Tips dari Pakar UGM untuk Sukses Beternak Ayam Kampung

  • Bagikan
Budidaya ayam kampung
Beternak ayam kampung secara sederhana

Mediatani – Para lulusan universitas atau perguruan tinggi saat ini, selain bisa bekerja di sektor industri juga didorong untuk berwirausaha dan berbisnis.

Ketika menjadi wirausaha, diharapkan bisa membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas. Salah satu sektor usaha yang menjanjikan karena selalu dibutuhkan masyarakat adalah sektor penyedia bahan makanan.

Termasuk usaha peternakan ayam yang selalu dicari masyarakat. Yup! Baik telur dan dagingnya, semuanya punya konsumen yang cukup luas.

Dalam hal ini, sebagai penghasil sumber bahan pangan, khususnya protein, subsektor peternakan memerlukan banyak inovasi teknologi dalam budidaya.

Inovasi dan teknologi dalam sektor ini perlu dilakukan karena komoditas penghasil daging dan telur ini sangat penting untuk memenuhi asupan protein hewani masyarakat.

Untuk mengenali sifat umum ayam, Dosen Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Heru Sasongko mengatakan, ada dasar pengetahuan tentang ayam yang menjadi bekal saat peternak mengelola atau memelihara ayam.

Misalnya mengenal sifat umum ayam. “Dalam memelihara ayam kampung, diperlukan cara pemeliharaan yang cermat, agar risiko kematian dapat dicegah,” papar Heru seperti dikutip, Kamis (22/4/2021), dari laman Kompas.com yang juga mengutip dari kagama.co, Rabu (21/4/2021).

Menurut Heru, fungsi dan kebutuhan pakan juga perlu dibedakan. Hal ini tergantung pilihan usaha ayam kampung tersebut. Misalnya, apakah usaha pembesaran (ayam potong) atau usaha produksi telur.

Hal ini juga disampaikan Heru dalam acara webinar bertema Inovasi Teknologi dalam Budidaya Ayam Lokal.

Dia juga memberikan gambaran mengenai industri ternak ayam di Indonesia dan strategi bisnisnya. Perhatikan pakan, bibit ayam dan manajemen.

Dalam acara tersebut, praktisi peternakan Bambang Krista mengungkapkan, pengalamannya dalam budidaya ayam kampung.

Bambang menjelaskan, ada strategi dalam menjawab tantangan mengembangkan usaha peternakan ayam kampung. Dirinya sendiri telah lama menggeluti bisnis ayam kampung dan menulis beberapa buku tentang budidaya dan bisnis usaha ayam kampung.

Ia menekankan perihal 3 hal yang penting dalam budidaya ayam kampung, yaitu: Pakan, Bibit, dan Manajemen.

“Program vaksinasi dengan benar adalah kunci dalam memelihara ayam kampung agar tetap sehat,” tegas Bambang.

Hanya 6 Tahap! Panduan Lengkap Beternak Ayam Kampung Cara Semi Intensif

Di sini mediatani.co mencoba memberikan panduan lengkap dengan sederhana, 6 tahap dalam beternak ayam kampung menggunakan cara semi intensif.

  1. Ternak Ayam Kampung Semi Intensif

Pada sistem ini ayam kampung tidak dibiarkan lepas secara liar. Ataupun dikurung terus-menerus 24 jam, tapi ayam tetap diberi lahan untuk mencari pakan alami dan melakukan aktivitas lainnya tapi tetap secara terbatas.

Kemudian, pakan yang dibuat juga merupakan perpaduan antara pakan buatan pabrik dan tumbuhan hijau dan cacing dan pakan buatan peternak sendiri.

  1. Persiapan Kandang

Kandang semi intensif digunakan sebidang lahan dengan sekelilingnya dipagari. Ayam diusahakan tidak meninggalkan area lahan tersebut.

Di dalamnya terdapat sebagian kandang tertutup sebagai tempat peristirahatan ayam dan berteduh. Buatkan juga kandang koloni untuk ayam berkembangbiak.

Lahan pada area ini juga bukan sembarang lahan, tapi tanahnya ditumbuhi rerumputan dan dibuat tidak padat dengan sesekali dicangkul.

Tujuannya agar cacing bisa berkembangbiak sebagai pakan alami ayam kampung.

  1. Perkembangbiakan ayam

Agar ayam kampung semakin banyak, maka perkawinan ayam harus dilakukan. Pada sistem semi intensif, peternak memiliki peran. Perkawinan ayam terjadi di kandang koloni berukuran 1×2 meter.

Masukkan 6 ekor betina dan 1 ekor pejantan. Beberapa hari kemudian perkawinan terjadi dan tiga hari setelah perkawinan ayam akan bertelur.

Telur harus segera dikeluarkan agar bisa dierami betina lainnya. Inkubator pun bisa digunakan untuk menetaskannya.

Jumlah telur yang dihasilkan tiap tahun rata-rata bisa 115 butir dari satu indukan…baca selengkapnya dengan klik di sini. (*)

  • Bagikan