Panduan Budidaya Tanaman Melinjo, Semua Bagian Tanaman Bisa Dipanen

  • Bagikan
Buah Melinjo

Mediatani – Melinjo atau biasa juga disebut belinjo ini memiliki nama latin Gnetum gnemon. Nama tanaman ini memiliki nama yang berbeda di setiap daerah. Di daerah Sunda melinjo biasa disebut dengan nama tangkil. Tanaman berbiji dua ini merupakan tanaman yang berasal dari Asia tropik, Melanesia dan Pasifik Barat.

Umumnya, orang yang mengenal melinjo ini akan memikirkan rasa yang pahit namun memiliki kenikmatan tersendiri, terutama jika telah diolah menjadi kerupuk atau emping. Menariknya, hampir semua bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan.

Kayu melinjo dapat digunakan sebagai bahan papan dan berbagai alat rumah tangga sederhana. Daun muda dan bunganya sering digunakan sebagai bahan untuk sayuran, seperti sayur asem. Dan yang paling diminati yaitu bijinya yang menjadi bahan baku emping. Selain itu, kulitnya biasa diolah menjadi abon.

Masih banyak yang belum tahu bahwa biji melinjo ini sangat kaya antioksidan dan bisa meningkatkan daya tahan tubuh. Namun, dokter sangat tidak menganjurkan penderita asam urat untuk mengonsumsi melinjo.

Saat ini, melinjo masih jarang dibudidayakan secara intensif oleh masyarakat. Pasalnya, proses untuk memanen tanaman ini cukup lama. Namun, jika berhasil melakukannya, Anda akan meraup untuk yang berlipat. Berikut cara budidaya melinjo yang Mediatani rangkum dari berbagai sumber.

Pemilihan Lokasi

Iklim perlu diperhatikan untuk menentukan tempat menanam melinjo. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di berbagai jenis tanah dengan curah hujan 2500-3000 mm per tahun. Namun umumnya, melinjo menyukai musim kemarau yang stabil.

Melinjo dapat tumbuh di wilayah yang memiliki ketinggian hingga 1200 mdpl, namun hasil produksi maksimal dapat dicapai pada ketinggian tidak lebih dari 400 mdpl. Karena tidak membutuhkan tanah khusus sebagai persyaratan tumbuh, melinjo sering direkomendasikan untuk program penghijauan.

Budidaya Tanaman Melinjo

Untuk memperbanyak tanaman, bisa dilakukan dengan cara generatif maupun dengan cara vegetatif. Namun, karena biji melinjo ini sangat sulit dikecambahkan, tanaman ini lebih sering diperbanyak secara vegetatif, seperti mencangkok sambung, dan okulasi.

Lahan tanaman melinjo terlebih dahulu dibersihkan dari rerumputan, dibajak, dicangkul dan batang serta kayu yang ada disekitarnya dikumpulkan. Persiapan lahan sebaiknya dilakukan saat menjelang atau sebelum musim hujan.

Lobang tanam dibuat 3-4 minggu sebelum bibit akan ditanam. Lobang tanam melinjo ini berukuran 60 x60 x 75 cm. Pisahkan tanah bagian dengan tanah bagian bawah, lalu berikan pupuk kandang dengan takaran sekitar 10 kg setiap lubang.

Penanaman

Awal musim hujan sangat cocok untuk memulai penanaman. Saat menanam bibit, lepaskan dari polybag, tanah yang melekat pada akar dijaga jangan sampai terlepas dan membuat proses perakaran bibit rusak. Bibit ditanam sampai batas leher akar, diusahakan akar tunggang tetap lurus dan akar cabang tersebar ke segala arah.

Ujung akar yang patah atau rusak sebaiknya dipotong saja. Kemudian padatkan tanah di sekitar batang dengan menekannya agar tidak ada celah udara diantara akar dan tidak memungkinkan terjadinya genangan air. Beri penyangga pada tanaman dari bambu agar tetap tumbuh dengan tegak.

Perawatan Tanaman Melinjo

Jika tidak ada hujan, lakukan penyiraman sebanyak 2 kali sehari selama dua minggu setelah bibit ditanam. Setelah itu, penyiraman cukup dilakukan sehari sekali. Jangan lupa membuat saluran pembuangan air di sekitar tanaman.

Pemberian pupuk lanjutan bisa dilakukan dengan menggunakan pupuk kandang atau pupuk buatan sebanayk 2 kali dalam setahun. Pemberian pupuk dilakukan dengan memasukkan pupuk pada lubang yang digali sedalam 10-15 cm mengelilingi lingkar daun terluar.

Penyiangan juga perlu dilakukan dengan menghilangkan tanaman pengganggu (gulma), rerumputan liar dan tanaman merambat yang biasanya tumbuh di sekitar tanaman melinjo terutama saat tanaman masih berumur 1-3 tahun.

Lakukan juga pengemburan tanah di sekeliling tanaman, setidaknya 2 kali dalam setahun. Bibit yang mati segera disulam atau diganti dengan bibit baru agar pertumbuhan tanaman yang diganti tidak tertinggal dengan yang telah tumbuh.

Tanaman melinjo juga perlu dipangkas agar tidak tumbuh terlalu tinggi, sehingga memudahkan proses panen dan mempermudah pengontrolan terhadap hama dan penyakit. Proses pertumbuhan cabang yang semakin banyak juga akan membuat bunga menjadi banyak.

Dengan memangkas, berat tanaman bisa lebih seimbang sehingga tanaman yang berasal dari cangkok atau stek yang perakarannya dangkal, tidak akan mudah roboh.

Pengendalian hama dan penyakit pada melinjo

Gejala akan muncul saat tanaman diserang oleh hama dan penyakit. Dari gejala itu, jenis hama dan penyakit yang menyerang dapat diketahu dan selanjutnya dapat ditentukan cara untuk menanggulanginya.

Panen dan pasca panen Tanaman Melinjo

Bagian tanaman melinjo yang bisa dipanen yaitu berupa buah, bunga dan daun. Buah melinjo banyak diminati untuk diolah menjadi tangkil, bahan baku emping. Buah melinjo yang digunakan untuk membuat emping baru bisa dipanen apabila sudah cukup umur.

Sedangkan, bunga dan daun yang dikenal dengan nama Kroto So yang bisanya dikonsumsi sebagai sayuran dapat dipanen kapan saja.

Namun, jika menginginkan buah yang berkualitas dan banyak, bunga atau daun melinjo sebaiknya tidak di panen sebab akan menurunkan produksi buah. Pohon melinjo yang dapat dipanen umumnya  berumur 5 sampai 6 tahun. Masa menculnya buah melinjo bisa terjadi sebanya 2 kali dalam setahun.

Setelah panen lakukan sortasi atau pemilihan buah. Pisahkan buah melinjo tua dengan yang muda, demikian juga daun dan bunganya. Buah tua berwarna merah dan berbiji keras. Buah muda berwarna hijau dan biji lunak.

  • Bagikan