Tingkatkan Produksi Kopi, Dosen IPB Ajarkan Petani Penyerbukan dengan Lebah Tanpa Sengat

  • Bagikan
Penyerbukan yang dilakukan lebah Tetragonula laeviceps.

Mediatani – Untuk mengoptimalkan proses buah kopi untuk menjadi kopi siap panen, bunga kopi membutuhkan bantuan penyerbukan. Oleh karena itu, peranan serangga sebagai pemberi jasa ekosistem (Ecosystem service) sangat penting untuk bisa menghasilkan kopi dalam secangkir gelas yang biasa kita nikmati.

Umumnya, suatu pertanaman atau perkebunan kopi menggunakan introduksi lebah untuk dapat meningkatkan produksi buah dan biji dari suatu tanaman. Namun, penyerbukan yang dilakukan oleh lebah itu terjadi secara alami atau tanpa campur tangan manusia.

Salah satu jenis lebah yang biasa kita jumpai adalah lebah yang berwarna kuning dengan garis hitam pada perutnya (abdomen) dan terdapat sengat pada pangkal perutnya, lebah dengan ciri-ciri seperti itu biasa disebut Apis sp. Karena sengatnya yang bisa melukai itu, banyak petani tidak berani untuk mencoba memanfaatkan lebah tersebut.

Selain itu, kisaran harga dari koloni lebah jenis Apis sp. ini tergolong cukup mahal serta rentan dengan aktivitas manusia yang bisa menggangunya. Namun, seiring dengan berkembangnya pengetahuan, kini ditemukan jenis lebah yang tidak memiliki sengat atau biasa disebut (stingless bee) sehingga tidak membahayakan petani atau masyarakat yang memanfaatkannya.

“Kelompok lebah tanpa sengat ini sangat banyak jenisnya salah satunya adalah Tetragonula laeviceps (Hymenoptera: Apidae: Meliponini),” ungkap dosen muda dari Departemen Proteksi Tanaman,  Fakutas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Nadzirum Mubin, SP, MSi, dilansir dari Medcom, Selasa, (1/12/2020).

Kelebihan lain dari lebah ini, ia mampu beradaptasi dan tahan terhadap kondisi lingkungan atau gangguan manusia di sekitarnya, lebih mudah dikembangbiakkan, kandungan antioksidan yang tinggi pada madu yang dihasilkan, menghasilkan propolis, serta mampu menyerbuki beragam jenis bunga karena lebah stingless bee ini bersifat generalis.

Cukup mudah untuk membudidayakan jenis lebah tanpa sengat ini. Proses budidaya atau biasa dikenal dengan Meliponiculture ini menggunakan sarang dari lebah jenis T. laeviceps. Kemudian siapkan kotak atau stup kayu sengon dengan ukuran 10 x 10 x 30 sentimeter, lalu masukkan koloni lebah yang ditemukan ke dalam kotak tersebut. Pastikan di koloni lebah itu terdapat ratu lebah.

Pindahkan sebagian sel anakan (brood cell) beserta sebagian sel penyimpanan madu dan tepung sari (storage cell). Hal itu dilakukan agar koloni bisa beradaptasi dengan sarang yang baru.

“Pemanfaatan lebah tanpa sengat di pertanian atau perkebunan kopi merupakan suatu upaya untuk meningkatkan produktivitas kopi, selain itu petani juga dapat mendapatkan keuntungan lebih berupa madu dan propolis,” terang Nadzirum.

Produktivitas kopi yang meningkat itu tentu akan membuat perekonomian petani menjadi lebih stabil. Dan yang lebih menguntungkannya lagi, petani dapat mengkonsumsi madu yang dihasilkan guna meningkatkan imunitas tubuh baik untuk keluarga sendiri maupun untuk masyarakat pada umumnya.

Tubuh sangat membutuhkan imunitas untuk menjaga stamina tubuh dalam bekerja atau beraktivitas. Apalagi di masa pandemi Covid-19 ini, imunitas tubuh perlu dijaga dengan baik.

“Mari kita mengoptimalkan lebah sebagai penyerbuk. Selain hasil kopi meningkat, madu pun dapat,” imbuhnya.

Dalam pembelajaran ini, IPB berkolaborasi dengan Perhimpunan Entomologi Indonesia (PEI) memberikan pelatihan budidaya lebah tanpa sengat kepada petani kopi Cikuda Mulya, Kampung Cikuda Mulya, Desa Purwabakti, Kecamatan Pamijahan, Bogor.

Kegiatan ini merupakan salah satu dari tugas habituasi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) 2020. Adapun jenis kopi yang ditanam oleh petani kopi Cikuda Mulya, yakni jenis kopi Arabica dan Robusta.

  • Bagikan