Mediatani – Kejenuhan menghabiskan waktu di rumah selama pandemi Covid-19 dapat Anda atasi dengan melakukan berbagai aktivitas yang bermanfaat termasuk beternak. Anda bisa memanfaatkan pekarangan rumah untuk beternak ayam kampung.
Sekarang telah banyak jenis ayam yang dibudidayakan oleh masyarakat di Tanah Air, salah satu yang sangat popular diternakkan ayam Kampung Unggung Balitnak (KUB).
Budidaya ayam KUB dinilai sebagai peluang bisnis yang menjanjikan lantaran permintaan pasar terhadap daging ayam kampung asli semakin meningkat. Selain dapat dijadikan sebagai ayam pedaging juga bisa dimanfaatkan telurnya untuk dijual.
Sesuai namanya, ayam KUB atau ayam kampung unggul balitbangtan ini adalah hasil inovasi dari Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian yang pada tahun 1997-1998 melakukan penelitian breeding ayam kampung. Bibit atau induk yang digunakam berasal dari beberapa daerah di Jawa Barat.
Ayam ini bisa dijadikan sebagai penghasil daging dan telur. Biasanya, peternak menjadikan ayam KUB jantan sebagai ayam penghasil daging, sedangkan untuk KUB betina sebagai penghasil telur.
Kelebihan lain yang dimiliki seperti ayam kampung pada umumnya, dimana ayam KUB juga memiliki daya tahan tubuh yang bagus dan tidak mudah terserang penyakit.
Untuk pemula, pemeliharaan sebagai ayam kampung potong atau pedaging perlu dilakukan secara intensif. Skala usaha minimal 100 hingga 500 ekor selama masa pemeliharaan 3 sampai 4 bulan.
Berikut, hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya ayam KUB agar mendapat hasil yang maksimal.
Perkandangan
Bentuk kandang yang efektif sangat ditentukan oleh skala usaha besar atau kecil. Besar kecilnya usaha ini berdasarkan jumlah populasi ayam dalam kandang saat proses pemeliharaan.
Terdapat perbedaan antara jenis kandang ayam fase DOC (day old chicken) dan kandang pembesaran ayam KUB. Fase DOC merupakan fase yang rentan untuk anak ayam, sebab ayam belum mampu menahan dingin dan belum memiliki kekebalan tubuh yang baik.
Sebaiknya, ayam KUB dipelihara di dalam kandang DOC selama 0-4 minggu. Jika populasi 500 ekor anak ayam, disarankan menggunakan kandang koloni baik dalam bentuk panggung atau postal.
Pada kandang koloni DOC yang perlu diperhatikan adalah kandang harus dilengkapi dengan penghangat, dinding tidak tembus angin, dialasi dengan sekam atau serbuk gergaji untuk mengatasi kotoran ayam nantinya, dibutuhkan juga sekat untuk mengatur kepadatan kandang.
Sedangkan untuk populasi dibawah 500 ekor DOC, sebaiknya menggunakan kandang box. Perhatikan kepadatan ayam dengan melakukan penyesuaian dengan tingkat umur ayam. Bisa juga menggunakan kandang box untuk DOC, bisa dibuat menggunakan tripleks atau papan sebagai dinding.
Setelah melewati umur 0-4 minggu di kandang DOC, ayam KUB lalu dipindahkan ke kandang pembesaran hingga menunggu masa panen di umur 12-16 minggu.
Bagi yang menggunakan kandang koloni pada fase DOC, tidak perlu lagi dipindahkan. Cukup memperluas area saja. Pada fase pembesaran ayam telah mampu menahan dingin sehingga tidak perlu ada penghangat lagi dan dinding bisa dibiarkan terbuka untuk sirkulasi udara.
Namun, jika musim hujan atau angin kencang, kandang segera ditutup kembali sebab kandang yang lembab akan memicu penyakit. Adapun untuk kepadatan kandang pembesaran, per meter persegi dengan populasi 10 ekor ayam hingga masa panen.
Apabila menggunakan kandang koloni pada populasi 500 ekor ayam KUB dewasa, membutuhkan ukuran 5×10 meter saja. Untuk kandang box ukuran 1×2 meter hanya bisa menampung 20 ekor ayam KUB dewasa.
Pemberian Pakan
Nutrisi yang dibutuhkan ayam KUB pada umur 1-14 hari yaitu 22 persen protein dan 3.050 kkal/kg energi. Umur 15—30 hari membutuhkan 20 persen protein dan 3.100 kkal/kg energi.
Umur 31—60 hari nutrisi yang dibutuhkan 19 persen protein dan 2.900 kkal/kg energi. Sementara, umur 60 hari lebih nutrisi yang dibutuhkan 16—18 persen protein dan 3.000 kkal/kg energi.
Pakan untuk ayam KUB bisa menggunakan pakan pabrikan atau produksi sendiri. Untuk meminimalisir pengeluaran, sebaiknya menggunakan pakan yang dibuat sendiri.
Komposisi campuran pakan murah ini dibuat dari berbagai jenis bahan yang memanfaatkan potensi yang ada disekitar. Namun, yang perlu diperhatikan adalah pilih jenis pakan dengan kandungan gizi yang baik agar tetap mampu mempertahankan tingkat produktifitasnya.
Adapun jenis bahan pakan ayam yang umum digunakan oleh peternak ialah jagung, dedak padi, bungkil kelapa, bungkil inti sawit, tepung keong, tepung daun lamtoro, dedak jagung, bungkil kacang tanah, ampas tahu, tepung ikan, ikan rucah, polar, sagu, sorghum, azolla, maggot BSF.
Pengendalian Penyakit
Dalam beternak ayam KUB, penyakit adalah salah satu yang juga menjadi perhatian khusus peternak. Sehingga, dibutuhkan pencegahan dengan melakukan biosekuriti pada ternak dan lingkungan peternakan, vaksinasi dan pemberian vitamin.
Biosekuriti yang biasanya dilakukan peternak yaitu menjaga kebersihan kandang, tempat pakan dan minum, membersihkan kotoran pada kandang secara rutin.
Selain itu, juga dilakukan penyemprotan disinfektan secara berkala, mencegah masuknya hewan dari luar memasuki peternakan. Sterilisasi terus dijaga utamanya bagi yang memasuki area peternakan.
Vaksinasi
Salah satu cara untuk menghidari penyakit yaitu dengan melakukan vaksinasi. Adapun tahapan dalam pemberian atau penyuntikan vaksin pada ayam ialah pertama menggunakan vaksinasi Marek’s yang diberikan pada saat anak ayam turun dari mesin tetas, kedua memberikan vaksinasi ND/tetelo pada umur 3 hari, 3 minggu, 2-3 bulanan.
Ketiga, memberikan vaksinasi gumboro pada umur 10 hari dan 28 hari. Selanjutnya memberikan vaksinasi Egg drop sindrom (EDS) pada umur 16 minggu (sebulan sebelum bertelur). Pemberian vaksinasi AI atau flu burung jika diperlukan.
Semoga informasi di atas bisa bermanfaat untuk para pembaca dan bisa menjadi motivasi dan panduan untuk usaha peternakan ayam KUB Pedaging.