Mediatani – Para peneliti dalam beberapa tahun terakhir telah berhasil menciptakan terobosan dan penemuan untuk dapat mengembangkan ikan dan tanaman dalam satu media yang sama. Inovasi itu dinamakan teknik akuaponik.
Seperti halnya teknik hidroponik, sistem yang digunakan pada akuaponik ini juga membutuhkan media untuk dapat membuat nutrisi dan air meresap ke dalam akar tanaman yang menjadi faktor utama pertumbuhan tanaman.
Dalam satu media yang terdapat ikan dan tanaman ini, nutrisi yang terdapat pada kotoran yang dihasilkan oleh ikan akan diserap oleh tanaman secara langsung.
Sistem tersebut mirip dengan penggunaan pupuk kompos yang dihasilkan dari kotoran hewan, sehingga pada teknik akuaponik ini tidak lagi diperlukan pupuk kompos untuk menyuburkan tanaman, karena kotoran yang dihasilkan ikan akan langsung diserap dengan baik oleh tanaman.
Namun, beberapa pembudidaya yang menerapkan sistem akuaponik masih menggunakan kotoran hewan berdarah panas, seperti kotoran ayam sebagai pupuk organik untuk mempercepat pertumbuhan tanaman bahkan sebagai pakan ikan mas/nila.
Penggunaan kotoran bebek, kelinci atau ayam dalam sistem akuaponik merupakan hal yang keliru. Pasalnya kotoran tersebut dapat membawa E. Coli dan menginfeksi semua orang yang memakan hasil panen dari budidaya dengan sistem akuaponik.
Ikan merupakan hewan berdarah dingin, yang bukan menjadi tempat yang cocok untuk pertumbuhan bakteri E. Coli di dalam ususnya. Bakteri E. Coli hanya terdapat dalam usus hewan berdarah panas. Meski demikian, pada air akuaponik yang tercemar oleh kotoran hewan berdarah panas, E. Coli juga dapat menular ke ikan.
Dikutip dari howtoaquaponic, bakteri E. Coli seharusnya bukan menjadi masalah yang serius dalam sistem akuaponik, karena hanya ikan yang memakan inang berparasit yang dapat terinfeksi oleh parasit tersebut.
Hanya saja yang jadi masalah adalah ketika lingkungan akuaponik tercemar oleh kotoran dari hewan berdarah panas, karena kotoran tersebut dapat mengandung E. Coli yang nantinya diserap oleh tanaman dan ikan ke dalam kulitnya.
Jika kotoran hewan berdarah panas diserap oleh tanaman dan ikan di akuaponik, kemungkinan besar sel jaringan dari keduanya akan mengandung bakteri E. Coli yang membahayakan manusia. Oleh karena itu, sebaiknya jangan pernah memberikan atau mencampurkan kotoran hewan berdarah panas ke lingkungan akuaponik.
Namun, Anda dapat menguji keberadaan E. Coli di dalam lingkungan akuaponik secara berkala. Pengujian ini dapat dilakukan terutama saat sebelum mulai panen ikan atau sayuran.
Caranya, ekstrak sampel air yang diambil dari kolam akuaponik dan lakukan pengujian dengan menggunakan Test Kit Bakteriologi, seperti Paper Deteksi E-Coli Test Strip Ecoli Media H2S yang bisa dibeli secara online.
Pengujian bakteri ini dilakukan hanya untuk mengetahui apakah ada E. Coli atau tidak dalam lingkungan akuaponik. Jika ternyata ada, bakteri E. Coli ini tidak akan mempengaruhi kehidupan atau pertumbuhan ikan maupun tanaman dalam sistem akuaponik.
Hanya saja, E. Coli yang mencemari ikan dan sayuran akan berpengaruh pada manusia yang mengonsumsinya. Meskipun bakteri ini sebenarnya juga akan mati jika ikan atau sayuran dimasak dengan benar. Oleh karena itu, hindari mengonsumsi ikan atau sayuran mentah.
Sistem akuaponik yang telah tercemar oleh bakteri E. Coli, tidak bisa atau tidak mudah untuk dihilangkan. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah mengganti air di kolam akuaponik sebanyak 20-30% dengan air yang baru, agar ikan-ikan lebih steril dan tidak mengalami stres.
Namun, jika Anda tidak mau mengambil resiko, cara ekstrem yang bisa dilakukan adalah menghentikan seluruh operasi akuaponik, bersihkan seluruh peralatan dan kembali memulai mengisi dengan air dan ikan serta tanaman yang baru.