Lagi Musim, Hasil Tangkapan Lobster Tingkatkan Pendapatan Nelayan Lebak

  • Bagikan
Lobster hasil tangkapan nelayan

Mediatani – Nelayan di pesisir pantai selatan Kabupaten Lebak, Banten kembali semringah atas hasil kerjanya sejak dua pekan belakangan ini. Pendapatan ekonomi mereka membaik setelah hasil tangkapan lobsternya mengalami peningkatan.

“Biasanya 1,5 kilogram (lobster), sekarang bisa mencapai lima sampai tujuh kilogram (lobster),” ujar Sandi, seorang nelayan pesisir Pantai Binuangeun Kabupaten Lebak, dilansir dari Antara, Jumat(16/4/2021).

Hasil tangkapan lobster itu mereka peroleh setelah selama empat hari berada di kawasan Pulau Tinjil yang berhadapan langsung dengan Perairan Samudra Indonesia.

Menurut Sandi, selama ini, nelayan yang terdapat di pantai selatan Lebak lebih banyak yang terfokus untuk menangkap lobster, karena komoditas tersebut dinilai sangat menguntungkan.

Saat ini, lobster yang dibeli oleh penampung dihargai berdasarkan kualitas  dan ukuran. Untuk lobster jenis mutiara harganya sebesar Rp1,3 juta, lobster pasir Rp400 ribu dan lobster batu Rp300 ribu per kilogram. Ukuran terbesar dari lobster hasil tangkapan itu bisa mencapai 1,5 kilogram per ekornya.

“Kami melihat saat ini tangkapan lobster meningkat karena memasuki musim panen,” ungkapnya.

Untuk menangkap lobster, nelayan biasanya akan menyelam hingga ke dasar laut saat malam hari di sekitar Pulau Tinjil, yaitu tempat dimana populasi lobster itu mudah ditemukan setelah memasang jebakan berupa perangkat jodang yang terbuat dari besi.

Perangkap jodang tersebut terlebih dahulu diberi umpan agar lobster terpancing untuk masuk ke dalam perangkap tersebut. Selama empat hari, Sandi mengaku bisa mendapat penghasilan hingga Rp5 juta dari hasil tangkapan lobsternya.

“Kami sejak empat hari itu menangkap udang lobster bisa mnghasilkan Rp5 juta dari sebelumnya Rp400-700 ribu,” sebutnya.

Nelayan lainnya, Patah (50) mengaku telah berfokus untuk menangkap lobster di sekitar Pulau Tinjil sampai Pulau Penaitan karena kawasan itu terdapat populasi lobster melimpah. Dia juga mengakui hasil tangkapan lobster lebih banyak dibandingkan dua pekan sebelumnya.

Para nelayan yang berada di pesisir pantai selatan Lebak banyak yang kini memilih untuk berburu lobster karena dianggap lebih menguntungkan dibandingkan tangkapan ikan cakalang dan tongkol.

“Kami bisa menangkap empat kilogram lobster jenis mutiara dan bisa membawa uang Rp5 juta,” katanya.

Yana Suryana, salah seorang penampung lobster di pesisir Pantai Wanasalam, Kabupaten Lebak menuturkan bahwa udang lobster yang berasal dari wilayah pesisir selatan termasuk dalam kategori terbaik, sehingga nilai jualnya menjadi cukup mahal.

Menurut Yana, meningkatnya hasil tangkapan lobster tersebut telah membuat nilai ekonomi nelayan menjadi cukup membaik di tengah pandemi COVID-19 ini.

“Kami menampung udang lobster dari tangkapan nelayan dan dipasok ke Tangerang untuk di ekspor,” katanya.

Sementara itu, Kepala Seksi Peningkatan Kapasitas Nelayan Kecil Dinas Perikanan Kabupaten Lebak, Rizal Ardiansyah menyampaikan bahwa pemerintah pusat melalui Kementerian Kelautan Perikanan berencana untuk memfokuskan pengembangan budidaya lobster di wilayah pesisir selatan Lebak.

“Kami berharap nelayan nanti bisa mengembangkan budi daya udang lobster,” katanya.

Pelelangan Ikan di Lebak

Sebelum terjadinya peningkatan hasil tangkapan lobster tersebut, nilai transaksi pelelangan ikan di Kabupaten Lebak, telah menembus Rp4 miliar dengan hasil tangkapan 250 ton per bulan.

Rizal mengatakan bahwa nilai transaksi pelelangan ikan itu juga telah menunjukkan peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir selatan Kabupaten Lebak.

Saat ini, perkampungan masyarakat pesisir yang sebagian besar berprofesi nelayan relatif baik dan mereka mampu membangun rumah, menyekolahkan anak hingga perguruan tinggi.

Menurut dia, meski hasil tangkapan nelayan dipengaruhi berbagai faktor di antaranya cuaca dan imigrasi populasi ikan, namun pendapatan mereka masih tetap stabil.

  • Bagikan