Tasikmalaya Defisit Ikan Hingga Belasan Ton Per Hari

  • Bagikan
Pemberian pakan ikan
Pemberian pakan ikan

Mediatani – Kota Tasikmalaya mengalami defisit ikan yang mencapai 17 ton per hari. Pasalnya, kebutuhan ikan di Tasikmalaya mencapai 44 ton per hari, sementara yang mampu dipenuhi hanya sebanyak 27 ton per hari.

“Ya kita kekurangan untuk kebutuhan ikan 17 ton per hari,” ungkap Kadis Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Tasikmalaya Tedi Setiadi, dilansir dari AyoBandung, Jumat, 23 April 2021.

Menurutnya, untuk memenuhi kebutuhan ikan tersebut, pihaknya terpaksa harus mendatangkan ikan dari luar daerah, seperti dari Banjar Negara, Purwokerto, untuk jenis gurame.

“Kalau jenis ikan Mas ada juga dari Lampung dan Kedungombo Jawa Timur (Jatim) karena di Jatiluhur ada wabah ikan,” katanya.

Tedi menjelaskan bahwa untuk mengatasi pemenuhan kebutuhan konsumsi ikan yang terjadi setiap hari itu, pihaknya berupaya untuk mendorong munculnya wirausahawan baru di bidang pertanian dan perikanan.

“Alhamdulillah, kami bekerjasama dengan pihak kepolisian untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada eks nara pidana teroris (napiter) untuk budidaya perikanan, sehingga diharapkan kebutuhan ikan ke depan bisa terpenuhi oleh produksi wirausahan baru,” terangnya.

Lebih lanjut Tedi menjelaskan bahwa untuk pelatihan yang diberikan kepada belasan eks napiter tersebut dilakukan selama enam bulan, dimana selama dua bulan untuk pelatihan pembenihan dan empat bulan untuk pelatihan pembesaran.

Setelah selesai pelatihan, tambah Tedi, eks napiter ini akan diberikan permodalan yang didukung oleh pihak kepolisian. Menurutnya, upaya ini sangat potensial karena pangsa pasar perikanan di daerahnya masih cukup besar, yakni sebanyak 17 ton kebutuhan ikan yang harus dipenuhi.

Pembudidaya ikan di Tasik mempu menyuplai ikan pada saat pandemi

Pandemi Covid-19 yang melanda beberapa waktu lalu sebenarnya tidak begitu berpengaruh kepada kondisi pertanian dan pangan di Kota Tasikmalaya. Bahkan, pelaku usaha budidaya ikan masih mampu menyuplai ikan hingga ke luar daerah.

Sebelumnya, Tedi telah menjelaskan bahwa di masa pandemi yang terjadi sepanjang 2020, kondisi pangan di Tasik tergolong aman. Bahkan perikanan masih mengalami surplus sehingga bisa menyuplai ke luar daerah.

“Kondisi pangan masih aman, apalagi perikanan,” ungkapnya, usai Rapat Paripurna di Sekretariat DPRD, Senin (31/8/2020).

Pada saat itu, Pembudidaya ikan di Kota Tasikmalaya mampu memproduksi ikan hingga 2,5 ton dalam sebulan. Jumlah tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan ikan dalam kota yang setiap bulannya masih sekitar 2 ton.

“Jadi selebihnya kita suplai keluar,” katanya.

Namun demikian, pihaknya telah berupaya untuk mendongkrak produksi ikan di Kota Tasikmalaya. Hal ini karena meningkatnya permintaan dari rumah makan yang berasal dari luar daerah. Untuk mencukupi permintaan dari luar itu, perlu memproduksi ikan sebanyak 5 ton dalam sebulan.

Oleh karena itu, pihaknya mendorong para pembudidaya agar memaksimalkan produksi ikan, khususnya jenis nila. Sebab ikan jenis tersebut paling banyak diminati daerah lain.

“Bahkan dari Kabupaten Pangandaran juga ada permintaan ke Tasik, karena kualitas ikan nila di sini bagus,” tuturnya.

Akan tetapi, hal yang menjadi kendala dalam beberapa bulan terakhir. Berkaitan dengan cuaca ekstrem yang berpotensi menyulitkan proses pemeliharaan.

Sementara untuk telur ayam, Kota Tasikmalaya masih memerlukan suplai yang sebagian besar dari luar daerah. Menurutnya, masih cukup berat untuk mendongkrak produksi telur ayam di Kota Tasikmalaya.

Tedi menjelaskan bahwa sebaga solusi, pihaknya melakukan kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Blitar agar kebutuhan telur ayam di Kota Tasikmalaya tetap tercukupi.

  • Bagikan