Pasar Buah |
MediaTani – Sejak minggu lalu pasar buah didominasi masyarakat tionghoa. Buah-buahan khas perayaan imlek menjadi buah paling diburu. Buah-buahan tersebut antara lain buah naga, jeruk, apel dan pir. Buah-buahan tersebut menjadi sajian wajib setiap perayaan tahun baru Cina atau imlek, menjadi bagian tradisi bagian masyarakat Tionghoa yang merayakannnya. Rupanya buah tersebut harus ada pada setiap rumah atau vihara dalam perayaan imlek.
Di Palembang misalnya, Harun (48) salah seorang penjual buah menuturkan bahwa berdasarkan tradisi masyarakat Tionghoa jenis buah tersebut memiliki arti yang luas. Namun arti secara ringkasnya, keempat jenis buah ini memiliki makna yang sangat berarti sejak jaman para leluhur. Seperti buah jeruk yang artinya yakni rejeki. Buah apel maknanya keselamatan dan buah pir yang artinya abadi. Buah naga berarti ketentraman.
“Jadi jenis buah ini pasti ada sebagai sajian imlek. Karena sejak dari dulu, para leluhur masyarakat Tionghoa selalu mensajikan jenis buah ini. Selain mudah didapat dan ketiga jenis buah ini memiliki maknanya tentu dapat dipercayai,” ujar harun.
Begitu juga dengan di kota Makassar, Ramli (27) salah seorang kasir supermarket menjelaskan bahwa pengunjung yang membeli buah lebih banyak memilih buah jeruk, apel, dan buah naga.
“Memang yang banyak beli buah akhir-akhir ini adalah keturunan cina, buah yang dia beli macam-macam. Ada yang beli buah naga, apel, jeruk, sama pir. Tapi yang paling banyak itu jeruk manis yang kecil.” Tutur Ramli
Ramli menjelaskan bahwa menjelang imlek ini ada peningkatan jumlah pembeli buah-buahan.
Berbeda dengan dua kota sebelumnya, di Jakarta buah yang juga menjadi incaran pembeli menjelang imlek tahun ini adalah buah pisang, buah delima.
“Buah yang banyak dibeli itu buah naga sama jeruk pongnam. Ada juga yang nanyain pisang, delima ma apel. Yang beli juga makin banyak, mungkin ada peningkatan hampir dua kali lipat dibanding normal. Padahal di daerah sini sedikit yang merayakan, kalau yang di daerah Kota yang banyak etnis Tionghoa-nya mungkin lebih banyak lagi,” ujar H. Nasir (51) salah satu pedagang buah di Pasar Buncit, Jakarta Selatan.