Targetkan Ekspor Perkebunan Tembus Rp1.040 Triliun, Ini Strategi Kementan

  • Bagikan

Mediatani – Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjen Bun) Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan nilai ekspor komoditas utama, andalan dan pengembangan perkebunan pada periode 2020-2024 sebesar USD74,31 milliar atau setara dengan Rp1.040,33 triliun.

Agar target tersebut dapat terpenuhi, Ditjen Bun melakukan strategi yaitu memberikan dorongan dalam mengembangkan logistik benih, meningkatkan produksi dan produkivitas, meningkatkan nilai tambah, serta meningkatkan daya saing dan ekspor.

Melansir dari okezone.com, Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar Ditjen Perkebunan Kementan, Heru Tri Widarto mengatakan pihaknya juga melakukan beberapa upaya lain untuk memenuhi target tersebut.

“Kami juga mendorong modernisasi perkebunan, pembiayaan melalui KUR (kredit usaha rakyat), peningkatan kapasitas SDM (sumber daya manusia), optimasi jejaring stakeholder,” ucap Heru, Rabu (25/8/2021).

Heru menjelaskan bahwa dana KUR juga dapat digunakan untuk melakukan peremajaan sawit rakyat (PSR). Adapun program PSR yaitu mencakup 21 provinsi utamanya Provinsi Riau, Jambi, Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Selatan.

Oleh karena itu, jika program ini dapat dioptimalisasi, maka banyak manfaat yang dapat diambil melalui PSR. Salah satunya dengan pola tumpang sari saat melakukan PSR. Jadi bukan hanya petani yang merasakan manfaatnya, tapi juga industri dan pemerintah dalam hal ini negara.

Dengan melakukan PSR, maka produktivitas yang dihasilkan pada tanaman periode berikutnya dapat lebih tinggi dibandingkan hasil sebelumnya.

Kelebihan yang lain, industri akan mendapatkan jaminan pasokan bahan baku, dan negara pun akan mendapatkan devisa lebih tinggi lagi, mengingat kebutuhan negara luar akan produk sawit dan turunannya juga semakin tinggi.

Bukan hanya sawit, tingginya permintaan akan rempah-rempah sebagai penambah imun di saat pandemi covid-19 juga ikut mempengaruhi kinerja perkebunan.

Artinya, hal yang patut disyukuri adalah walaupun pandemi covid-19 masih berlangsung, hal ini tidak akan memberi dampak negatif pada sub sektor perkebunan.

Perkebunan di luar Jawa dan Bali, masih memberikan respon positif. Salah satu hal yang menjadi buktinya adalah  Merdeka Ekspor Pertanian Tahun 2021 yang mencapai Rp7,29 triliun.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menyebutkan bahwa produk eskpor yang dilepas pada kesempatan tersebut adalah sebesar 627,4 ton.

“Ekspor yang akan dilepas pada kesempatan ini sebesar 627,4 juta ton, nilainya Rp7,29 triliun, meliputi komoditas yang pertama perkebunan 564,6 juta ton, tanaman pangan 4,3 juta ton, hortikultura 7,2 juta ton, peternakan 4,0 juta ton, dan beberapa komoditas lainnya,” tutur Mentan SYL.

Seperti yang diketahui, pertanian merupakan salah satu sektor yang tetap menggeliat di tengah pandemi covid-19. Kondisi ini membuktikan bahwa pandemi tidak memberikan pengaruh banyak terhadap sektor yang satu ini.

Hal inilah yang membuat Presiden Joko Widodo memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat, terutama petani.

Tercatat, sektor pertanian mampu tumbuh positif sebesar 2,95% di kuartal I dan 0,38% di kuartal II-2021.

Data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ke II menurut BPS menunjukkan kontribusi tanaman perkebunan tumbuh 0,33%.

Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti peningkatan produksi komoditas kelapa sawit karena didukung musim kemarau yang tidak ekstrim, pertambahan luas tanam yang mulai menghasilkan, serta pertumbuhan konsumsi domestik.

  • Bagikan