Mediatani – Banyak orang yang suka dengan kelinci, selain dari penampilannya yang lucu dan imut, ada juga orang yang mengkonsumsi dagingnya. Walaupun belum banyak orang yang mengkonsumsi daging kelinci, dengan alasan tidak tega melihat tampilannya yang imut dan lucu, belum banyak orang yang mengetahui jika daging kelinci tergolong dalam jenis daging putih yang kandungan kolesterolnya rendah, sehingga aman untuk dikonsumsi secara rutin.
Sosialisasi yang kontinyu tentang manfaat mengkonsumsi daging kelinci, akan dapat meningkatkan peluang pemasaran kelinci. Di sisi lain, masih belum banyak ternak kelinci dalam skala produksi di Indonesia, sehingga usaha persaingan usahanya tidak terlalu tinggi.
Tidak seperti hewan peliharaan lain, meskipun perawatannya relatif mudah, kelinci memiliki kebutuhan khusus agar dapat hidup sehat dan menarik. Berikut ini adalah hal-hal dasar yang perlu diperhatikan dari cara ternak kelinci, baik sebagai hewan peliharaan maupun konsumsi.
1. Membuat Kandang
Pembuatan kandang untuk ternak kelinci dapat dibedakan rancangannya sesuai peruntukannya. Pada alam liar Kelinci lebih banyak aktif di malam hari, mereka juga aktif pada siang hari dan mereka tergolong hewan dengan aktifitas fisik tinggi. Sehingga jika Anda ingin membudidayakan kelinci hias, Anda perlu menyediakan lahan yang cukup luas bagi mereka untuk dapat berlari dan melompat, agar keindahan bulu dan kelincahannya tetap terjaga.
Sebaliknya, jika tujuan budidaya yang akan dilakukan adalah untuk kelinci konsumsi atau pedaging, kandang yang akan dibuat diusahakan tidak memberikan kesempatan bagi kelinci untuk banyak beraktifitas. Selain itu untuk kandang pembesaran sebaiknya dibuat seperti kandang ayam pedaging modern, sehingga kelinci yang dibesarkan dapat berkembang dengan cepat.
2. Amankan Perabotan Anda
Kelinci merupakan hewan pengerat, seperti halnya tikus dan pengerat lain, mereka akan menggerogoti benda-benda yang menarik perhatian mereka. Jika Anda memelihara kelinci di dalam kandang modern, hal ini tidak akan terlalu bermasalah. Anda cukup memperhatikan agar jarak kandang cukup jauh dari lintasan kabel listrik ataupun benda-benda dari plastik yang dapat digigit oleh kelinci. Namun bila Anda melepas kelinci peliharaan Anda di dalam rumah, Anda perlu mengamankan perabotan yang terbuat dari plastik, kayu lunak, karet empuk ataupun bahan lain, yang dapat dikerat oleh mereka.
3.Jenis Kelinci
Sesuaikan jenis kelinci yang akan diternakkan dengan peruntukan dan kondisi di lokasi peternakannya. Biasanya kelinci hias masa pertumbuhannya lebih lama dari pada kelinci pedaging, dan jenis kelinci pedaging tampilannya kurang menarik jika dibandingkan dengan kelinci hias. Selain itu beberapa jenis kelinci impor, rentan terhadap suhu dan kelembapan udara yang tinggi.
Berikut ini jenis – jenis kelinci yang sudah populer di Indonesia :
– Kelinci Lokal
Kelinci jenis ini merupakan yang paling banyak terdapat di Indonesia dengan variasi warna putih, hitam, coklat, maupun kombinasi dari warna – warna tersebut.
Kelinci lokal rata – rata dapat mencapai berat antara 3 – 4 kg dan tahan kondisi cuaca di Indonesia. Ternak Kelinci lokal pada umumnya ditujukan sebagai kelinci hias, karena corak warnanya yang menarik dan sangat bervariasi, namun demikian karena sifatnya yang tahan cuaca, ada juga yang membudidayakannya untuk dikonsumsi.
– Kelinci New Zealand
Tidak seperti namanya kelinci jenis ini berasal dari California, Amerika.
Ciri fisiknya terlihat kekar dengan bobot dewasa dapat mencapai 5 kg lebih, sehingga cocok untuk kelinci pedaging. Variasi warnanya didominasi warna merah, hitam dan putih (albino) yang banyak dibudidayakan di Indonesia.
– Kelinci Rex
Kelinci yang diperkirakan berasal dari Perancis ini, tergolong jenis yang berukuran sedang, pada saat dewasa beratnya dapat mencapai 5 kg lebih.
