Sisa Beras Impor Vietnam Tahun 2018 Masih Ada di Banyuwangi, Buwas: Jangan Buru-buru Impor

  • Bagikan
Petugas menunjukan stok beras/ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/Via Berita Satu/IST

Mediatani – Sebanyak 3.000 ton beras Vietnam yang merupakan sisa dari impor pada tahun 2018 lalu masih ngendon atau menumpuk di Banyuwangi. Ribuan ton beras itu faktanya masih tersebar di gudang-gudang Bulog di Banyuwangi.

Pimpinan Cabang Bulog Banyuwangi Jusri Pakke pun membenarkan hal itu. “Iya Pak, masih ada sekitar 3.000 ton beras yang ada di gudang Bulog. Semuanya tersebar di gudang kami. Ada yang di Ketapang juga,” ujarnya kepada detikcom, Selasa (23/3/2021) lalu, melansir Jumat (26/3/2021).

Beras Vietnam itu, lanjut Jusri, belum didistribusikan. Hal itu dikarenakan masih menunggu instruksi dari pusat. Beras itu tidak disebar di Pulau Jawa. Melainkan di beberapa daerah di luar Jawa.

“Kami menunggu instruksi dari pusat. Karena distribusi wewenang dari pemerintah pusat,” jelas dia.

Mengenai total beras Vietnam yang telah didistribusikan, Jusri menuturkan, pihaknya masih belum mengetahui secara detail, lantaran karena dirinya baru saja masuk ke Bulog Banyuwangi akhir 2020.

“Kita tidak tahu Pak. Mungkin pimpinan sebelumnya yang tahu,” tuturnya.

Pada tahun 2018, media detikcom pun sempat melakukan peliputan kedatangan beras Vietnam yang bersandar di Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi. Totalnya ada sekitar 20 ribu ton beras yang diturunkan dari kapal berbendera Vietnam itu.

Beras kemudian dikemas dalam karung 50 kilogram dengan logo Bulog. “Saat ini persediaan beras di Banyuwangi sebanyak 17.000 ton. Jumlah itu terdiri dari 13.000 ton beras lokal dan ada serapan lagi 1.000 ton dari dalam negeri. Ada juga yah 3.000 ton beras sisa impor pengadaan 2018,” jelasnya.

Terkait dengan kondisi beras Vietnam itu, Jusri justru mengatakan kondisniya masih terbilang bagus. Beras tersebut terus mendapatkan perawatan saat penyimpanan. Selanjutnya, jika dibutuhkan oleh pemerintah, sebelum didistribusikan bakal ada maintenance lagi untuk bisa layak konsumsi.

“Setiap bulan ada maintenance. Nanti juga ketika akan didistribusikan, akan kita rawat lagi. Ya nanti dengan mengelupas kulit ari beras,” pungkasnya.

Sementara itu, menanggapi isu impor beras akhir-akhir ini, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menilai, kebijakan impor beras sebanyak 1 juta ton tak sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menggaungkan cintailah produk dalam negeri.

Menurut Buwas, sapaan akrabnya, pernyataan Presiden Jokowi itu berarti para pemangku kepentingan harus mengutamakan penggunaan produk dalam negeri, termasuk dalam hal pengadaan beras.

“Pak Presiden bahkan bilang cintailah produk dalam negeri artinya utamakan produksi dalam negeri. Saya pegang pembicaraan itu. Tapi belum apa-apa kok kita malah menyatakan (mau) impor beras, apalagi ini lagi masa panen,” ujarnya dalam webinar PDIP, Kamis (25/3/2021), melansir dari laman kompas.com, Jumat (26/3/2021).

Buwas pun menyayangkan keputusan pemerintah membuka keran impor beras pada tahun ini.  Sebab dirinya meyakini bahwa produksi dalam negeri cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional.

Ia mengungkapkan, keyakinan itu berdasarkan pada data proyeksi Kementerian Pertanian (Kementan) dan Badan Pusat Statistik (BPS) terkait produksi beras nasional akan surplus pada 2021.

Adapun BPS menyebut potensi produksi beras sepanjang Januari-April 2021 akan mencapai 14,54 juta ton, naik 3,08 juta ton atau 26,84 persen dibandingkan periode sama di 2020 yang sebesar 11,46 juta ton.

Di sisi lain, Buwas mengungkapkan, per 25 Maret 2021, stok beras di Bulog mencapai 923.471 ton. Terdiri atas stok cadangan beras pemerintah (CBP) 902.353 ton dan beras komersial 21.119 ton.

Sejak masa panen raya atau awal Maret hingga saat ini, penyerapannya Bulog sudah mencapai 145.000 ton. Dirinya memastikan serapan akan terus dilakukan sebab panen raya berlangsung hingga Mei.

Dia memperkirakan, setidaknya hingga bulan April 2021, serapan beras hanya untuk CBP bisa mencapai 390.000 ton. Sehingga bila diakumulasikan dengan stok saat ini, maka total CPB pada akhir April sudah di atas 1 juta ton.

“Lalu Mei akan serap lagi. Jadi kalau tadi stok (CBP) di Bulog itu harus 1-1,5 juta itu amat sangat bisa (dari dalam negeri), tidak perlu impor,” kata dia.

Dirinya juga memastikan akan terus memaksimalkan penyerapan beras dalam negeri. Bulog bakal membeli beras di daerah-daerah yang produksinya melimpah dan akan menyuplai ke daerah-daerah yang defisit beras.

Hal ini guna memastikan seluruh daerah Indonesia terjamin kebutuhannya akan beras. “Saya ingin menjamin bahwa pangan itu aman, khususnya beras di seluruh Indonesia. Saya berkeyakinan bahwa kita ini bisa swasembada pangan dan tidak perlu buru-buru menyatakan impor,” pungkas Buwas. (*)

  • Bagikan