Mediatani – Padi adalah jenis tanaman biji-bijian yang merupakan bahan makanan pokok orang Indonesia khususnya di Pulau Jawa. Jika belum makan nasi rasannya belum kenyang, begitu kebanyakan celoteh orang Indonesia. Hal itu karena makan nasi sudah menjadi kebiasaan sejak kecil dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi sugesti yang melekat kuat dalam pikiran warga Indonesia.
Selain padi, Indonesia sebenarnya kaya akan sumber makanan pokok yang mengandung unsur karbohidrat pengganti nasi, seperti jagung, ketela, singkong, gandum. Dibanding makanan pokok yang lainnya, nasi putih memang merupakan makanan yang mengandung karbohidrat tinggi dan jika dicerna di dalam tubuh akan memproduksi glukosa dan akan dialirkan ke sistem peredaran darah ke seluruh tubuh. Namunn, jika kita mengkonsumsi nasi putih dalam jumlah berlebih akan kurang baik bagi kesehatan.
Dalam proses penanaman hingga pemanenan, padi membutuhkan perhatian khusus karena hal tersebut akan mempengaruhi hasil kualitas dan kuantitas panen. Mulai dari pemilihan bibit unggul, jenis padi dan beras, penyemaian, penanaman, penanggulangan hama, mesin pendukung seperti mesin combine harvester, hingga pemanenan memerlukan tenaga operasional yang handal dari para petani. Tidak hanya itu, dalam sistem penanaman padi juga membutuhkan pemupukan serta alat bantu tanam dan panen yang efektif dan efisien.
Di indonesia ini, masih sedikit para petani yang mempunyai latar belakang pendidikan atau pengetahuan khusus manajerial alat-alat canggih yang dapat membantu memudahkan dalam proses penanaman sampai pemanenan, penyimpanan dan penggilingan padi. Pada dasarnya mereka yang mayoritas tinggal di desa akan jauh dari pengetahuan tentang alat-alat tersebut. Mereka pada umumnya masih menggunakan alat tradisional untuk proses tanam padinya selain juga harganya yang relatif murah.
Para petani masih menggunakan alat-alat tradisional seperti cangkul dan traktor untuk membajak tanah, sabit untuk memotong hasil panen padi mereka. Hal tersebut tentunya memerlukan waktu yang lama dengan tenaga yang relatif banyak, sehingga proses pemanenan kurang efektif dan efisien. Karena padi yang siap panen jika tidak segera dipanen akan mempengaruhi kualitas hasil panen. Untuk itu diperlukan alat yang dapat mempersingkat proses pemanenan padi.
Seiring berkembangnya zaman, sumber daya manusia dan teknologi yang diciptakannya juga ikut berkembang, begitu pula dengan teknologi pertanian. Teknologi tersebut memberikan kemudahan dalam proses tanam dan panen juga penyimpanan hasil panen. Seperti dalam teknologi pemanenan yang dilatarbelakangi oleh beberapa hal yang membuat hasil panen menjadi tidak berkualitas, maka diciptakanlah alat yang bernama mesin combine harvester.
Penjelasan Singkat Mengenai Mesin Combine Harvester
Alat ini mempunyai empat fungsi inti yaitu untuk memotong, merontokkan, menyimpan kemudian membersihkan. Pertama-tama alat ini akan memotong tanaman yang siap dipanen kemudian menyalurkannya ke silinder untuk merontokkan gabah dari tangkainya. Setelah itu gabah dipisahkan dari jerami dan dibersihkan dari kotoran atau benda asing.
Prinsip kerja mesin ini adalah :
- Padi yang siap dipanen dipotong, kemudian dimasukkan ke bagian perontokkan.
- Gabah yang sudah rontok masuk ke tangki penampungan dan jeraminya dikeluarkan dari mesin combine harvester.
- Sama seperti traktor pengoperasian mesin ini dengan cara mengendarainya. Pemotongan padi bisa sekitar 1,5 sampai 6 meter.
Secara operasional mesin ini tidak bisa dipakai di sembarang tempat karena membutuhkan lahan yang luas. Di Indonesia sendiri belum memproduksi alat ini sehingga jika ingin membelinnya harus mengimpor dari luar negeri. Anda bisa mengimpornya di beberapa negara maju seperti Jepang yang merupakan negara yang menciptakan mesin ini.
Seiring kemajuan teknologi, seperti mesin pemanen padi, yang memudahkan dalam proses panen sehingga tidak membutuhkan banyak tenaga kerja dan menghemat dana pembayaran tenaga kerja pastinya. Selain mesin pemanen padi anda juga bisa mengakses mesin pemanen jenis tanaman lain seperti mesin pemanen jagung, mesin pemanen kentang, mesin pemanen kacang dan jenis lainnya.
Tidak hanya memudahkan dalam proses panen, mesin combine harvester ini dapat menjaga kualitas hasil panen karena proses yang lebih cepat daripada alat tradisional. Selain padi, jerami juga akan memisah dari gabah secara sempurna tanpa kotoran. Sehingga jerami juga dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak atau kita jual jika tidak mempunnyai ternak. Dengan begitu mesin ini secara mekanisme operasional dapat bermanfaat secara keseluruhan tanpa ada yang mubadzir atau terbuang.
Dikutip dari Jogja.Suara, di bulak Jabung, Pandowoharjo, Sleman yang merupakan salah satu daerah yang menggunakan mesin combine harvester ini, mampu menekan biaya, dari 10 persen jadi 5 persen. Dalam nominal, penggunaan alat combine harvester bisa menghemat biaya panen, yang biasanya Rp500.000 per 1.000 meter, atau menjadi separuhnya.
Penggunaan combine harvester bisa sangat menghemat waktu petani. Pemakaian combine harvester ukuran kecil saja hanya memakan waktu 2-3 jam per hektar. Jika dibanding panen dengan tenaga manusia, bisa memakan waktu seharian.
Meski demikian, seorang petani, Karno, menjelaskan, tak semua petani bisa mengoperasikan combine harvester. Karno sendiri tetap menyabit batang padi di sejumlah titik sawah karena terlewat jangkauan alat secara optimal. Pasalnya, sawah tersebut juga memiliki tembok di beberapa sisi sebagai pembatas sawah dengan jalan dan dinding rumah warga, yang berdiri berhimpitan dengan sawah.