Collin Junus, Pelajar Indonesia Garap Inovasi Global Sektor Pertanian

  • Bagikan
Collin Marvel Junus
Collin Marvel Junus saat menjadi peserta International Blockchain Olympiad (IBCOL) 2021

Mediatani – Jumlah penduduk bumi hingga saat ini mencapai angka 7,9 miliar jiwa dan menurut perkiraan Bank Dunia akan terus mengalami pertambahan hingga mencapai angka 9,7 miliar jiwa pada tahun 2050 dan 11,2 miliar pada tahun 2100. Peningkatan jumlah penduduk tersebut tentu saja akan berdampak terhadap kebutuhan akan pengan.

Maka dari itu, industri pertanian mesti mempertimbangkan pemanfaatan teknologi cryptocurrency dan blockchain demi mengejar pemenuhan kebutuhan pangan dunia dengan corak sistem produksi yang bersifat inovatif. Persoalan produksi pertanian seperti yang dijelaskan diatas merupakan saah satu contoh persoalan yang mampu diatasi dengan memanfaatkan teknologi blockchain.

International Blockchain Olympiad (IBCOL) yang didirikan pada tahun 2017, merupakan sebuah ajang kompetisi global tahunan yang mengundang siswa di seluruh dunia agar menggali usulan solusi nyata bagi persoalan dunia dengan memanfaatkan teknologi blockchain.

Collin Junus merupakan seorang siswa asal Indonesia pertama yang berhasil mencapai babak final dunia sebagai perwakilan Indonesia pada kompetisi International Blockchain Olympiad  yang terakhir kali diaakan pada Oktober 2021.

Pada ajang kompetisi yang diikuti oleh 1000 lebih siswa dari 60-an negara, pelajar asal Jakarta Intercultural School yang berusia 17 tahun ini mengangkat penelitian tentang peran teknologi blockchain dalam membantu meningkatkan proses operasi dan profitabilitas pertanian di negara berkembang seperti Indonesia.

Bekerja sama dengan Dr. Ir. Richard Mengko dari ITB (Institut Teknologi Bandung) yang merupakan seorang dosen sekligus pakar di bidang teknologi dan computer science, Collin melakukan penelitian tentang bagaimana Indonesia mampu untuk menerapkan sistem blockchain kepada petani.

Hal mana, pada manajemen rantai pasok beras yang dikaitkan dengan integrasi Artificial Intelligence (AI) dan teknologi blockchain untuk efisiensi, produktivitas, dan profitabilitas. Collin percaya bahwa dengan memanfaatkan teknologi blockchain, dapat membantu sistem pertanian dengan tiga cara utama berikut:

1. Meningkatkan Efisiensi dan Pelacakan Rantai Pasokan

Dengan memanfaatkan teknologi blockchain akan memungkinkan penelusuran dan pelacakan informasi dalam rantai pasokan makanan, sehingga mampu untuk meningkatkan keandalan dan ketersediaan pangan.

Hal tersebut juga memungkinkan cara aman untuk menyimpan serta mengelola data yang memfasilitasi pengembangan dan penggunaan inovasi berbasis data untuk sistem pertanian pintar serta asuransi pertanian yang berbasis indeks pintar.

Selain itu, pemanfaatan teknologi blockchain akan membantu manajemen inventaris pertanian yang lebih transparan. Pemanfaatan teknologi blockchain juga dapat mengingkatkan produktivitas pertanian.

Dengan teknologi blockchain dan sistem buku besar dimana pengelolaan semuanya bersifat transparan, biaya dari siklus tahunan pertanian akan dapat ditekan dan juga meningkatkan efisiensi hasil secara keseluruhan.

2. Pinjaman Mikro untuk Petani Kecil Hingga Menengah

Manfaat luar biasa lainnya dari teknologi blockchain di bidang pertanian yaitu sebagai alternatif bagi petani agar memperoleh pinjaman mikro. Rata-rata di level petani kecil hingga menegah memerlukan pinjaman sesekali agar dapat mempertahankan dan menjalankan bisnis mereka.

Teknologi blockchain dapat membantu para petani untuk memperoleh pinjaman mikro di jaringan pemberi pinjaman di seluruh dunia. Dengan teknologi blockchain, petani hanya menanggung beban biaya bunga yang kecil, sehingga dengan itu membantu mereka untuk menjalankan bisnis pertanian secara berkelanjutan.

3. Big Data

Big Data akan memberikan informasi yang dapat membentu dalam meningkatkan produktivitas produksi bagi para petani. Seperti data tentang siklus air, pola curah hujan dan kebutuhan pupuk yang dapat memungkinkan petani untuk mebuat suatu keputusan cerdas, seperti jenis tanaman apa yang akan ditanam dan kapan waktu penanaman yang tepat.

Hal tersebut tentu sajan akan dapat meningkatkan volume hasil pertanian dan keuntungan finansial para petani. Dengan sifat kontrak pintar dalam teknologi blockchain, akan memberikan keandalan dan keamanan database. Selain itu, karena sifat teknologi blockchain yeng terdesentralisasi dan terbuka, data akan lebih mudah untuk diakses oleh semua orang di dalam sistem.

Saat ini Collin tengah memipin klub JIS Metaverse yang ada di sekolah. Komunitas dengan berbasis teknologi blockchain dengan lebih dari 130 siswa sekolah menengah, bertujuan untuk membangun, belajar dan berinvestasi.

Pada masa depan, Collin berkeinginan agar dapat terus mengembangkan penelitian serta inovasi tentang bagaimana negara-negara dapat mengoptimalkan penggunaan teknologi blockchain untuk mendapatkan keuntungan dalam bidang industri pertanian.

  • Bagikan