis komoditas perikanan yang rutin ditebar oleh KKP sudah sulit untuk ditemukan lagi akibat penangkapan berlebih. Selain ikan endemik lokal, komoditas seperti udang windu hingga kepiting laut atau rajungan,” kata Slamet.

Slamet menambahkan pihaknya berharap dengan dilakukannya penebaran benih secara rutin oleh KKP dapat memberikan kontribusi nyata, khususnya bagi masyarakat di pesisir yang menjadikan tangkapan di alam sebagai mata pencaharian utamanya.

Untuk memastikan kelestarian rajungan tetap terjaga dan usaha mereka dapat terus berjalan, lanjut Slamet, diperlukan adanya partisipasi dari masyarakat dengan menerapkan cara penangkapan ikan yang bertanggung jawab dan terkendali serta penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan.

“Selain itu penting juga untuk menjaga kualitas lingkungan laut dan habitat hidup rajungan agar tetap lestari. Ini juga bentuk dukungan konkrit terhadap kebijakan dan komitmen Menteri Trenggono memastikan biota-biota perairan Indonesia terjaga keberadaannya dan lestari,” jelas Slamet.

Untuk subsektor budidaya, Slamet memastikan bahwa jajarannya akan tetap berupaya secara maksimal dalam menjalankan fungsi sebagai penyangga stok ikan di alam, khususnya untuk stok rajungan.

Terlebih lagi, rajungan merupakan salah satu komoditas ekspor produk perikanan Indonesia dan telah memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap devisa negara.

“Melimpahnya sumber daya perikanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi seperti rajungan akan mendukung bertumbuhnya industri perikanan dalam negeri hingga peningkatan kesejahteraan masyarakat,” pungkas Slamet.

Sementara itu, Kepala BPBAP Takalar, Supito menuturkan bahwa keberadaan rajungan di alam juga dapat berfungsi dalam menjaga ketahanan pangan masyarakat karena komoditas ini telah lama dikenal dan dikonsumsi oleh masyarakat.

“Upaya maksimal juga telah kami lakukan agar ketersediaan benih untuk keperluan restocking dapat terpenuhi untuk mengantisipasi penurunan stok populasi di alam yang berpengaruh terhadap penurunan kontribusi pendapatan daerah maupun kesempatan kerja bagi masyarakat pesisir,” lanjut Supito.

Supito juga mengungkapkan bahwa teknologi pembenihan dan budidaya rajungan yang diterapkan oleh BPBAP Takalar juga telah dikenalkan kepada masyarakat. Harapannya agar masyarakat juga dapat mengembangkan rajungan sebagai salah satu komoditas unggulan perikanan budidaya di masa mendatang.

“Potensi rajungan sebagai komoditas bernilai ekonomis tinggi harus terus dijaga kelestariannya agar keberlangsungan komoditas rajungan di masa mendatang dapat terus terjamin,” imbuhnya.

Sebagai informasi, hingga pada pertengahan bulan April 2021 kemarin, jumlah restocking benih rajungan yang berhasil dilakukan oleh BPBAP Takalar sudah sebanyak 250 ribu ekor yang ditebar di beberapa lokasi seperti di perairan Galesong dan perairan Sandrobone.

  • Bagikan