Mediatani – Matahari belum bangun dari peraduannya, pagi-pagi buta Rama sudah menuju ke kandang puyuh yang berjarak tiga rumah dari rumahnya. Perempuan 43 tahun ini berjalan mengunjungi kandang milik Forum Nagari Padang Besi, Lubuk Kilangan.
Sosok perempuan ini juga adalah ibu rumah tangga. Untuk menambah jajanan belanja bagi anak-anaknya, Rama pun berinisiatif ikut memelihara puyuh dari Forum Nagari.
Rupanya, dia tidak sendiri, di sana telah ada tiga orang masyarakat lainnya. Ialah Vivi, Asril dan Jasmantoni. Mereka semua tinggal di dekat situ. Tepatnya di Jalan Widuri 7 RW 3, Kelurahan Padang Basi, Kecamatan Lubuk Kilangan.
“Alhamdulillah, bisa tambah-tambah uang belanja,” kata Rama, mengutip, Selasa, 3 Agustus dari situs, Hariansinggalang.co.id.
Dengan berpartisipasi dalam merawat burung puyuh itu, dirinya bisa mendapatkan penghasilan tambahan. Usai mengumpulkan telur satu persatu, ia kemudian menjual telur tersebut, untungnya nanti bakal diserahkan pada dirinya melalui pengurus.
“Kadang kalau bawa 30 kotak, bisa dapat tambahan hingga Rp50 ribu lebih perhari. Karena satu kotak telur dihargai Rp6 ribu sampai Rp7 ribu. Sementara dirinya menyetorkan pada kelompok Rp5 ribu/kotaknya,” ujar dia.
Satu kotak telur puyuh berisikan sekira 18 butir. Sedangkan setiap paginya, puyuh-puyuh itu menghasilkan sekitar 1.200 butir telur. Wow!
Sejak, ada program Rumah Dagang Forum Nagari Padang Besi, Rama kini sudah punya kegiatan baru. Diketahui juga kandang puyuh seukuran 4 x 10 meter itu berisikan 1.500 ekor puyuh.
Puyuh-puyuh itu pula harus mendapatkan perawatan pada pagi hari. Kemudian pada siang atau petang. Pengumpulan telur hanya dilakukan pada pagi hari saja.
“Sejak ikut disini, cukup terbantu untuk menambah biaya di rumah,” katanya, tersenyum tipis.
Meski tak banyak, tambahan itu, dikatakannya sangat membantu keuangan keluarganya. Apalagi pekerjaan tersebut pun tidak menyita waktunya selama satu hari.
Hal senada pun dialami Dasril. Ia belakangan ini juga aktif mengurus puyuh Forum Nagari. Apalagi bekerja mengurus puyuh itu, Dasril bilang, tidak terikat. Dia hanya mengurus pada pagi dan sore hari saja.
“Dengan ini saya bisa melakukan pekerjaan lain untuk menambah penghasilan. Sementara dari membantu memelihara puyuh saya juga mendapatkan tambahan belanja,” ujar Dasril.
Sehari-hari Dasril berprofesi sebagai buruh serabutan. Jika ada pekerjaan, dirinya bekerja, tapi jika kosong maka dia putuskan akan merawat puyuh tersebut.
Usaha burung puyuh yang dikelola oleh Forum Nagari Padang Basi tercatat telah berjalan 1,5 tahun terkahir. Saat ini untuk memelihara peternakan itu melibatkan sekitar 5 orang warga. Selain juga pengurus Forum.
Forum Nagari Padang Besi sendiri merupakan lembaga pemberdayaan masyarakat yang lahir dari Corporate Social Responsibility (CSR) dengan program Basinergi Mambangun Nagari (BMN) PT Semen Padang.
Usaha burung puyuh Forum Nagari Padang Basi berdiri pada 2019 lalu. Awalnya, hanya diisi dengan 1.000 ekor puyuh. Namun setelah setahun kemudian, bertambah jadi 500 ekor.
Kini total puyuh yang dikelola forum tersebut mencapai 1.500 ekor. Ke depan, rencana juga akan ditambah lagi.
Targetnya tidak hanya memelihara sendiri tetapi pula diharapkan menginspirasi masyarakat lainnya untuk ikut mengelola puyuh petelur.
Forum ini memilih usaha puyuh petelur mengingat potensi pasar telur puyuh cukup menggembirakan. Setidaknya dari 1.200 butir telur puyuh yang dihasilkan sehari, selalu terserap oleh pasar.
Ketua Forum Nagari Padang Basi, Armaigus Nazar bersama Darny juga berencana untuk mengembangkan usaha itu lebih besar lagi.
“Kita punya banyak program lainnya, ke depan akan kita kembangkan dengan program lainnya, seperti kolam lele, karena saling mendukung dengan usaha puyuh,” pungkasnya. (*)