Marak Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Permukiman, Ini Dampaknya

  • Bagikan
Sumber foto: sindonews.com

Mediatani – Permasalahan alih fungsi lahan masih menjadi sesuatu hal yang meresahkan para petani, yang salah satunya dialihkan untuk menjadi kawasan permukiman.

Alih fungsi lahan merupakan perubahan fungsi sebagian atau bahkan seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula atau yang seperti direncanakan menjadi fungsi lain yang membawa dampak negatif terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri.

Alih fungsi lahan menjadi salah satu konsekuensi dari perkembangan wilayah yang kemudian merespons fenomena pertambahan penduduk. Hal ini bisa Kita lihat ketika terjadi alih fungsi lahan sawah menjadi daerah pemukiman perkotaan.

Sebagian besar dari kegiatan alih fungsi lahan ini menjadi ketimpangan penguasaan lahan yang didominasi oleh mereka pemilik izin mendirikan bangunan pemukiman, baik secara horizontal (real estate) atau vertikal (apartemen).

Adanya pengalihan lahan tanpa adanya pengawasan ini bisa berdampak negatif untuk manusia dan makhluk hidup lainnya di masa mendatang.

Dilansir dari laman detik.com, ini beberapa dampak yang dirasakan saat terjadinya alih fungsi lahan pertanian menjadi daerah permukiman.

Menurunnya hasil produksi pertanian

Dampak yang paling dirasakan adalah menurunnya hasil produksi pertanian. Lahan pertanian yang semakin lama semakin berkurang ini berdampak pada kuantitas dan mungkin juga kualitas dari hasil produksi pertanian terutama pada produksi pangan seperti makanan pokok, buah, sayur, dan lain-lainnya.

Berkurangnya kesempatan para petani

Lahan pertanian yang diubah menjadi daerah permukiman mengakibatkan para petani kehilangan kesempatan untuk bisa menggarap lahannya secara berkelanjutan dan menjadikannya mata pencaharian.

Tidak hanya itu, para petani juga menjadi kehilangan kesempatan untuk memperoleh manfaat dari panen atau hasil pertaniannya, baik untuk keluarga sendiri atau untuk dijual.

Investasi pemerintah di bidang pengairan jadi tidak optimal

Dalam dunia perekonomian, rupanya terjadinya alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman ini juga dirasakan Pemerintah. Pasalnya, pemerintah yang telah berinvestasi pada bidang pengairan kemudian menjadi tidak optimal.

Pemerintah yang telah mendanai sarana dan prasarana dalam irigasi menjadi tidak difungsikan secara optimal, sebab sebagian sasarannya saat ini tidak lagi berupa lahan pertanian, tetapi menjadi daerah pemukiman.

Ekosistem sawah menjadi berkurang

Tentu saja, poin ini menjadi sesuatu yang sangat dirasakan perubahannya. Bahkan tidak hanya pemukiman saja, seringkali juga lahan pertanian diubah menjadi daerah industri, pariwisata, pertokoan dan lainnya.

Ekosistem sawah yang berkurang karena alih fungsi lahan menjadi pemukiman yang meliputi komponen abiotik dan biotik. Contoh dari komponen abiotik sawah adalah suhu, cahaya matahari, airm batu, angin dan kelembaban tanah, sedangkan contoh dari komponen biotik adalah padi dan jagung, burung, keong dan serangga.

Nah, itu tadi beberapa ringkasan tentang dampak dari alih fungsi lahan pertanian menjadi daerah permukiman. Semoga para stakeholder memikirkan dampak-dampak yang akan terjadi ketika lahan pertanian ini dialih fungsikan.

  • Bagikan