Budidaya Ikan Air Tawar Bergeliat di Pasaman, Nilai Produksi Capai Rp 1 Triliun

  • Bagikan
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono saat melakukan kunjung ke Kabupaten Pasaman

Mediatani – Budidaya ikan air tawar di Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat, masih memiliki potensi yang sangat besar. Hal tersebut diungkapkan oleh Plt. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Tb Haeru Rahayu beberapa waktu lalu.

Maka dari itu, Haeru mengatakan daerah tersebut diharapkan nantinya bisa menjadi salah satu daerah yang menjadi percontohan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal di Sumatera Barat.

Hal ini juga sejalan dengan target utama Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono yang mendorong produktivitas perikanan budidaya berkelanjutan melalui kampung-kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal.

Haeru menjelaskan bahwa produksi perikanan budidaya harus terus dikembangkan guna memenuhi kebutuhan pangan dan menggerakkan ekonomi nasional. Karena itu, penting untuk melakukan pengembangan program-program yang sesuai potensi daerah.

“Salah satunya, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat ini pada tahun 2020, volume produksi mampu mencapai sekitar 54,5 ribu ton dengan nilai sekitar Rp1 triliun,” sebut Tb Haeru Rahayu, dilansir dalam laman resmi KKP.

Tebe mengungkapkan, Menteri Trenggono yang beberapa waktu lalu melakukan kunjungan ke daerah tersebut sangat tertarik dengan geliat budidaya ikan air tawar yang ada di Nagari Lansek Kadok, Kecamatan Rao Selatan, Pasaman, Sumatera Barat.

Di daerah tersebut terdapat kolam raksasa Kelompok Saiyo Saolo yang berjumlah 18 kolam. Ikan yang dibudidayakan adalah ikan mas, dengan produktivitas mencapai 10 ton per kolam per siklus dengan nilai Rp4,7 miliar. Jika dalam setahun bisa 3 kali panen, maka omzet yang diperoleh sekitar Rp15 miliar.

Menurutnya, potensi tersebut bisa menjadi lebih besar jika terus dikembangkan. Untuk itu, diharapkan semua pihak berupaya keras untuk terus mengembangkan potensi yang ada disana.

‘Nantinya melalui kampung-kampung perikanan budidaya yang ada di Kabupaten Pasaman ini, diharapkan juga akan memberikan dampak positif terhadap pendapatan masyarakat,” tambahnya.

Pakan ikan mandiri

Disamping itu, selain dari hasil produksi, peningkatan margin atau keuntungan di level pembudidaya tersebut juga dilakukan dengan Gerakan Pakan Ikan Mandiri (Gerpari). Karena itu, KKP terus mendorong masyarakat untuk menggunakan dan memproduksi pakan ikan mandiri disana.

”Jika produksi bisa naik, cost produksi kita turunkan, tentu margin buat pembudidaya bisa lebih besar. Itu yang sama-sama kita inginkan,” ujarnya.

Pasalnya, seperti diketahui, pakan merupakan salah satu komponen terpenting dalam suatu kegiatan usaha budidaya ikan. Oleh karena itu, KKP selalu menjadikan produksi pakan ikan sebagai salah satu program prioritas untuk mendukung peningkatan produksi serta keberlanjutan usaha budidaya di masyarakat.

“Pengembangan pakan ikan mandiri menjadi salah satu solusi dari Pemerintah dalam menjawab permasalahan tingginya biaya produksi khususnya biaya untuk memenuhi kebutuhan pakan ikan,” ujarnya.

Apalagi, Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan baku lokal dan dapat dimanfaatkan untuk pembuatan pakan ikan. Salah satu bahan baku lokal yang bisa dimanfaatkan adalah tanaman Leguminosa atau dikenal dengan Indigofera.

Menurut beberapa referens, Indigofera memiliki kandungan protein nabati sekitar 28,59%, serta beberapa kandungan nutrien lainnya yang berperan dalam pertumbuhan ikan.

“Kita harapkan bahwa program ini akan bermunculan atau ke depannya tercipta pakan-pakan mandiri yang didalam pembuatannya menggunakan bahan baku lokal,” katanya.

Terlebih lagi, karena di tengah pandemi Covid-19, KKP mengajak seluruh pelaku budidaya agar mampu menjalankan budidaya ikan secara mandiri, agar produktivitas perikanan nasional, khususnya perikanan budidaya terus mengalami peningkat.

Dengan mandirinya para pembudidaya, maka produksi budidaya tidak akan pernah terganggu meski pada kondisi apapun. Selain pakan, program prioritas nasional KKP yang juga terus digalakkan adalah program bantuan calon induk agar kualitas benih yang beredar di masyarakat lebih terjamin.

“Cost tertinggi di usaha budidaya ikan pada pakan, lalu benih, jika pembudidaya mampu mandiri memproduksi itu semua, pembudidaya bisa untung lebih besar. Ini juga sesuai dengan harapan kami agar kesejahteraan para pembudidaya ikan ikut terus naik,” tegasnya.

Sementara itu, Bupati Pasaman, Benny Utama, berterima kasih kepada KKP yang sudah menyalurkan bantuan untuk mengembangkan daerahnya.

“Saya mewakili pembudidaya dan masyarakat Pasaman mengucapkan banyak terimakasih atas kepedulian pemerintah pusat dalam hal ini KKP pada daerah kami,” ucapnya.

  • Bagikan