Mediatani – Sehubungan dengan perubahan iklim yang melanda, adanya wabah, inflasi, hingga konflik yang terjadi menjadi faktor yang berdampak pada kondisi pangan dunia saat ini.
Ditambah lagi kelangkaan pupuk dan alih fungsi lahan semakin menyulitkan dalam mengakses produk pangan yang sehat dan berkualitas.
Beberapa permasalahan tersebut melatarbelakangi berdirinya perusahaan Leafy, yang bergerak di sektor pertanian di daerah perkotaan. Dengan memanfaatkan kondisi lahan yang sempit di daerah perkotaan, Leafy menawarkan inovasi kepada industri pertanian modern, oleh Anthony Putihrai, Jacob Suryanata, Albert Putihrai, Phan Danny Wijaya, Andrew Perwira dan Emila Syam.
Langkah awal yang dilakukan Leafy dengan mengembangkan teknologi baru yang concern terhadap energi, air, dan meminimalisir penggunaan ruang pada rumah kaca.
Metode ini memungkinkan pertanian dilakukan di daerah ruang terbatas atau lahan terbatas seperti perkotaan. Hasil sayuran dan salad campur dapat dimanfaatkan di sektor perhotelan, resto untuk menekan biaya makanan.
“Visi Leafy adalah merevolusi pertanian tradisional dengan menyediakan sistem yang mampu mengatasi berbagai masalah pertanian, seperti kesulitan lahan, kekeringan dan perubahan iklim,” jelas Anthony Putihrai lewat keterangan tertulis, Kamis (30/11/2023).
Leafy berdedikasi memberikan akses mudah dalam mendapatkan makanan segar dan bebas pestisida bagi semua kalangan. Melalui platform produk dan layanannya.
Growtainer merupakan teknologi yang diterapkan, dimana sistem pertanian dalam ruangan yang menggunakan container sebagai wadah. Adanya teknologi ini memungkinkan budidaya hidroponik dilakukan dimana saja, tanpa bergantung pada kondisi iklim, geografis dan ancaman hama. Hal ini menjaga stabilitas panen hingga sustainability.
Leafy menggunakan atau menerapkan 2 sistem pertanian untuk melengkapi sistem Growtainer, yaitu Vertical ZIP Container dan Racks System.
-
Vertical ZIP Container
Sistem ini menggunakan spons dan flanel sebagai media tanam, serta menerapkan dan mengembangkan teknologi yang mendukung pertumbuhan tanaman secara vertikal. Hal ini memberikan efisiensi dalam budidaya hidroponik.
Optimalisasi pemeberian nutrisi melalui sistem Dripper, air yang diperoleh dari atas melalui spons dan kain flanel.
-
Racks System
Dengan sistem ini dapat menanam lebih banyak micro greens karena sistem ini sangat baik untuk pertumbuhan tanaman. Budidaya yang dilakukan menggunakan spons dan pot jaring sebagai wadah tanam yang diletakkan pada nampan datar tang dirancang khusus untk sistem racks.
Pemberian nutrisi menggunakan sistem DWC (Deep Water Culture), yaitu akar direndam dalam larutan nutrisi dengan cahaya, suhu, dan kelembaban yang terkontrol.
“Krisis pangan tentu bukan isapan jempol semata, karena apabila tidak segera ditangani dapat berdampak pada banyaknya manusia yang akan meninggal dunia karena kelaparan dan tentunya kualitas hidup manusia juga akan menurun karena daya tahan tubuh lebih lemah sehingga tubuh menjadi lebih rentan terinfeksi penyakit, diantaranya penyakit infeksi menular hingga kanker dan jantung,” tutur Anthony.
Ia mebeberkan pasien pengidap kanker atau jantung semakin banyak dan tidak mengenal usia
“Makin banyak usia muda yang sudah terkena penyakit ini. Hal ini tentu harus diwaspadai dengan menjaga gaya hidup sehat seperti istirahat yang cukup, olahraga teratur dan tentunya meperhatikan asupan makanannya juga,” ungkapnya.
Dengan hadirnya Leafy ia berharap dapat merevolusi industri pertanian sehingga memberikan kualitas pangan yang baik untuk kehidupan. Microgreens yang menjadi unggulan Leafy memiliki banyak kandungan nutrisi, dimana produk ini kaya akan antioksidan yang mampu melawan radikal bebas hingga meringan kerja ginjal serta menurunkan kadar kolesterol.
Sayuran yang termasuk dalam micro greens yaitu, alfafa, basil, celery, raddish, brocolli, curly kale dan masih banyak lagi.
“Ketahanan pangan di Indonesia juga perlu diperhatikan karena ketahan pangan lemah, menimbulkan ancaman kelaparan dan penyakit, tentu ini menjadi ancaman nyata. Leafy adalah solusi untuk berbagai masalah produksi pangan saat ini dan masa depan,” lengkapnya.