Mediatani – Para Petani di Jawa Timur tentunya merasa bersyukur atas bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) dari Kementerian Pertanian (Kementan).
Dilansir dari Jawapos, alsintan yang diberikan kementan kepada petani ada beberapa jenis, di antaranya adalah alat yang membantu proses pengolahan sampai dengan tahap panen dan pascapanen. Program ini bertujuan untuk mendorong program pengembangan pertanian yang lebih modern.
Salah satu petani yang merasakan dampak baik dari alsintan adalah Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Surangganti Desa Gladag, Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Heru Rusiyanto.
Heru yang juga Manajer Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) mengaku bahwa adanya alsintan sangat membantu pekerjaan petani.
”Alsintan sangat bermanfaat untuk petani. Dari produktivitas mulai tanam sampai panen. Kebetulan kita juga mendapat bantuan mesin tanaman, kita dapat dua. Kemudian ditambah lagi satu jadi tiga. Hari ini kita punya empat dari hasil penyewaan jasa, kita bisa membeli sendiri satu unit mesin tanam,” tutur Heru (20/5/2021).
Salah satu dampak baik adanya alsintan yang dirasakan oleh petani yaitu meningkatnya produktivitas panen padi. Tanpa alsintan, dia mengaku mengalami kesulitan dalam bertani.
”Teknologi yang digembor-gemborkan pemerintah oleh pihak penyuluh pertanian, seperti bibitnya harus muda, tidak boleh dipotong. Istilahnya tidak boleh disiksa lah bibit. Dengan mesin tanam, bibit itu bisa diperlakukan tanpa memaksa petani supaya melakukan hal itu,” ungkap Heru.
Heru juga menjelaskan bahwa terdapat perbandingan yang cukup signifikan dari sebelum dan setelah memakai Alsintan dalam hasil panennya.
Sebelumnya hasil panen hanya dapat menghasilkan 3 ton dari tanah dengan luas 6.000 meter persegi, namun kini hasil panennya meningkat hingga dua kali lipat yaitu mencapai 6 ton.
”Sebelumnya itu dapat 30 sak atau 30 karung, atau kira-kira 3,3 ton sampai 3,6 ton, saat ini bisa dapat 5 ton sampai 6 ton. Karena kan pertumbuhan padinya kan lebih bagus dan Lebih cepat, anakannya lebih banyak dan ketika kita panen kehilangan yang jatuh-jatuh itu juga sedikit,” tutur Heru.
Bukan hanya produktivitas dan jumlah padi, kualitasnya pun juga meningkat. Salah satu mesin yang dipuji Heru adalah combine harvester.
”Ketika masuk di pabrik itu kan ada yang namanya tara, dipotong sekian persen untuk yang hampa. Dengan menggunakan mesin combain itu hampanya dan susut sedikit.” Ucap Heru
Ia membandingkan bahwa ketika menggunakan mesin perontok manual yang memakai power thresher, untuk memotong hingga power threshernya membutuhkan waktu dua hari sehingga ada penyusutan bobot karna kadar airnya berkurang.
Namun dengan mesin panen yang difasilitasi oleh kementan ini, waktu yang dibutuhkan untuk pengolahan hasil panen menjadi lebih singkat. Proses dari memotong, masuk karung dan hingga dibawa ke pabrik hanya membutuhkan waktu satu hari.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menjelaskan bahwa alsintan merupakan alat bantu yang digunakan untuk meningkatkan efektivitas kinerja petani.
Keberadaan alsintan diharapkan mampu mengefektifkan dan mengefesienkan kerja-kerja petani yang dulunya memerlukan waktu lama hingga waktu yang dibutuhkan menjadi lebih singkat.
Mentan juga berharap agar alsintan dapat membantu seluruh kegiatan pertanian dan meningkatkan produktivitas mulai dari proses tanam, panen, hingga pengelolaan hasil panen.