Tanaman Sorgum |
MediaTani – Sorgum merupakan tanaman serealia potensial yang perlu dikembangkan untuk menunjang program ketahanan pangan dan agribisnis mengingat daya adaptasinya yang luas serta kebutuhan air yang rendah. Keunggulan sorgum diantaranya: 1) daya adaptasi luas pada berbagai agroekologi (pantai hingga pegunungan), 2) kebutuhan airnya sedikit, sekitar 150-200 mm/musim (separuh kebutuhan air jagung, sepertiga kebutuhan air tebu), 3) tahan pada lahan marjinal seperti lahan masam, asin dan basa, 4) dapat tumbuh pada tanah miring, dan 5) lebih tahan hama penyakit. Hasil utama dari sorgum adalah nira dari batangnya yang selanjutnya bisa diolah menjadi bioetanol dan gula kristal. Yang unik lagi bahwa tanaman ini mampu tumbuh secara baik pada lahan-lahan marginal, dimana jenis tanaman pangan lainnya tidak bisa tumbuh secara optimal.
Beberapa kurun waktu terakhir ini sorgum telah mendapat perhatian besar dari berbagai pihak, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbang TP) dan Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal) secara kontinyu menjadi sumber informasi inovasi unggulan sorgum dan varietas-varietas sorgum Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) seperti Numbu, Kawali, Super 1, dan Super 2. Balitbangtan juga giat mengembangkan sorgum manis untuk produksi bioetanol. Varietas Super 1 dan Super 2 cukup menjanjikan untuk dikembangkan secara luas dalam memenuhi kebutuhan bioetanol dalam negeri.
Pengembangan Sorgum Di Indonesia
Pada tahun 2012 sorgum mulai dikembangkan di Sidrap, Sulawesi Selatan pada areal 3,200 ha. Pada areal ini dikembangkan sorgum varietas Numbu yang merupakan varietas Balitbangtan/Balitsereal. Uji coba penanaman sorgum juga dikembangkan di Banyuwangi seluas 22 ha yang digunakan untuk bahan baku sirup dan tepung. Pada tahun 2013 dicanangkan pengembangan sorgum di wilayah perbatasan.
Balitbangtan melalui UPT Balitsereal kemudian mengirimkan benih bantuan sebanyak 1,5 ton untuk ditanam di Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. Luas pertanaman yang diusahakan mencapai 200 ha yang diutamakan untuk pangan. Pada Agustus 2014, Pemerintah Daerah Jawa Timur, melalui Dinas Perkebunan melakukan kunjungan ke Balitsereal dan Puslitbang TP untuk menggali informasi tentang teknologi budi daya dan pengembangan sorgum setelah ketertarikannya pada potensi sorgum sebagai bahan bioetanol, dan merencanakan akan mengembangkan sorgum secara luas di Madura.
Sumber: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan