Mediatani – Saat ini pupuk organik mulai banyak digunakan berbagai kalangan masyarakat. Hal ini karena masyarakat mulai sadar bahwa pemakaian pupuk kimia menimbulkan berbagai masalah, mulai dari rusaknya ekosistem, berkurangnya kesuburan tanah, hingga masalah kesehatan.
Pupuk organik adalah pupuk yang bahannya berasal dari sisa-sisa tanaman atau hewan yang telah mengalami pelapukan. Berbagai masalah dari penggunaan pupuk kimia dipercaya dapat diatasi dengan beralih ke pupuk organik.
Selanjutnya dilansir dari cybex.pertanian.go.id, berikut beberapa jenis pupuk organik sudah banyak digunakan untuk Tanaman ;
1. Pupuk Kandang
Pupuk kandang adalah pupuk organik yang biasa digunakan dikarenakan mudah untuk diperoleh dan biayanya relatif murah. Sumber pupuk ini sendiri dapat berasal dari kotoran hewan ternak seperti ayam, sapi, kerbau, domba, kambing dan kuda.
Adapun jenis pupuk ini terbilang efektif untuk meningkatkan kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman karena mengandung beragam unsur hara seperti nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K), serta unsur hara mikro seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), sulfur (S), molibdenum (Mo), besi (Fe), natrium (Na) dan tembaga (Cu).
Berdasarkan suhu dan proses penguraian, pupuk kandang memiliki dua jenis, yaitu pupuk dingin dan pupuk panas.
2. Pupuk Hijau
Pupuk hijau adalah jenis pupuk organik dengan bahan dasar serasah tanaman atau tumbuhan hijau. Tanaman yang dimanfaatkan sebagai pupuk ini dapat berasal dari tanaman sisa hasil panen atau tanaman biasa yang dimanfaatkan sebagai pupuk.
Umumnya, jenis tanaman apapun dapat dijadikan sumber pupuk hijau. Namun, jenis tanaman kacang-kacangan lebih sering digunakan dikarenakan jenis tanaman ini memiliki tingkat kandungan nitrogen yang cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan jenis tanaman lainnya.
Selain itu, tanaman kacang-kacangan juga cukup mudah terurai sehingga unsur hara menjadi lebih cepat tersedia. Pupuk jenis ini juga digunakan karena efektif dalam membantu meningkatkan kualitas dan produktivitas tanah sebagai media tanam tumbuhan.
3. Pupuk Kompos
Pupuk kompos merupakan pupuk yang terbentuk dari sisa bahan organik yang berasal dari tumbuhan, hewan, dan limbah organik secara alami dan telah mengalami proses dekomposisi atau fermentasi.
Materi yang diuraikan melalui proses biologis ini melibatkan bantuan dari mikroorganisme (jamur, bakteri, atau kapang) dan makroorganisme (cacing tanah).
4. Pupuk Hayati
Pupuk hayati atau pupuk mikrobiologis (biofertilizer) merupakan jenis pupuk yang cara kerjanya dengan memanfaatkan organisme hidup. Pupuk ini bukanlah pupuk pada umumnya yang secara langsung dapat meningkatkan kesuburan tanah dengan menambahkan unsur hara ke dalam tanah.
Meskipun berdasarkan dari elemen pembentuknya pupuk ini tidak termasuk dalam golongan organik, karena melalui proses rekayasa atau buatan, banyak orang menganggap pupuk termasuk sebagai pupuk organik.
Adapun fungsi dari pupuk ini yaitu untuk membantu memperbaiki struktur tanah dan memproduksi unsur hara bagi tanah dan tanaman, serta dapat memangkas pertumbuhan parasit bagi tanaman.
5. Pupuk Humus
Humus merupakan unsur organik yang berasal dari proses dekomposisi atau pelapukan daun-daunan dan ranting tanaman yang membusuk.
Selain dengan memanfaatkan dedaunan dan ranting pohon yang berjatuhan, untuk membuat humus diperlukan bahan baku seperti limbah yang berasal dari pertanian dan peternakan, makanan, kayu, atau sampah rumah tangga.
Humus berperan dalam meningkatkan kadar air tanah, mencegah bahaya erosi, serta untuk mempercepat proses penghancuran senyawa beracun yang ada dalam tanah.
6. Pupuk Serasah
Pupuk serasah merupakan jenis pupuk alami dengan senyawa berbasis karbon yang terbuat dari limbah organik nabati atau komponen tanaman yang sudah tidak lagi terpakai dan berubah warna dan bentuk, seperti jerami, sabut kelapa, dan rumput.
Pupuk ini juga dapat disebut sebagai pupuk penutup tanah karena dalam aplikasinya dapat diletakkan di atas permukaan tanah.
Selain dapat membantu dalam menyuburkan tanah, pupuk serasah juga memiliki manfaat untuk menjaga kelembapan dan tekstur tanah agar tetap dalam keadan baik serta dapat mencegah penyakit pada tanaman akibat air hujan.
7. Pupuk Organik Cair (POC)
Selain dalam bentuk padat, pupuk organik juga dapat ditemukan dalam bentuk cair. Jenis pupuk ini bisa terbuat dari urin ternak atau hasil dari proses fermentasi bahan-bahan organik seperti buah-buahan busuk dan bahan pupuk organik lainnya.
Pupuk organik cair biasanya digunakan sebagai pelengkap. Pupuk ini diaplikasikan dengan cara disemprotkan ke daun atau disiramkan pada permukaan tanah dekat tanaman. Pada umumnya, bahan baku dalam pembuatan pupuk ini sama dengan pupuk organik lainnya yang berbentuk padat.
Namun, pupuk jenis ini ditambahkan air dengan proses perendaman dan beberapa proses lainnya, sehingga menghasilkan pupuk cair. Jenis pupuk ini digemari karena bersifat praktis dan mudah untuk digunakan.
8. Pupuk Guano
Puouk guano merupakan jenis pupuk organik yang diperoleh dari kotoran kelelawar atau guano. Kotoran tersebut mengendap lama di dalam gua kemudian bercampur dengan tanah dan bakteri pengurai di sarang kelelawar.