Bulunya lebih pendek dari pada jenis kelinci lainnya, dengan didominasi warna coklat, putih dan abu – abu kebiruan. Bentuk tubuhnya yang gempal, membuatnya banyak dijadikan kelinci pedaging. Ternak Kelinci Rex mulai populer di Indonesia pada sekitar tahun 2000, namun karena sifatnya yang tidak tahan lembab, kelinci ini jenis tidak banyak dikembangkan.
– Kelinci Satin
Kelinci Satin juga berasal dari Amerika, dan banyak digunakan sebagai kelinci pedaging.
Warna khasnya memiliki warna gelap (hitam atau coklat tua) pada ujung kaki, telinga dan mulut. Bentuk tubuhnya lebih panjang dari jenis kelinci lokal dan dengan perawatan yang baik, dapat mencapai berat rata – rata 5 kg lebih pada saat berusia 8 bulan.
– Kelinci Anggora
Seperti namanya, kelinci jenis ini banyak digunakan sebagai kelinci hias, karena tampilan khasnya dengan bulu yang panjang, seperti kucing anggora.
Walaupun dapat tumbuh mencapai berat 6 kg, karena sifatnya yang tidak tahan cuaca lembab dan panas, kelinci anggora memerlukan perawatan khusus dan jarang dijadikan kelinci pedaging. Kelinci jenis anggora juga sering dibudidayakan untuk diambil wolnya atau bulunya.
4.Makanan Kelinci
Sebagai hewan herbivora atau pemakan tanaman, Kelinci tergolong rakus. Berapa banyak sayuran yang Anda berikan pada umumnya akan mereka habiskan hari itu juga. Sesuaikan jumlah makanan yang akan diberikan dengan berat badan mereka. Biasanya kelinci memerlukan makanan sekitar 10% – 20% berat badan mereka perhari. Mereka dapat diberikan pakan mulai dari sayur-sayuran seperti kangkung, kol, buncis, daun ubi rambat, wortel, maupun pakan konsentrat seperti halnya pelet. Jika di daerah tempat tinggal Anda sayuran sulit diperoleh, kombinasikan pakan mereka antara sayur, rumput dan pelet.
Walaupun tidak banyak, kelinci juga perlu minum air dalam waktu tertentu. Pada umumnya jika pakan utama yang diberikan berupa sayur-sayuran segar, kelinci akan jarang minum. Tetapi bila dalam ternak kelinci yang Anda miliki menggunakan pakan buatan (pelet), mereka akan minum secara rutin. Untuk itu Anda perlu menyediakan wadah air yang banyak dijual di toko perlengkapan hewan peliharaan, untuk mencegah kandang mereka menjadi lembab karena terkena ceceran air.
5. Kebersihan Kandang
Untuk menjaga ternak kelinci Anda tetap sehat, dan dapat terhindar dari penyakit, seperti jamur atau kurap, Anda perlu menjaga kandangnya agar tetap kering. Selain itu, bila kandang mereka lembab dan jumlah kelinci yang dipelihara cukup banyak, biasanya akan mendatangkan bau pesing ke lingkungan sekitarnya.
Pada umumnya kelinci memiliki kecenderungan alami untuk buang air kecil di satu area. Untuk kelinci hias, buatkan kotak pasir dekat dengan tempat makan dan minum mereka, serta gantilah pasir dalam kotak secara teratur untuk menjaganya tetap kering. Jika Anda menggunakan kandang modern, biasanya kandang tersebut sudah dirancang dengan bentuk yang memudahkan Anda untuk mengalirkan air kencing kelinci yang berada di dalamnya.
6. Sex-Ratio
Kelinci sangat cepat berkembang-biak, sehingga ternak kelinci Anda dapat berkembang dengan cepat. Biasanya mereka dapat menghasilkan 2 – 10 ekor anak kelinci dalam sekali beranak. Jika Anda memelihara kelinci dengan lawan jenisnya, setelah mereka beradaptasi, kelinci jantan dominan akan segera berusaha mengawini betinanya. Usahakan rasio-nya 1 jantan untuk 5 – 9 ekor betina. Jika kurang rasio jantan dengan betina kurang dari 1 banding 5, atau Anda hanya memelihara sepasang saja, pisahkan pejantannya setelah kelinci betina melahirkan, sampai anak-anaknya mulai bisa makan sayuran. Hal ini tujuannya guna memberikan waktu bagi kelinci betina untuk pulih.
Untuk mendapatkan informasi yang lebih spesifik lagi tentang cara ternak kelinci, Anda dapat bergabung dengan komunitas pembudidaya kelinci maupun komunitas penggemar kelinci. Serta jika Anda memlihara kelinci hias, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter hewan maupun petugas penyuluhan di lokasi Anda, tentang perawatan kelinci hias, agar kesehatan dan keindahan mereka dapat terjaga dengan baik.