Mediatani – Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono berharap budidaya perikanan yang sukses dikembangkan di Desa Kalitekuk, Kapanewon (Kecamatan) Semin, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta juga bisa dilakukan di daerah lain.
“Perikanan budidaya di Indonesia harus terus ditingkatkan. Seperti halnya kampung budidaya di Semin ini harus menjadi perhatian kita bersama. Saya senang kalau ada seperti ini (kampung budidaya ikan),” ungkapnya, dilansir dari laman resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kamis (19/8/2021).
Perlu diketahui, budidaya lele yang dikembangkan di Semin mengalami pertumbuhan positif seiring dengan adanya bantuan pinjaman modal dari Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (BLU LMPUKP).
Atas pencapaian tersebut, jumlah pelaku usaha di daerah tersebut meningkat drastis dari yang awalnya hanya 28 KK menjadi ratusan kepala keluarga (KK). Hal ini juga diikuti dengan meningkatnya jumlah hasil produksi dari semula 0,7 ton menjadi 10 ton per bulan.
Nilai aset pun turut meningkat karena pertumbuhan itu, dari semula hanya Rp20 juta kini mencapai hingga Rp3 miliar. Dan yang paling penting, para pelaku usaha bisa merasakan langsung pencapaian tersebut dengan memperoleh pengahasilan yang pasti.
Penghasilan pelaku usaha yang awalnya tidak menentu, kini bisa lebih pasti di angka Rp3 juta-Rp5 juta per bulan. Sedangkan koperasi juga mendapat penghasilan bersih yang naik tajam menjadi Rp40 juta-Rp50 juta per bulan dari Rp5 juta.
“Jangan hanya di Semin namun seluruh Indonesia harus ada. Minimal setiap kabupaten atau kota ada satu kampung budidaya perikanan. Ini bagus karena dengan adanya model seperti ini dapat menyejahterakan masyarakat,” jelasnya.
Menteri Trenggono menekankan bahwa kegiatan budidaya lele yang dilakukan di Kapanewon Semin tidak hanya terbatas pada produksi melainkan sampai pada kegiatan pengolahan menjadi berbagai varian produk.
Dia meminta Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) untuk mendukung kegiatan pasca produksi, seperti pengolahan agar lebih banyak variasi produk yang dihasilkan dan tenaga kerja yang diserap juga bisa lebih banyak.
“Model seperti ini harus didukung agar terus berkembang. Saya sudah meminta Ibu Dirjen (PDSPKP) untuk turunkan tim untuk membantu pasca produksinya ya,” pungkas Menteri Trenggono.
Untuk diketahui, selama ini air menjadi masalah utama di Desa Kalitekuk seperti desa lainnya di Gunungkidul. Meski demikian, masyarakat bisa memanfaatkan pekarangan rumah untuk mengembangkan potensi budidaya lele.
Usaha itu awalnya hanya dilakukan secara mandiri untuk mendapat penghasilan tambahan. Namun, karena besarnya potensi yang terlihat pada usaha tersebut, maka dibentuk Koperasi Mina Mulya Maju Mandiri pada 20 Maret 2018 dengan pendampingan LPMUKP.
Setelah berbentuk koperasi, pada akhir Maret 2018, diberikan pinjaman modal Rp1 miliar. Hingga kini, budidaya lele di Desa Kalitekuk Semin masih terus berkembang.