Siapa Saja yang Disebut Buruh Tani? Ini Penjelasannya

  • Bagikan
Ilustrasi: Buruh tani yang sedang memenen padi

Mediatani Secara umum, seorang buruh tani adalah orang yang berhubungan dengan aktivitas pengolahan tanah untuk membudidayakan suatu jenis komoditas pertanian atau tanaman yang bernilai ekonomis.

Menurut Kementerian Pertanian, buruh pertanian adalah orang yang terlibat dalam kegiatan bercocok tanam dan dibayar dengan upah dari hasil kerjanya. Sedangkan menurut beberapa ahli, buruh tani dapat diartikan sebagai orang yang bekerja untuk pemilik tanah serta mendapatkan upah baik harian dan maupun bulanan tergantung pada persetujuan dari kedua belah pihak.

Menurut beberapa sumber, kelas pekerja pertanian tidak ada sebelum pemerintahan Belanda pada tahun (1808-1811). Herman Willem Daendels menyatakan bahwa semua warga pribumi harus tunduk kepada VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) dengan memonopoli perdagangan pertanian di Indonesia.

Informasi terbaru dari laporan Sensus Pertanian Indonesia (2021) memberikan gambaran suram pertanian Indonesia. Ini membunyikan alarm pada krisis agraria. Pasalnya, jumlah petani telah menurun lebih dari 6,75 juta dalam setahun terakhir. Data menunjukkan 41 juta+ orang telah bekerja di pertanian dalam sepuluh tahun terakhir.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, penduduk Indonesia paling banyak bekerja di sektor pertanian selama tahun 2022. Penduduk yang bekerja di sektor pertanian mencapai atau sekitar 1,86 juta orang atau naik 29,96% secara year on year (YonY).

Kategori Buruh Pertanian

Menurut beberapa ahli pertanian di Indonesia. Ada dua kategori buruh tani yang dipekerjakan dengan sistemnya yaitu.

  • Buruh Terlampir – Kategori buruh ini melekat pada penggarap berdasarkan kesepakatan tertulis atau lisan. Buruh ini bersifat tetap dan terikat.
  • Buruh lepas – Buruh kategori ini bebas bekerja di pertanian petani mana pun dan pembayaran dilakukan setiap hari.

Jenis-Jenis Tenaga Kerja Pertanian

Ada tiga jenis buruh tani yang tersedia:

1. Buruh Keluarga

Buruh ini milik petani kecil yang tidak bisa mempekerjakan buruh dan tidak kuat secara finansial. Petani kecil mempekerjakan buruh di musim puncak, tanam, penyiangan, dan panen.

Tenaga kerja ini membutuhkan kelimpahan dan operasi harus diselesaikan dalam waktu singkat. Para petani ini dapat bertani dengan membantu anggota keluarga untuk melakukan seluruh operasi pertanian.

2. Pekerja yang Dipekerjakan

Tenaga kerja yang disewa memiliki dua kelompok; kerja lepas dan kerja terikat. Buruh terikat kurang lebih dalam pekerjaan terus-menerus dan di bawah beberapa kontrak dengan majikan dalam pekerjaan.

Seorang buruh lepas bekerja dari waktu ke waktu, sesuai dengan keberadaan pekerjaan. Buruh lepas bekerja dengan upah harian untuk operasi tertentu, yang hanya berlangsung dalam waktu singkat.

Pekerja yang terikat sering dipekerjakan berdasarkan kontrak, sebagian besar kesepakatan lisan, diperpanjang untuk periode yang lebih lama, triwulanan, setengah tahunan, atau tahunan. Upah buruh terikat lebih rendah dibandingkan buruh lepas yang merupakan pekerja berdasarkan kerja borongan.

3. Buruh Terikat

Kelas buruh tani tertentu yang disebut “pekerja terikat”. Jenis buruh ini berada di bagian bawah tangga pertanian di Indonesia. Dalam sistem ini, kadang-kadang seorang laki-laki menjaminkan dirinya atau anggota keluarganya terhadap pinjaman.

Penyebab Tumbuhnya Tenaga Kerja Pertanian

Dewasa ini, kita melihat pesatnya pertumbuhan buruh tani. Berikut beberapa penyebab utama pertumbuhan buruh tani.

  • Peningkatan Populasi

Meningkatnya jumlah penduduk merupakan penyebab terbesar dari buruh tani. Jumlah orang yang tergantung meningkat, ukuran tanah tetap sama.

  • Menurunnya Industri Rumahan dan Kerajinan Desa

Adanya penurunan pesat dalam industri rumahan dan kerajinan desa. Industri modern mengambil tempat mereka, sehingga para pekerja ini tidak memiliki pekerjaan lain selain menjadi buruh tani.

  • Peningkatan Hutang

Para rentenir memberikan pinjaman uang muka untuk merampas tanah para petani kecil. Mereka melakukan berbagai kecurangan seperti membebankan bunga yang tinggi, memanipulasi rekening, penipuan berkedok pinjaman dan lain sebagainya.

Hal ini yang menyebabkan petani kecil jatuh ke dalam perangkap sehingga sulit bagi mereka untuk keluar.

  • Bagikan