Tantangan Industri Peternakan Dinilai Besar,  JAPFA dan GROW Rilis JAPFA Feeds The Future

  • Bagikan
ILUSTRASI. Peternakan ayam/ist

Mediatani – PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk memandang tantangan yang dihadapi oleh sistem pangan dan peternakan global sangatlah besar.

Disadur Selasa (2/2/2021) dari situs berita Kontan.co.id, berdasarkan data Food and Agriculture Association, pada tahun 2019 lalu terdapat lebih dari 820 juta orang yang mengalami kekurangan gizi kronis di dunia itu berarti naik dari 811 juta pada tahun sebelumnya.

Untuk mengatasi masalah yang mendesak itu, diperlukan solusi perihal teknologi baru.

Olehnya itu, JAPFA bermitra dengan GROW, akselerator teknologi peternakan pertama di Asia Tenggara yang berfokus pada dampak.

Secara bersama-sama, keduanya pun meluncurkan proyek baru dengan tujuan mengadopsi teknologi untuk mendorong peningkatan dalam bidang pakan ternak, peternakan, pemrosesan, dan makanan berbahan dasar protein hewani.

Dalam rangka memperingati ulang tahun ke-50, hari ini, disadur dari situs yang sama, JAPFA meluncurkan JAPFA Feeds the Future yang bekerja sama dengan GROW.

Melalui inisiasi ini, JAPFA kemudian akan membantu menumbuhkan ide-ide inovatif menjadi solusi agar meningkatkan asupan gizi miliaran orang, menciptakan ekosistem di mana seluruh pemangku kepentingan untuk bekerja sama dalam mengatasi beberapa tantangan paling mendesak dalam industri peternakan di Asia.

“Kami percaya bahwa untuk maju di industri ini, inovasi ialah kuncinya. Begitulah cara kami berkembang dari satu pabrik pakan unggas di Indonesia hingga menjadi salah satu produsen protein terkemuka di Asia, dan begitulah cara kami untuk terus tumbuh, serta berperan dalam rangka meningkatkan nutrisi masyarakat,” ujar Tan Yong Nang, CEO JAPFA Group dilansir Kontan.co.id yang mengutip dalam siaran pers, Senin (1/2).

Lebih lanjut, dia bilang bahwa pihaknya sangat senang bisa bermitra dengan GROW dalam meluncurkan proyek itu.

JAPFA Feeds the Future memberikan kesempatan langka bagi perusahaan rintisan dan para profesional teknologi agribisnis dan pangan dari seluruh dunia agar dapat bermitra dengan perusahaan yang merupakan pemimpin industri yang sudah hadir di lima pasar dengan pertumbuhan tercepat di Asia: Indonesia, China, India, Vietnam, dan Myanmar.

Selain itu, cakupan operasional peternakan JAPFA yang luas – termasuk unggas, budidaya perairan, daging sapi, dan produk susu – menawarkan banyak pilihan proyek percontohan bagi tim pemenang untuk mengadaptasi dan menyempurnakan solusi mereka, serta melakukan ekspansi ke Asia.

Finalis terpilih pun akan diundang ke acara virtual, yang mana mereka akan melakukan presentasi langsung ke panelis utama JAPFA.

Pemenangnya akan diberikan kesempatan mengimplementasikan proyek percontohan dengan JAPFA untuk diadaptasi dan diuji kelayakannya.

Selanjutnya, hadiahnya akan diumumkan pada kesempatan itu, termasuk kemungkinan investasi oleh JAPFA dan rekanannya, serta peluang akselerasi dengan GROW.

JAPFA Feeds the Future pun terbuka untuk startup tahap lanjut (later-stage), tahap awal (early-stage) dengan setidaknya memiliki Minimum Viable Product (MVP) yang telah terbukti, serta tim Research and Development (R&D) dengan teknologi yang matang.

Pelamar pun harus menawarkan solusi terukur yang memenuhi satu atau lebih dari tujuh area yang menjadi fokus; teknologi pakan; kesehatan hewan dan bioteknologi; manajemen peternakan yang cerdas dan digital; peternak kecil; rantai pasokan dan logistik; otomatisasi dan data; serta pengembangan produk protein hilir.

Pelamar pun harus fokus pada penyelesaian masalah peternakan di Asia.

Sebagai perusahaan agribisnis, JAPFA bakal membantu menumbuhkan ide-ide inovatif menjadi solusi yang dapat direalisasikan dengan menyediakan akses ke peternakan, sumber daya manusia, infrastruktur bisnis, dan kompetensi untuk menjalankan proyek percontohan.

Selain itu, juga bisa memberikan kontribusi keahlian untuk mendukung tim, membantu membuktikan nilai komersial dari solusi mereka untuk meningkatkan investasi, meningkatkan visibilitas, dan membangkitkan kesadaran di antara generasi muda akan pentingnya membangun sistem pangan yang aman namun terjangkau untuk kepentingan Asia. (*)

  • Bagikan