Mediatani – Pandemi Covid-19 yang melanda hampir sepanjang tahun 2020 membuat berbagai penyelenggaraan kegiatan tidak berjalan, termasuk tradisi Pasar Bandeng di Kabupaten Gresik. Namun, tahun ini kegiatan tersebut akhirnya kembali bisa digelar dengan mengedepankan protokol kesehatan (Prokes).
Meski akhirnya bisa digelar kembali, tetapi Pasar Bandeng yang digelar pada tahun ini cukup berbeda dari biasanya karena masih dalam pandemi Covid-19.
Pasar Bandeng yang digelar Pemerintah Kabupaten Gresik kali ini dilaksanakan di sepuluh titik berbeda untuk mencegah kerumunan dan mengantisipasi penyebaran Covid-19. Padahal, pasar itu biasanya digelar terpusat di sekitar alun-alun dan Gardu Suling Gresik.
Penyelenggaraan Pasar Bandeng itu dilaksanakan di sejumlah titik di antaranya, lapangan Gembos di Kecamatan Bungah, lapangan Sitarda di Kecamatan Ujungpangkah, Alun-alun Kecamatan Sidayu, lapangan Suci di Kecamatan Manyar, dan multi sarana Plaza Gresik.
Kemudian, lapangan Manunggal di Kecamatan Kedamean, lapangan Klampok di Kecamatan Benjeng, halaman Kecamatan Cerme, lapangan Kecamatan Menganti, serta lapangan Kecamatan Duduksampeyan.
Pembukaan Pasar Bandeng tersebut secara resmi dilakukan oleh Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah di Lapangan Gembos, Kecamatan Bungah, Rabu (5/5/2021) sore.
Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemkab Gresik Reza Pahlevi menuturkan bahwa gelaran pasar dan kontes bandeng tetap dilaksanakan tahun ini untuk menjaga tradisi tahunan masyarakat Gresik, namun dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
“Selain berlangsung di sepuluh titik, pelaksanaan pasar bandeng kali ini ditekankan untuk melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat,” ujar Reza di Gresik, dilansir dari Kompas.
Lebih lanjut Reza menjelaskan, pihaknya telah sepakat melaksanakan agenda ini untuk memulihkan ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19. Ada berbaga cara yang dilakukan, dengan memberikan akses kepada masyarakat lokal, mulai dari nelayan, petani, petambak, dan juga pedagang bandeng.
Selain itu, kegiatan ini juga turut melibatkan pelaku usaha kecil dan menengah yang juga turut terimbas pandemi Covid-19, diantaranya, yakni pelaku UMKM kuliner, non kuliner, kelompok kesenian, pedagang mainan, pemilik penyewaan sound system hingga tenda acara yang sempat lama tidak beroperasi.
“Pelaksanaan Pasar Bandeng ini, kami memprioritaskan bandeng asli produksi petani Gresik. Kami minta pihak panitia terutama Dinas Perikanan mengecek betul hal ini. Sebab kami bangga meskipun bandengnya tidak terlalu besar, tapi itu hasil petani Gresik asli,” ungkap Reza.
Salah satu petambak yang juga menjadi peserta pada kontes bandeng itu adalah Syaifullah Mahdi. Petambak asal Desa Pangkah Wetan, Kecamatan Ujungpangkah, Gresik itu hanya memanen ikan bandeng miliknya yang berukuran jumbo atau kawak.
Pada umumnya, bandeng jumbo memiliki berat diatas lima kilogram. Ikan bandeng jumbo yang mengikuti kontes itu dipanen diangkat dan ditimbang. Tradisi Mirik atau panen ini dilakukan gotong royong dengan cara menebar jaring dan melingkari tambak.
Agar bandeng tidak stres, mereka yang turun ke dalam tambak menarik jaring secara perlahan. Kemudian bandeng yang dipanen dipilah yang memiliki ukuran yang besar.
Bandeng jumbo yang telah terjaring kemudian diambil menggunakan sarung agar tidak lepas dan kulit sisiknya tidak rusak. Bandeng yang memiliki berat lebih dari 5 kilogram kemudian diikutsertakan dalam festival Bandeng yang digelar pada malam 27 Bulan Ramadan tersebut.
“Di tambak kami ada sekitar 20 puluh ekor bandeng kawak. Usianya hampir 10 tahun,” ungkap Syaifullah Mahdi, Jumat (7/05/2021).
Syaifullah Mahdi mengatakan siap untuk mendukung penuh Nawa Karsa Gresik Baru. Ia juga mengaku ingin mengembalikan kejayaan khususnya dulu sebagai bandeng paling besar.
“Ini mau dibuat kontes bandeng raksasa, kita mendukung penuh pemerintah kabupaten Gresik, sekaligus mengembalikan Gresik sebagai agropolitan, yang terkenal dengan hasil bandengnya, sebelum pandemi saya pernah juara, ini tadi yang ditangkap beratnya lima kilo lebih,” ungkapnya.
Kepala Dinas Perikanan, Choirul Anam menjelaskan kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka mengapresiasi upaya para petani bandeng, yang selama ini telah memelihara dan membudidayakan bandeng untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.
“Kedatangani kami semata mata hanya untuk menyaksikan jangan sampai bandeng yang diikutkan lomba atau kontes bandeng beli dari luar Gresik atau luar pulau,” pungkasnya.