Mediatani – Selama pandemi Covid-19, memelihara ikan hias kian populer digandrungi oleh banyak masyarakat baik di Indonesia bahkan di berbagai negara lainnya. Hal tersebut membuat bisnis komoditas ikan hias mengalami peningkatan, seperti yang terjadi di Bandung, Jawa Barat.
Kepala Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Bandung, Dedi Arief memaparkan bahwa dari tahun ke tahun, komoditas ikan hias terus menunjukkan grafik yang menggembirakan.
“Pandemi malah naik 7,69% dari sisi volume yang kita ekspor,” terang Dedi di Bandung, Senin (25/1/2021).
BKIPM Bandung mencatatkan ekspor ikan hias selama 2018 yaitu sebanyak 20.431.156 ekor dengan nilai Rp73,3 miliar. Kemudian di tahun 2019 mengalami peningkatan sebanyak 21.672.096 ekor dengan nilai Rp79,9 miliar. Hingga pada tahun 2020, mengalami lonjakan eskpor yang mencapai 23.317.318 ekor dengan nilai Rp93,3 miliar.
Melihat lonjakan ekspor yang mencapai 16,68% itu, menurutnya hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan permintaan komoditas ikan hias.
Beberapa komoditas ikan hias yang banyak diminati oleh pasar ekspor di antaranya tetra, rasbora dan udang hias. Adapun 3 besar negara asal dari para kolektor peminat ikan-ikan hias ini ialah Jepang, Amerika Serikat dan Singapura.
“Yang lebih membanggakan lagi, UPT BKIPM Bandung menduduki peringkat 2 ekspor ikan hias nasional,” kata Dedi.
Kegiatan ekspor ikan hias dari Bandung itu pun menunjukkan dampak makro dari hulu ke hiliir. Menurutnya, para eksportir ikan hias mempekerjakan pegawai sekira 60 orang dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp4 juta perorang tiap bulannya.
Belum lagi para eksportir itu juga bermitra dengan para pembudidaya dan membuat angka pelibatan dari komoditas ikan hias ini menjadi semakin luas
Berdasarkan pendataan BKIPM Bandung, tercatat 100 pembudidaya yang bekerjasama dengan eksportir melalui skema kemitraan, di mana masing-masing pelaku budidaya mempekerjakan sekitar 3-4 orang.
Dari data tersebut, lanjut Dedi, dapat dikatakan bahwa setiap satu eksportir memberikan kontribusi pendapatan masyarakat kepada sekitar 460 orang perbulan.
Maka dari itu, Dedi berkomitmen untuk memastikan jajarannya memberikan pelayanan terbaik kepada eksportir guna meningkatkan ekspor dari Bandung. Bahkan, dia menegaskan tak segan untuk jemput bola agar para pelaku usaha lainnya tertarik untuk menjadi eksportir.
“Peluang ada, jadi kita akan terus jemput bola. Pandemi bukan halangan bagi kita untuk memberikan pelayanan terbaik, apalagi ada perputaran ekonomi di situ,” tandasnya.
Bantuan KKP
Sebelumnya, Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Soebjakto menerangkan bahwa komoditas ikan hias saat ini menjadi salah satu andalan Indonesia dalam menopang perekonomian masyarakat
Ia berpendapat, pandemi telah menekan berbagai sektor usaha, namun juga telah membuka berbagai peluang usaha baru bagi banyak orang. Maka dari itu, KKP terus mendorong sektor usaha produktif seperti budidaya ikan hias karena telah terbukti dapat meningkatkan kesejahteraan pembudidaya di berbagai daerah.
“Bisnis budi daya ikan hias termasuk salah satu peluang usaha baru yang banyak dilirik oleh masyarakat karena menjanjikan keuntungan yang besar apabila ditekuni,” jelas Slamet.
Slamet mengatakan saat ini pemasaran produk perikanan seperti ikan hias dapat lebih mudah dilakukan berkat kemajuan internet dan teknologi digital seperti akses belanja daring.
Menurutnya, ikan hias layak untuk dijadikan komoditas unggulan dalam budidaya karena memiliki berbagai keunggulan diantaranya tidak memerlukan lahan luas, nilai jual yang lebih tinggi serta perputaran uang yang lebih cepat sehingga modal pelaku usaha juga cepat kembali.
Guna mendukung peningkatan industri ikan hias nasional, Slamet menjelaskan bahwa pihaknya terus melakukan program diseminasi melalui webinar dan pelatihan dan melakukan koordinasi dengan asosiasi serta pelaku usaha ikan hias untuk dapat mensinkronkan program dengan pemerintah.
Selama tahun 2020, KKP telah menyalurkan bantuan sarana dan prasarana budi daya ikan hias sebanyak 50 paket berupa benih, pakan, wadah budi daya, obat-obatan, sarana budi daya seperti instalasi air dan listrik, serta peralatan pendukung lainnya kepada pembudidaya. Untuk 2021, KKP menargetkan untuk menyalurkan paket bantuan budidaya ikan hias sebanyak 150 paket.