Mediatani – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya mewujudkan kemandirian produksi udang dalam negeri. Salah satunya melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) mencanangkan Program Pemuliaan Induk Udang Unggul atau National Shrimp Breeding Program.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu menjelaskan, KKP menjalin kerjasama dengan Oceanic Institute of Hawaii Pacific University, salah satu lembaga riset yang berlokasi di Honolulu untuk menghasilkan induk udang vaname unggul.
Pengembangan induk udang unggul yang dilakukan keduanya, dengan tujuan agar Indonesia dapat menghasilkan induk vaname dengan kualitas unggul secara mandiri.
Sebagai ujung tombak program DJPB, Pria yang akrab disapa Tebe ini menunjuk Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan (BPIU2K) Karangasem, Bali sebagai Nucleus Center yang menyediakan induk udang vaname yang unggul dan berkualitas di Indonesia. Sedangkan, BPBAP Takalar dan BPBAP Ujung Batee ditunjuk sebagai Multiplication Broodstock Center (MBC).
Tebe berharap penunjukan BPIU2K di Karangasem ini bisa menjawab tantangan yang saat ini sedang dicanangkan KKP, yakni program terobosan pengembangan perikanan budidaya yang berorientasi ekspor. Adapun komoditas unggulan yang didorong salah satunya adalah udang.
“Serta dalam rangka pencapaian target produksi udang nasional menjadi 2 juta ton pada tahun 2024,” tambahnya.
Menurutnya, penunjukan tersebut tidak lepas dari fasilitas yang dimiliki BPIU2K Karangasem saat ini, di antaranya Nucleus Center yang merupakan tempat proses produksi benih udang vaname, kemudian Tambak Uji Performa sebagai tempat proses uji multilokasi udang vaname, serta fasilitas Multiplication Center untuk melakukan pembesaran calon induk dan induk udang vaname.
“Di Balai Karangasem, ada dua pendekatan strategi yang sudah dilakukan yaitu seleksi famili dan seleksi individu,” sambung Tebe.
Selain itu, selama ini DJPB juga telah menjalankan Program Naupli Center Vaname, dengan melibatkan PT. Bibit Unggul (Udang Global Gen). Perusahaan tersebut menyalurkan hibah sebanyak 1.400 pasang induk vaname untuk digunakan sebagai naupli center di 3 UPT, yaitu BBPBAP Jepara, BPBAP Situbondo dan BPBAP Takalar.
Hingga pada awal Maret 2022, PT. Bibit Unggul telah memberikan hibah 600 pasang induk udang vaname untuk BBPBAP Jepara. Sementara untuk BPBAP Situbondo dan BPBAP Takalar, juga mendapat masing-masing sebanyak 400 pasang induk di awal Juni 2022.
Sementara itu, Kepala Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan (BPIU2K) Karangasem, Wendy Tri Prabowo mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia mampu mengembangkan induk udang vaname unggul yang berkualitas.
Salah satu hasil induk udang vaname yang dikembangkan BPIU2K Karangasem adalah induk udang vaname Dewata TL+ dengan karakter adaptif terhadap tantangan lingkungan/kondisi lokal.
Dia sangat berharap program pemuliaan induk udang unggul terus berjalan karena dengan program tersebut, Indonesia dapat memproduksi udang nasional secara mandiri.
Di tahun 2023, BPIU2K Karangasem dengan dukungan pendekatan kolaboratif tim di bidang genomics and best practices, juga akan mendistribusikan tipe strain adaptif terhadap protein rendah.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono dalam berbagai kesempatan menyampaikan bahwa target produksi udang nasional di tahun 2024 yaitu sebanyak 2 juta ton.
“Saya mengharapkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan baik di pusat maupun di daerah untuk memajukan sektor kelautan dan perikanan sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional dan kesejahteraan bangsa,” ungkapnya.