Mediatani – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menghadiri Reuni dan Halal Bi Halal keluarga besar Ikatan Alumni Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin (IKA Faperta Unhas) yang dilaksanakan di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin, 24 April 2023.
Pada kesempatan tersebut, Mentan SYL mengajak keluarga besar IKA Faperta Unhas untuk terlibat dalam memajukan sektor pertanian dalam negeri, salah satunya dengan mendobrak pertanian tradisional menjadi pertanian modern.
Mentan SYL mengatakan, upaya yang dapat dilakukan untuk memodernisasi sektor pertanian yaitu dengan menerapkan konsep smart farming ataupun green house. Konsep pertanian modern ini kini mulai diterapkan oleh banyak petani milenial di berbagai daerah.
Menurut SYL, konsep tersebut wajib diterapkan di Indonesia yang saat ini terus dilanda dengan kondisi cuaca ekstrem maupun krisis global.
“Saya kira smart farming ataupun green house yang sudah menggunakan teknologi mekanisasi harus kita kembangkan bersama. Melalui cara itu pertanian kita akan masuk pada pertanian modern,” ujar SYL dalam acara Reuni dan Silaturahmi IKA Faperta Unhas di Makassar, Selasa, 24 April 2023.
Untuk mendukung penerapan konsep pertanian modern ini, tambah SYL, pemerintah menyiapkan fasilitas permodalan melalui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR). Fasilitas permodalan tersebut penting dalam meningkatkan skala usaha tani dan bisa diterima oleh siapa saja yang memiliki lahan dan petani yang memadai.
“Kita punya KUR triliunan rupiah yang bisa kalian akses. Yang penting kan lahannya jelas, petaninya jelas dan siap berkembang. Apalagi selama ini KUR pertanian memiliki bunga rendah dan berjalan dengan baik di seluruh Indonesia,” ungkapnya.
Lebih lanjut SYL menjelaskan, saat ini sektor pertanian menjadi sektor yang paling strategis karena terbukti telah menjadi bantalan ekonomi selama empat tahun terakhir Indonesia dilanda pandemi dan krisis global lainnya. Sektor ini juga terbukti mampu menyediakan lapangan pekerjaan bagi jutaan masyarakat Indonesia.
Mantan Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) selama dua periode ini juga berharap daerah yang pernah dipimpinnya ini bisa jauh lebih maju dan menjadi pintu utama bagi kebutuhan pangan secara nasional.
Menurutnya, Sulsel adalah daerah yang memiliki banyak potensi yang bisa digarap untuk kepentingan bangsa dan negara, sehingga harus menjadi pemicu bagi tumbuh kembangnya ekonomi di seluruh daerah lainnya.
“Sulawesi adalah pintu gerbang bagi Indonesia timur. Yuk kita berkontribusi bagi Indonesia,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua IKA Faperta Unhas Ilham Arief Sirajuddin menyampaikan kegiatan reuni yang dirangkaikan halal bi halal kali ini untuk melepas kerinduan sesama alumni IKA Fakultas Pertanian Unhas dan menjaga silaturahmi.
“Kita harapkan menjalin silaturahmi dan memperkuat dari apa yang sudah harapkan dan dituju di masa akan datang, silaturahmi terjalin dengan baik dan terus memberikan kontribusi ini menjadi penting kita berharap dimana dinamika pertanian saat ini, Fakultas Pertanian bisa menjadi bagian pembangunan kepada negeri ini,” ungkap Pria yang akrab disapa IAS ini.
Menurutnya, Unhas khususnya Fakultas Pertanian mampu melahirkan calon alumni yang memberikan kontribusi nyata kepada Indonesia. Salah satunya melalui sektor pertanian yang menjadi bagian pembangunan Indonesia dan IKA Fakultas Pertanian akan menjadi bagian di dalamnya.
Ketua Umum IKA Unhas, Andi Amran Sulaiman (AAS), menyampaikan bahwa sudah ada 8 negara yang saat ini mengalami krisis pangan dan Indonesia yang merupakan negara agraris jangan sampai juga mengalami hal tersebut. Oleh karena itu, seharusnya yang menjadi garda terdepan dalam mendorong pembangunan Indonesia ini adalah sektor pertanian.
“Khusus pertanian di Indonesia Timur untuk Indonesia kami berkolaborasi membangun ekosistem bisnis mengolah dari hulu ke hilir dari alumni untuk Unhas. Dengan membuat membuat pakan yang kita buat sendiri, setelah pakan dikonsumsi hasilnya akan menjadi besar,” paparnya.
Saat ini, tambah AAS, IKA Unhas membina UMKM untuk bisa menjangkau pasar dunia dengan mengakses 24 negara. UMKM tersebut menghasilkan produk pertanian di Indonesia khususnya Indonesia Timur. Hingga saat ini sudah ada tujuh orang ke Mesir untuk memasarkan produknya.
“Kita harus bermimpi bukan untuk biasa-biasanya saja tapi harus luar biasa karena kekurangan kita ada di produksi, kontinuitas, dan pakaging yang harus di benahi,” sebutnya.