Terkait Program Padi Inpari Kementan, DPR RI Sarankan Petani diberi Subsidi

  • Bagikan
Padi Inpari IR Nutri Zinc

Mediatani – Kementerian Pertanian melakukan inovasi baru untuk mengatasi prevelansi stunting atau kekerdilan pada anak-anak akibat kurangnya konsumsi gizi, salah satunya dengan memperluas penanaman varietas unggul baru padi biofortifikasi Inpari IR Nutri Zinc seluas 50 ribu hektare.

Biofortifikasi pada Inpari IR Nutri Zinc diharapkan dapat membantu peningkatan nilai gizi sekaligus mengatasi kekurangan gizi besi pada masyarakat. Kekurangan Zn dalam tubuh selain berakibat menurunnya daya tahan tubuh, produktifitas, dan kualitas hidup manusia, kekurangan gizi Zn juga menjadi salah satu faktor kekerdilan atau stunting dan cocok dikonsumsi oleh ibu hamil dan anak-anak.

Dibanding beberapa varietas lain dalam hal kandungan Zn, Inpari IR Nutri Zinc mempunyai banyak kelebihan. Potensi kandungan Zn pada varietas ini adalah 34,51 ppm, sedangkan varietas lain seperti Ciherang hanya mengandung 24,06 ppm. Varietas ini juga tahan hama dengan umur tanaman padi 115 hari dan potensi produktivitas rata-rata 6,21 ton per hektar.

Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi IV DPR RI Endang Setyawati Thohari menginginkan adanya subsidi harga kepada petani yang menanam padi Inpari yang dikenal sebagai padi biofortifikasi yang kaya nutrisi, agar para petani tersebut tidak merugi.

“Bila perlu pemerintah memberikan subsidi harga kepada petani padi Inpari Nutri Zinc agar tidak mengalami kerugian,” kata Endang dalam pers rilisnya di Jakarta, Sabtu (7/11/2020).

Terkait kebijakan subsidi yang disarankannya, menurutnya merupakan hal penting, karena padi Inpari dinilai merupakan salah satu solusi untuk mengatasi stunting, seperti kekurangan gizi Zn (seng). Upaya pemerintah melalui Kementan itu diyakininya mampu mengatasi masalah stunting di Tanah Air.

Selain itu, Endang mendorong pula para pemangku untuk saling bersinergi dalam menyerap hasil panen padi Inpari Nutri Zinc agar petani mendapatkan harga jual yang menguntungkan.

Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi menyatakan penanggulangan kekurangan gizi Zn yang berakibat stunting antara lain dengan suplementasi, fortifikasi, dan biofortifikasi yaitu perakitan varietas yang memiliki kandungan gizi target khususnya Zn yang tinggi, sesuai dengan tingkat yang dibutuhkan.

Kementan telah menghasilkan varietas unggul baru (VUB) padi biofortifikasi Inpari IR Nutri Zinc sebagai salah satu sumber pangan dengan kandungan gizi zinc 6 persen lebih tinggi daripada varietas padi Ciherang.

“Diharapkan Inpari IR Nutri Zinc dapat berperan mengatasi kekurangan gizi Zn yang banyak terjadi di Indonesia. Inpari IR Nutri Zinc sebagai produk biofortifikasi menjadi salah satu komponen dalam program prioritas nasional untuk mengatasi stunting,” kata Suwandi.

Selama tahun 2020 ini, seluas 10 ribu hektare telah ditanami di 9 provinsi yaitu Provinsi Riau seluas 212 ha, Lampung seluas 1.600 ha, Jawa Barat seluas 2.500 ha, Jawa Tengah seluas 2.378 hektare, Kalimantan Barat seluas 960 hektare, Nusa Tenggara Barat seluas 1.300 hektare, Gorontalo seluas 400 ha, Maluku seluas 450 hektare dan Papua seluas 200 hektare.

“Pada tahun 2021, Kementan akan memperluas penanaman padi biofortifikasi ini seluas 50 ribu hektare dan meningkat terus tiap tahun hingga 200 ribu hektare pada tahun 2024,” kata dia.

Perlu diketahui, angka stunting di Indonesia (data Riset Kesehatan Dasar, Riskesdas 2019) mencapai 30,8 persen (tersebar di 100 kabupaten/kota prioritas dan 34 provinsi). Sementara target WHO, angka stunting tidak boleh lebih dari 20 persen.

  • Bagikan