Pria di AS Jadi Tersangka Setelah Hentikan Suplai Oksigen Ratusan Lobster

  • Bagikan
Ilustrasi: lobster di Cape Cod

Mediatani – Seorang pria di Amerika Serikat (AS) ditetapkan menjadi tersangka setelah terbukti mematikan mesin kompresor untuk menyuplai okesigen ke tangki penampungan yang berisi ratusan lobster. Akibat ulah pelaku, pasar makanan laut mengalami kerugian sekitar Rp 145 juta.

Pasar makanan laut yang biasa disebut Superior Lobster and Seafood di Cape Cod, Massachusetts, kehilangan lobster senilai ribuan dolar akibat tangki penampungan lobster tersebut tidak memperoleh pasoken oksigen.

Pria lokal yang diduga mematikan mesin kompresor itu bernama Joseph Vaudo. Pihak berwenang telah menahan Joseph setelah melakukan identifikasi dari rekaman kamera keamanan di lokasi tersebut.

Dilansir dari Fox News (30/6), Departemen Kepolisian Sandwich telah memposting video kejadian ini di Facebook, mereka menginformasikan bahwa lobster senilai sekitar $10.000 (Rp 145 juta) telah hilang di Superior Lobster and Seafood di Cape Cod.

Dari video yang diunggah, terlihat seseorang telah mematikan mesin kompresor yang membuat oksigen mengalir ke tangki penampungan lobster hidup di pasar pada Kamis malam lalu.

Manajer pasar seafood tersebut mengaku menemukan mesin kompresor dalam keadaan mati pada pukul 6.30 pagi. Ketika sampai di pasar, ia terkejut melihat semua lobster yang berada di dalam tangki sudah dalam keadaan mati.

Pihak kepolisian menerangkan, kamera pengintai di lokasi merekam seorang pria yang sedang membuang sampah yang berisi secarik surat dengan alamatnya, ke tempat sampah Superior sekitar pukul 9:30 malam sebelumnya. Setelah membuang sampah, ia kemudian mematikan kompresor yang menyuplai oksigen untuk tangki penyimpanan lobster di pasar.

Setelah diidentifikasi, orang itu memang adalah Joseph Vaudo, ia kemudian didakwa atas kejahatan perusakan properti dan pembuangan sampah secara ilegal. Ia harus menanggung akibatnya yakni berupa masa hukuman dan membayar ganti rugi.

Sally Clancy, salah seorang pelanggan Superior Lobster and Seafood di Cape Cod mengaku sangat menyayangkan kejadian tersebut. Menurutnya, apa yang dilakukan pelaku adalah hal yang sangat menyedihkan karena merugikan pasar tersebut.

“Tapi dia pria yang menyedihkan. Saya sangat senang bahwa komunitas mendukung orang-orang ini. Makanan laut mereka luar biasa, dan saya senang mereka pulih dengan cepat,” ujar Sally.

Dilansir dari Boston. Com, Vaudo ternyata sebelumnya adalah pemilik pasar dengan nama Pasar Ikan Mr. Vaudo. Menurut berita tersebut, ia telah dinyatakan mengalami kebangkrutan pada Maret 2019.

Matinya lobster-lobster tersebut sudah dipastikan karena tidak mendapat aliran oksigen atau air yang cukup selama sekitar sembilan jam. Ada sekitar 2.000 pon lobster yang mengalami hal tersebut, dan membuat nilai jualnya menjadi turun signifikan.

Lobster yang sudah dalam kondisi mati sebenarnya masih aman untuk dikonsumsi asalkan lobster tersebut masih bersih dan belum mati terlalu lama. Terlebih jika lobster mati langsung dibekukan maka aman untuk dimasak dan dikonsumsi.

Tapi jika lobster yang sudah lama mati dan menunjukkan ciri-ciri kulit yang terkelupas dan dagingnya menjadi tampak, maka lobster tersebut tidak lagi aman dikonsumsi. Selain dengan melihat ciri-ciri tersebut, lobster yang tidak layak dikonsumsi juga memiliki aroma bau yang tajam dan busuk.

Selain karena keberadaan dan sulitnya proses budidaya, kondisi lobster juga sangat mempengaruhi harga jualnya. Dimana lobster yang sudah memenuhi syarat harus terus dalam keadaan dingin dan lembab, serta terus mendapatkan pasokan oksigen yang cukup selama pengiriman.

Lobster tidak mampu bertahan hidup lama, meski sudah diberikan perlakuan khusus. Oleh karena itu, lobster sebaiknya segera dimasak dalam keadaan hidup agar dagingnya bisa menghasilkan aroma dan rasa yang lezat.

  • Bagikan