Mediatani – Apakah Sobat Mediatani tertarik dan ingin membudidayakan lebah dengan madu yang terjual laris di pasaran? Sobat Mediatani berada di artikel yang tepat. Sebelum mengetahui cara membudidayakannya, yang perlu diketahui yaitu jenis lebah yang dikembangkan di Indonesia.
Membudidayakan lebah mulai banyak diminati, mengingat permintaan madu di pasaran semakin meningkat. Caranyapun susah-susah gampang agar mendapat madu yang berkualitas dengan nilai jual yang tinggi.
Jenis Lebah yang Dikembangkan di Indonesia
Madu kaya akan manfaat yang baik bagi tubuh, rasanya manis sehingga sering dijadikan pemanis alami pengganti gula. Di Indonesia sendiri banyak jenis lebah penghasil madu yang mulai sering dibudidayakan.
Budidaya lebah dibutuhkan ketelatenan juga tempat yang memadai agar madu yang dihasilkan punya rasa yang lezat. Madu yang bagus dihasilkan oleh lebah-lebah dengan perawatan yang bagus juga. Bagi Sobat Mediatani yang penasaran dengan jenis lebah cocok untuk budidaya berikut ulasannya.
1. Apis Dorsata
Apis dorsata merupakan lebah yang hanya tinggal di lingkungan tropis dan subtropis seperti Malaysia, India, Filipina, Nepal termasuk Indonesia. Memang jenis madu ini belum dibudidaakan Sobat Mediatani dan untuk mengambil madunya dilakukan secara alami sehingga dinamai dengan madu hutan.
Di Indonesia lebah Apis Dorsata dikenal dengan nama tawon gung untuk wilayah Jawa, Ondeng sebutan di Sunda dan keberadaanya tersebar di seluruh pulau Indonesia kecuali daerah Papua. Alasan lebah ini belum banyak dibudidayakan karena sifatnya yang ganas.
Lebah yang masih banyak di alam liar ini juga mempunyai ukuran besar dibanding lebah jenis lain. Bahkan sengatan dari lebah ini sangat berbahaya dan bisa menyebabkan kematian. Madu hasil lebah Apis Dorsata diambil secara alami di hutan.
Lebah ini membuat sarang secara tunggal, biasanya membuat di tebing atau cabang pohon. Satu koloni dapat menghasilkan madu kurang lebih 15-25 kg setiap tahunnya. Namun, lebah satu ini menuai kekhawatiran dikarenakan banyaknya perburuan madu hutan.
Banyaknya permintaan pasar ditambah harga madu hutan yang cukup mahal membuat sebagian orang memburu madu hutan dengan serakah. Oleh sebab itu diterapkan sistem teknik panen sebagian, sehingga koloni dapat mengembangkan sarangnya di kemudian hari.
2. Apis Florea
Lebah yang banyak ditemukan di Iran, Oman, India dan Indonesia. Apis florea masuk dalam jenis lebah liar yang belum bisa dibudidayakan. Hasil panen per tahunnya menghasilkan madu sebanyak 1-3 kg tiap koloni. Sebagian masyarakat Indonesia menyebutnya dengan sebutan Tawon.
Biasanya hidup berdampingan dengan lebah Apis dorsata, apis cerana dan apis mellifera, hasil madunya sering disebut madu klanceng. Lebah jenis ini sedikit lebih ganas dan membutuhkan upaya saat membudidayakan jika dibandingkan dengan Apis Mellifera.
3. Apis Mellifera
Apis Mellifera jenis lebah yang dikembangkan di Indonesia dan paling banyak diminati karena hasil produksinya tinggi. Satu koloni lebah setidaknya menghasilkan 35-40 kg tiap tahunnya. Cara membudidayakannya juga tidak terlalu sudah, bisa menggunakan kotak-kotak sarang lebah.
Lebah ini dipercaya berasal dari benua Eropa yaitu daerah Yunani, Italia dan Perancis. Apis mellifera mempunyai adaptasi yang bagus terhadap iklim sehingga mudah baginya untuk tinggal di Indonesia dengan iklim tropis.
Ciri lebah ini yaitu berwarna gelap kecuali bagian perut yang sedikit terang, madu hasil lebah ini dijuluki sebagai madu nomor satu dari mutu dan jumlahnya. Lebah betina dan jantan dibedakan oleh warnanya, lebah jantan biasanya memiliki warna yang lebih terang serta aktif bergerak.
4. Apis Cerana
Jenis lebah yang dikembangkan di Indonesia selanjutnya yaitu Apis Cerana, selain di Indonesia lebah ini juga ditemukan di Jepang, Cina dan Afganistan. Membudidayakan lebah jenis ini terbilang cukup mudah karena dapat dibudidayakan secara modern maupun tradisional.
Tiap satu kotaknya menghasilkan kurang lebih 2-5 kg madu setiap tahunnya. Menternakkan lebah satu ini memang sedikit sulit karena sifatnya yang ganas dengan produktivitas yang kurang.
4 Jenis Produk Budidaya Jenis Lebah yang Dikembangkan di Indonesia
Lebah merupakan hewan penghasil madu dengan manfaat yang banyak ditambah rasanya yang lezat. Selain madu ada beberapa jenis produk lain yang dihasilkan dari budidaya lebah, sehingga akan menambah peluang bisnis bagi Sobat Mediatani. Produk-produknya sebagai berikut:
1. Royal Jelly
Sobat Mediatani, royal jelly merupakan cairan kental yang dihasilkan lebah, bermanfaat sebagai suplemen yang berguna untuk menjaga stamina tubuh dan vitalitas tubuh. Harga royal jelly lebih mahal jika dibandingkan dengan madu, dihasilkan oleh lebah pekerja sebagai pakan untuk larva lebah.
2. Lilin Lebah
Lilin lebah adalah salah satu hasil ekskresi dari lebah yang dapat dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan lilin. Bahkan beberapa industri menggunakan lilin lebah untuk kosmetik dan industri farmasi.
3. Serbuk Sari Atau Beee Polen
Manfaat bee pollen bagi tubuh manusia yaitu dapat memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak. Serbuk sari ini didapat dari bunga yang diambil oleh lebah dan menempel di bagian kaki mereka, serbuk sari juga merupakan sumber protein bagi lebah. Mengandung vitamin, mineral, asam amino dan lain-lain.
4. Propolis
Propolis adalah hasil dari bagian tanaman yang dikumpulkan oleh lebah, bentuknya lengket seperti lem perekat dan bersifat resin. Propolis dimanfaatkan lebah untuk menutup lubang masuk, menambal retakan dan menutup celah yang terdapat pada sarang.
Propolis sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia karena didalamnya mengandung antibiotik alami. Tak heran jika propolis sering dijadikan sebagai bahan utama pembuatan obat-obatan alami penambah stamina dan imun tubuh.
**
Lebah mempunyai segudang manfaat, mulai dari madu hingga sarangnya memiliki nilai jual yang tidak murah. Jenis lebah yang dikembangkan di Indonesia sudah cukup beragam Sobat Mediatani, dengan cara mengembangbiakan lebah yang berbeda-beda tergantung dengan jenisnya.