Jokowi Minta Perdebatan Impor Beras Dihentikan 

  • Bagikan
Presiden Jokowi saat kunjungan ke NTT/via CNNIndonesia.com/Muchlis Biro Setpres/IST

Mediatani – Maraknya isu impor beras yang akhir-akhir ini berkembang mengharuskan Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara.

Melansir, Sabtu (27/3/2021) dari laman detikcom, Jokowi menegaskan bahwa tidak akan ada impor beras sampai Juni 2021. Hal itu diputuskan karena dia memahami bahwa saat ini sedang masuk musim panen raya.

Dengan adanya keputusan itu, Jokowi meminta perdebatan impor beras pun dihentikan. Lebih jauh, kegaduhan itu pun justru dianggap membuat harga jual gabah di tingkat petani anjlok.

“Saya tahu kita memasuki masa panen dan harga beras di tingkat petani belum sesuai yang diharapkan. Oleh sebab itu saya minta segera hentikan perdebatan yang berkaitan dengan impor beras. Ini justru bisa membuat harga jual gabah di tingkat petani turun atau anjlok,” ujar Jokowi di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (26/3/2021).

Dia mengungkapkan, memang ada MoU soal impor beras dengan Thailand dan Vietnam, namun itu hanya untuk berjaga-jaga. Mengingat situas pandemi yang penuh dengan ketidakpastian.

“Saya tegaskan sekali lagi berasnya belum masuk,” kata Jokowi.

Jokowi memastikan Bulog akan menyerap beras dari petani dan akan meminta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk menyiapkan anggarannya.

“Saya pastikan beras petani akan diserap oleh Bulog dan saya akan segera memerintahkan menteri keuangan agar membantu terkait anggarannya,” imbuh dia.

Sementara itu, sebelumnya seperti diberitakan mediatani.co bahwa Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menilai, kebijakan impor beras sebanyak 1 juta ton tak sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menggaungkan cintailah produk dalam negeri.

Menurut Buwas, sapaan akrabnya, pernyataan Presiden Jokowi itu berarti para pemangku kepentingan harus mengutamakan penggunaan produk dalam negeri, termasuk dalam hal pengadaan beras.

“Pak Presiden bahkan bilang cintailah produk dalam negeri artinya utamakan produksi dalam negeri. Saya pegang pembicaraan itu. Tapi belum apa-apa kok kita malah menyatakan (mau) impor beras, apalagi ini lagi masa panen,” ujarnya dalam webinar PDIP, Kamis (25/3/2021), melansir dari laman kompas.com, Jumat (26/3/2021).

Buwas pun menyayangkan keputusan pemerintah membuka keran impor beras pada tahun ini.  Sebab dirinya meyakini bahwa produksi dalam negeri cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional.

Ia mengungkapkan, keyakinan itu berdasarkan pada data proyeksi Kementerian Pertanian (Kementan) dan Badan Pusat Statistik (BPS) terkait produksi beras nasional akan surplus pada 2021.

Adapun BPS menyebut potensi produksi beras sepanjang Januari-April 2021 akan mencapai 14,54 juta ton, naik 3,08 juta ton atau 26,84 persen dibandingkan periode sama di 2020 yang sebesar 11,46 juta ton.

Di sisi lain, Buwas mengungkapkan, per 25 Maret 2021, stok beras di Bulog mencapai 923.471 ton. Terdiri atas stok cadangan beras pemerintah (CBP) 902.353 ton dan beras komersial 21.119 ton.

Sejak masa panen raya atau awal Maret hingga saat ini, penyerapannya Bulog sudah mencapai 145.000 ton. Dirinya memastikan serapan akan terus dilakukan sebab panen raya berlangsung hingga Mei.

Dia memperkirakan, setidaknya hingga bulan April 2021, serapan beras hanya untuk CBP bisa mencapai 390.000 ton. Sehingga bila diakumulasikan dengan stok saat ini, maka total CPB pada akhir April sudah di atas 1 juta ton.

“Lalu Mei akan serap lagi. Jadi kalau tadi stok (CBP) di Bulog itu harus 1-1,5 juta itu amat sangat bisa (dari dalam negeri), tidak perlu impor,” kata dia.

Dirinya juga memastikan akan terus memaksimalkan penyerapan beras dalam negeri. Bulog bakal membeli beras di daerah-daerah yang produksinya melimpah dan akan menyuplai ke daerah-daerah yang defisit beras.

Hal ini guna memastikan seluruh daerah Indonesia terjamin kebutuhannya akan beras. “Saya ingin menjamin bahwa pangan itu aman, khususnya beras di seluruh Indonesia. Saya berkeyakinan bahwa kita ini bisa swasembada pangan dan tidak perlu buru-buru menyatakan impor,” pungkas Buwas. (*)

  • Bagikan