Jamu Herbal untuk Ternak Ala Alumni Polbangtan Bogor

  • Bagikan
Muhammad Adhitya Putra, Alumni Polbangtan Bogor

Mediatani – Generasi milenial diharapkan untuk terus berurusan dan berinovasi memajukan sektor pertanian. Hal itulah yang terus ditekankan Kementerian Pertanian dalam mengatasi krisis petani di masa mendatang. Kali ini alumni Polbangtan Bogor berhasil menjawab tantangan tersebut dengan mengembangkan jamu herbal untuk hewan ternak.

Adalah Karina Erlita dan Muhammad Adhitya Putra yang meracik jamu herbal berbahan dasar temulawak. Jamu tersebut dapat meningkatkan nafsu makan hewan ternak sekaligus sebagai obat cacing herbal bagi hewan ternak dan menjaga kesehatan ternak.

Bersama Kostratani Tambaksari di Desa Kaso, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Karin dan Adhit membagikan pengalaman dan informasi mengenai racikan jamunya tersebut. Tujuan dari kegiatan tersebut agar ilmu yang dimiliki dapat bermanfaat bagi dirinya dan orang lain, khususnya petani/peternak.

Kegiatan tersebut dilakukan dengan cara praktik langsung dan pengamatan terhadap hewan ternak milik petani di Desa Kaso yang telah diberikan jamu herbal tersebut.

Proses Pembuatan Jamu Herbal dan Pemberiannya

Untuk membuat jamu herbal tersebut dimulai dengan mengupas bersih temulawak sebanyak 500 gr. Kemudian menumbuk temulawak hingga halus, merebus temulawak dan air sebanyak 2 liter selama 30 menit. Sesudah itu, menambahkan cairan gula merah sebanyak 250 gr dan garam 2 sendok makan.

Pemberian jamu dilakukan dengan cara diminumkan langsung (cekok). Racikan ini diberikan pada hewan ternak dengan dosis 10 ml/20 kg BB hewan ternak. Waktu pemberian jamu, minggu pertama diberikan setiap hari, minggu ke-2, 3, dan 4 sebanyak 2 kali/minggu.

“Setelah dikasih jamu herbal, perkembangan domba baik, nafsu makan meningkat, dan kebetulan sebelum diberikan jamu ada domba saya yang sedang sakit, tetapi setelah dikasih jamu temulawak sekarang sudah sembuh bahkan lebih agresif dan lahap saat makan. Sehingga penggunaan jamu ini menurut saya sangat bagus dan sudah dibuktikan terhadap hewan ternak saya,” tutur salah seorang peternak.

Kegiatan ini membuat Karin dan Adhit merasa bahagia karena dapat berbagi sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain, khususnya peternak. Karin dan Adhit pun berterima kasih kepada Kostratani Tambaksari yang turut membantu dan mendukung usaha mereka.

Pentingnya Peran Petani Milenial

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan masa depan pertanian akan cerah dengan hadirnya banyak petani milenial. Maka dari itu, Kementerian Pertanian sangat mendukung generasi milenial di sektor pertanian.

“Semakin banyak anak muda yang serius, semakin banyak anak muda yang terjun di sektor pertanian merupakan suatu indikasi keberhasilan pembangunan pertanian. Karena di pundak mereka masa depan pertanian berada,” tutur Mentan, Minggu (23/08).

Hal serupa dikatakan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi, menurutnya transfer ilmu, sharing ilmu, sharing informasi, dan sharing pengalaman adalah ibadah konkret yang dapat meningkatkan produktivitas.

“Dan ingat, kita membutuhkan petani milenial untuk mendukung regenerasi. Jika tidak, dalam 5 sampai 10 tahun mendatang kita bisa kekurangan petani,” katanya.

Sementara itu, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Kapusdiktan) BPPSDMP Kementerian Pertanian, Idha Widi Arsanti, juga menilai kehadiran petani milenial sangat penting.

“Kita perlu mendorong petani milenial untuk berkecimpung di dunia pertanian. Sehingga, upaya peningkatan kualitas, kontinuitas, dan daya saing dapat terwujud,” tutur Idha.

  • Bagikan