Lahan Pariwisata Adventure Disulap Jadi Kandang Kambing untuk Menghidupi Karyawan

  • Bagikan
Seorang Peternakan kambing sedang beraktivitas di peternakannya. Peternakan kambing ini pun menjadi tumpuan bagi karyawan pariwisata adventure di Desa Keramas, Blahbatuh/via RadarBali/IST

Mediatani – Sebuah kandang kambing berukuran besar berisi penuh kambing ukuran dewasa terlihat di sebuah lahan yang luas milik seorang bos perusahaan pariwisata adventure di Bali.

Kandang kambing itu sengaja dibuat dikarenakan lokasi adventure itu kini sepi pengunjung. Bos adventure itu sendiri yang menginsiasi dan menyulap lahan miliknya menjadi area peternakan kambing.

Tidak ketinggalan, para karyawan yang tidak punya kerjaan pun diajak bergabung untuk memelihara kambing. Salah satu karyawan adventure yang turut bergabung yakni Alit Warnata.

Alit mengatakan bahwa kondisi sebelum Covid-19 sasaran tempat usaha adventure adalah wisatawan asing maupun domestik Namun, saat Covid-19 melanda mengakibatkan tempat bekerjanya itu tak ada kunjungan sama sekali. Hal itu akhirnya membuat bos-nya menentukan pilihan untuk memilih menutup sementara usaha tersebut.

Imbas ekonomi itu pun begitu terasa, sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari para karyawan, mereka beralih profesi menjadi peternak kambing.

“Dengan situasi seperti ini, tempat usaha pariwisata tempat saya bekerja sebelumnya terpaksa ditutup karena tidak ada kunjungan wisatawan,” ujar Alit dikutip mediatani.co, Rabu (17/3/2021) dari situs radarbali.jawapos.com.

Alit dan sejumlah karyawan lainnya pun mau tidak mau harus pintar-pintar melihat dan mengambil peluang. Hingga akhirnya dia pun terbersit pikiran memelihara kambing.

“Beban kami terlalu berat, dan perlu kami pikirkan untuk beralih profesi seperti ini,” jelas Alit lagi. Meski situasinya sulit, pihaknya tak mau pasrah begitu saja.

Harus ada peluang yang diambil di tengah situasi macam ini. “Kami tidak mau menyerah, kami tetap mengikuti imbauan dari pemerintah dan tentunya kami tidak bisa berdiam diri, karena kami mempunyai beban yang cukup berat,” jelas dia.

Olehnya itu, pilihan beternak menjadi salah satu alasan. Di sisi lain, mereka juga mengetahui bahwa daging kambing dibutuhkan oleh rumah makan dan umat Muslim yang merayakan hari raya Idul Adha. “Maka dari itu kami saat ini beralih ke beternak kambing,” terangnya.

Dia melanjutkan, alih profesi pun baru dilakoninya sejak 4 bulan nelakangan ini. “Baru 4 bulan yang lalu mulai. Astungkara masih ada peluang-lah di sini,” ungkap dia.

Dirinya bersama sejumlah karyawan adventure lainnya berusaha membersihkan kandang dan merawat kambing setiap hari.

“Jadi pemilik tempat peternakan kambing ini milik atasan kami di tempat saya bekerja. Yakni Wake Bali Adventure, astungkara masih adalah perhatian untuk menampung kami-kami karyawannya,” ucapnya, penuh syukur.

Dengan aktivitas memelihara kambing itu, setidaknya karyawan adventure masih mempunyai kegiatan positif. “Yang terpaksa harus rehat bekerja di pariwisata, lari ke sini,” ungkapnya.

Mengenai hasil penjualannya, pihaknya menggunakan sistem bagi hasil sesuai pekerjaan mereka di kandang. “Hasilnya ada,” ujarnya singkat.

Meski saat ini sudah bergelut di dunia peternakan, para karyawan ini mengaku rindu dengan gemerlapnya dunia pariwisata seperti dulu. “Mudah-mudahan wabah ini segera berlalu. Kami ini sangat rindu bekerja di usaha pariwisata seperti dulu,” pungkasnya, penuh harap.

Sementara itu, dua pemuda di Makassar Sulsel ini justru melihat wabah pandemi sebagi sebuah peluang usaha. Yakni Seniarfan dan Asri Azis. Belum cukup setahun, keduanya mampu meraup cuan dengan memanfaatkan limbah sabut kelapa yang dibuatnya menjadi media tanam.

Sejak April tahun 2020 lalu, memulai menjalankan usaha tersebut, kini omzetnya mencapai Rp 15 – 20 Juta perpekannya. Sekaligus membuka lapangan pekerjaan bagi puluhan orang ibu-ibu di sekitar lokasi produksi media tanamnya di Pinrang, Sulsel.

Saat ditemui di rumahnya di kawasan Toddopuli, Makassar, Arfan penggagas A2Tani menuturkan, awal dirinya mendapatkan ide membuat media tanam itu karena tingginya minat berkebun ibu rumah tangga saat masa PSBB April lalu.

Dari situ kemudian, dia melihat peluang dan melakukan survei di beberapa kabupaten yang ada di Sulsel, lalu terbentuklah usahanya yang dinamai A2Tani. Baca lengkap kisah inspiratifnya dengan klik di sini. (*)

  • Bagikan