Terapkan Pertanian Organik, Petani Binaan BI Sultra Panen 9,6 Juta Ton

  • Bagikan
sumber foto: https://rri.co.id

mediatani – Panen Raya dilakukan oleh  petani binaan Bank Indonesia Sulawesi Tenggara (BI Sultra) di Amohalo, kelurahan Baruga, Kecamatan Baruga, Kendari pada Minggu (5/6/2022). Setelah menerapkan sistem pertanian organik, mereka memperoleh hasil produksi sebesar 9,6 ton per hektare.

Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir mengungkapkan bahwa dirinya sangat bersyukur atas meningkatnya produksi pertanian di daerah tersebut. Sebelumnya, para petani di daerah tersebut hanya mampu memproduksi panen maksimal sebesar 5 ton.

“Saya ingat betul kedatangan yang lalu ketika itu panen juga tetapi baru di angka 5 ton per hektare,  tetapi ini alhamdulillah sudah meningkat menjadi 9,6 ton dan itu tentu merupakan kenaikan yang signifikan ditambah dengan metode baru dengan total organik,” ungkapnya di sela-sela panen raya.

Ia mengatakan, guna mendukung penerapan sistem pertanian organik di Kendari, pihaknya akan menyiapkan sebanyak 100 ekor sapi pada tahun 2023 untuk membantu para petani. Bantuan tersebut diyakini dapat meningkatkan produksi para petani.

“Insya Allah nanti kami akan programkan di tahun 2023 karena pengusulan yang bisa kami lakukan lewat DPRD. Tadi sudah digambarkan tiga ekor sapi untuk satu hektare lahan, sebaliknya begitu, ada siklusnya sehingga mudah-mudahan nanti dengan stimulus yang diberikan oleh pemerintah bisa meningkatkan produktivitas petani kita,” jelas Wali Kota.

Wali Kota juga menambahkan, agar dapat mendsitribusikan beras tersebut, pihaknya akan mengajak masyarakat agar mengonsumsi beras Owoha, yaitu beras yang dihasilkan oleh petani di kawasan Amohalo. Beras tersebut diproduksi secara organik.

Pelaksana Harian Kepala Perwakilan BI Sultra, Aryo Wibowo T. Prasetyo mengungkapkan, peningkatan produktivitas para petani merupakan program nasional mereka. Program tersebut berupa program bantuan teknis dan program sosial.

Bantuan yang diberikan tersebut berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi pertanian termasuk di kota kendari dan upaya pengendalian inflasi.

Ia mengatakan, para petani di daerah tersebut akan diberikan bantuan berupa mesin ecofarming. Dengan bantuan tersebut, petani tidak perlu lagi memantau hama setiap hari.

Menurutnya, dengan penerapan sistem ecofarming, petani hanya tinggal menaruh titik rambu di dalam tanah yang nantinya para petani akan memperoleh informasi dan mengirimkannya ke dalam sistem yang ada dalam smartphone

Namun, tambahnya Aryo, para petani masih perlu untuk dilatih oleh pakar-pakar pertanian yang telah disiapkan sebelumnya oleh pihak BI Sultra.

Ia juga mengatakan bahwa pihaknya juga siap untuk membangun sebuah laboratorium MA11 dan kandang sapi di Amohalo guna mengendalikan inflasi agar pertanian yang digarap petani dapat berkelanjutan dalam menerapkan sistem pertanian organik.

Di lain sisi, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktam) Samendre, Arif Rante mengaku sangat bersyukur atas bantuan pembinaan dari pakar pengembangan sawah organik yang telah dihadirkan oleh BI Sultra sehingga dapat meningkatkan produksi pertanian mereka.

  • Bagikan