Mediatani – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) menyelenggarakan Pelatihan Budidaya dan Pemasaran Ikan Cupang di Bogor pada 5-6 Maret 2021.
Kegiatan ini dilakukan guna mengatasi minimnya kesadaran masyarakat terhadap luasnya cakupan usaha sektor kelautan dan perikanan yang masih minim. Padahal, di Indonesia, sektor ini memiliki beragam bentuk usaha yang strategis.
Secara serentak, pelatihan yang difasilitasi oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan (BPPP) Tegal ini digelar di dua lokasi yaitu Aula Balitro dan Wisma Cikeumeuh, Kota Bogor.
Sebelumnya, kegiatan ini diikuti oleh sebanyak 100 peserta yang merupakan pelaku utama budidaya perikanan setempat dengan metode blended learning melalui sambungan Zoom guna tetap menjaga protokol kesehatan.
Pada pelatihan ini, para peserta dibekali berbagai materi mengenai budidaya ikan cupang, mulai dari persiapan media budidaya, teknik pemijahan, pengadaan pakan alami, manajemen, pembesaran, hingga pemasaran.
Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), Sjarief Widjaja, mengatakan bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat kaya dengan 3.130 jenis ikan hias yang tersebar di berbagai wilayah. Untuk mengoptimalkannya, KKP tengah berupaya mengumpulkan tiap jenis ikan tersebut untuk memunculnya usaha baru di bidang ikan hias.
“Sehingga nantinya akan ada komunitas cupang, komunitas arwana, dan sebagainya yang akan menjadi ornamen baru di lingkungan masyarakat. Perkantoran dan ruang publik lainnya akan dipenuhi dengan ornamen ikan hias, alih-alih hanya hiasan tanaman,” ujarnya.
Dengan upaya tersebut, ia berharap akan tumbuh pelaku-pelaku usaha ikan hias baru di tengah masyarakat. Mulai dari usaha akuarium, tanaman air, pakan, hingga pemasarannya yang berpeluang meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Untuk mewujudkan hal ini, Sjarief juga mendorong adanya berbagai inovasi baru yang dapat membuat tren perikanan semakin meningkat di tengah masyarakat. Misalnya, pemberian plakat berbahan kayu dan logam yang biasanya digunakan di berbagai kegiatan publik dapat diganti dengan akuarium hias kecil.
“Coba peserta di sini buat plakat dari akuarium yang tipis, di bawahnya ada baterainya dan bisa dipakai selama 24 jam. Kira-kira jika diberikan plakat ikan hias tersebut tamunya akan senang atau tidak? Nah, inovasi-inovasi semacam ini yang selain sebagai hobi yang menyenangkan tapi juga membantu masyarakat secara ekonomi,” tuturnya.
Syarief berpesan agar penyuluh terus memberikan pendampingan kepada peserta selama 3 bulan ke depan untuk memastikan bahwa pelatihan ini dapat menghasilkan suatu usaha yang menarik dan bermanfaat bagi peserta latih maupun Kota Bogor.
Sementara itu, Kepala Puslatluh KP, Lilly Aprilya Pregiwati mengatakan bahwa ikan cupang memiliki nilai ekonomis yang tinggi, harga benih yang masih cukup terjangkau, dan peminat yang juga cukup tinggi. Untuk itu, masyarakat perlu dibekali dengan teknik dan kompetensi pendukung agar mereka dapat membudidayakannya.
Lilly menjelaskan, pelatihan ini diselenggarakan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap masyarakat perikanan dalam melakukan budidaya, baik dari pembenihan maupun pembesaran serta pemasaran ikan cupang sehingga mereka dapat menghasilkan ikan cupang yang bernilai ekonomis tinggi.
Tak lupa, ia juga mengingatkan penyuluh untuk memberikan evaluasi mengenai pelatihan yang diadakan agar terus meningkatkan layanan pelatihan yang diberikan kepada masyarakat di masa yang akan datang.
“Penyuluh perlu berikan ruang untuk peserta tetap bisa melakukan tanya-jawab dan konsultasi setelah pelatihan selesai. Setelah menyelesaikan seluruh tahapan materi pelatihan, peserta diwajibkan mengisi materi form evaluasi terhadap penyelenggaraan pelatihan agar pelatih kami lebih baik lagi dan lebih berkembang lagi ke depannya,” ucapnya.