Mediatani – Pengembangan usaha peternakan di Provinsi Sumatera Barat bertujuan untuk meningkatkan populasi dan produksi ternak sehinnga mampu menyediakan protein hewani asal ternak seperti daging, telur, susu, untuk dikonsumsi sebagai kebutuhan daerah sendiri maupun provinsi tetangga. Salah satu variabel penting yakni ternak sapi.
Ternak sapi merupakan salah satu komoditas ternak sangat diminati oleh provinsi terdekat. Hal ini menandakan bahwa ternak sapi Sumbar memiliki kualitas dan daya saing yang cukup kuat.
Di samping itu, perihal produktivitas peternakannya yang kini masih perlu terus digenjot, sehingga bisa menjadikan Sumbar sebagai lumbung ternak sapi.
Dalam mewujudkan hal itu, Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy menghadiri acara silaturahmi dengan para peternak se-Sumbar di UPTD Balai Pengembangan Teknologi dan Sumber Daya (BPTSD) Tuah Sakato Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumbar, Payakumbuh, Sabtu (13/3/2021), dikutip mediatani.co, Senin (15/3/2021) dari situs harianhaluan.com.
Dalam silaturahmi itu, adalah salah satu agenda Wagub Sumbar untuk menghimpun masukan dari para peternak dan menggali kondisi di lapangan yang dihadapi peternak.
“Sehingga nanti menjadi bahan masukan bagi kita Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar, ke depan program seperti apa yang menguntungkan para peternak kita dalam rangka menggenjot produksi ternak, sekaligus evaluasi terhadap program-program peternakan yang sudah berjalan,” ujar Audy Joinaldy.
Wagub Sumbar menegaskan agar para peternak di Sumbar perlu dibantu, karena merekalah yang menggerakkan ekonomi, sementara itu para regulator hanya memiliki 20 persen pengaruhnya terhadap itu.
“Seharusnya kita memiliki program unggulan di peternakan, seperti Sumbar Mandiri dengan beberapa komoditas ternak yang memiliki pengertian luas, misalnya bagaimana berternak dengan baik,” ungkap Audy.
Untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia, Pemprov Sumbar bisa mengikuti program Sumbar Mandiri tersebut di balai-balai pendidikan dan pelatihan ternak yang ada di kabupaten dan kota se-Sumbar. Dengan pengembangan sentra-sentra ternak dan menciptakan sistem peternakan yang terintegrasi dari hulu ke hilir.
“Upaya ini bisa menghasilkan produksi sapi, sapi perah, bebek, ayam broiler, ayam kampung, dan lain sebagainya,” jelasnya.
Sementara untuk ayam petelur dan broiler, Audy menilai sudah mandiri secara umum di Sumbar. Potensi sapi perah bisa menjadi sentral di Pulau Sumatera, karena kabupaten dan kota di Sumbar punya beberapa daerah dingin.
“Kondisi Sumbar sendiri punya peluang breeding sawit dan sapi, punya banyak peternakan hewan khas juga,” tutur Audy.
Selanjutnya dalam silaturahmi itu, Audy Joinaldy ingin para peternak bisa menyampaikan permasalahan dan usulan dengan harapan nanti akan ditampung, kemudian akan menjadi bahan untuk ditindaklanjuti.
“Semua itu, demi kelompok ternak ini bisa lebih berkembang, aktif di samping itu bisa mengembangkan hasil produksi ternaknya. Pasalnya, potensi peternakan disini prospeknya sangat luar biasa untuk lebih maju lagi ke depannya,” terangnya, meyakinkan.
Stok Daging Sapi Sumbar Aman untuk Puasa
Sementara itu, Dinas Peternakan Sumbar mengungkapkan bahwa ketersediaan atau stok dan kebutuhan daging di provinsi itu terhitung dari awal Januari sampai bulan Mei tahun lalu terus mengalami peningkatan. Hal itu disebabkan karena terjadinya peningkatan minat beli masyarakat jelang bulan suci Ramadan.
Kabid Produksi dan Tekhnologi Dinas Peternakan Sumbar, Darmayanti mengatakan bahwa menjelang bulan suci Ramadan, biasanya terjadi peningkatan minat beli masyarakat untuk pangan hewani seperti daging ayam, kerbau dan sapi. Di Sumbar, ketersediaan dan kebutuhan daging sapi tidak hanya berasal dari daerah sendiri.
“Akan tetapi juga didatangkan dari luar daerah seperti Lampung. Selanjutnya didistribusikan ke pasar-pasar daerah seperti Sijunjung, Solok dan Payakumbuh,” kata Darmayanti, Sabtu (13/3/2021) dikutip mediatani.co, Senin (15/3/2021) dari situs harianhaluan.com.
Darmayanti menuturkan bahwa pada bulan April mendatang, diprediksi kebutuhan hewan potong sebesar 1.362 ton. Sedangkan stok yang disediakan sebesar 1.808 ton. Sementara, pada bulan Mei kebutuhan hewan potong diperkirakan 2.845 ton, stok yang disediakan mencapai 3.776 ton.
Untuk menjaga kualitas hewan potong, kata Darmayanti, sebelum dilakukan penyembelihan terlebih dahulu akan diambil sampel darah hewan tersebut dan dilakukan pemeriksaan indikasi cacing hati.
“Ketersediaan daging dan hewan potong kami rasa cukup untuk bulan Ramadan ini,” ujar Darmayanti.
Darmayanti menambahkan, meski terjadi peningkatan pengadaan hewan potong yang masuk dari luar daerah, namun untuk tahun ini masih terbilang menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hal itu disebabkan seluruh sektor terdampak pandemi Covid-19.
Sebelumnya, Kepala UPT RPH Modern Dinas Peternakan Sumbar, Zed Abbas meyebutkan, ada 3 (tiga) unsur dari peternakan ini. Tiga unsur tersebut, yakni daging sapi segar, daging sapi beku, dan daging ayam.
“Pada prinsipnya ketersediaan yang tiga ini di Sumbar ada diposisi surplus. Seperti daging sapi kita ada ketersediaan 480 ribu ekor,” kata Zed Abbas.
Begitu juga, ketersediaan ayam potong masih surplus. Pasalnya harga ayam potong di daerah ini masih dikisaran terendah untuk seluruh wilayah Sumatera sehingga produksinya berlebih dan bisa dikirim ke sejumlah daerah.
“Kemudian telur, di Sumatera Barat ada diposisi 17 ribu ekor ayam petelur. Kita pula mengirimkannya ke daerah di luar provinsi,” ujar Zed Abbas. (*)