Panen Raya Food Estate Kalteng, Hanya Penurunan Produksi dan Bukan Gagal Panen

  • Bagikan

Mediatani – Sisa beberapa hari lagi menuju panen raya di kawasan Food Estate Kalimantan Tengah (Kalteng). Inilah salah satu jawaban dari pemerintah untuk memenuhi harapan masyarakat terkait lumbung pangan nasional yang dapat menopang kebutuhan sehari-hari. Diperkirakan hasil panen yang akan didapatkan mencapai lima hingga enam ton perhektare.

Kepala Dinas Hortikukultura dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah, Sunarti mengungkapkan bahwa keunggulan food estate disebabkan oleh kuatnya kolaborasi antara petani, pemerintah dan para pengusaha pertanian dalam menjaga lahan hingga mencapai target yang ditetapkan.

“Kami di lapangan ini terus bekerja keras dalam rangka meningkatkan produksi food estate. Sehingga tidak mungkin rasanya area lumbung pangan ini mengalami gagal panen,” Kata Sunarti saat meninjau area siap panen di Kabupaten Pulang Pisau pada Hari Kamis (4/2/2021).

Sunarti merasa jika opini gagal panen sangat berlebihan dan juga membuat sedih. Sedangkan faktanya, para petani dan pengusaha tani banyak mengambil untung dari program jangka panjang yang digagas oleh Presiden Joko Widodo.

Menurutnya, adanya kalimat gagal panen dikeluarkan karena tidak melihat hasil food estate secara utuh dan tidak mewakili luasan food estate yang mencapai 10 ribu hektare. Penurunan ada, namun itu hanya sebagian kecil yang disebabkan oleh faktor cuaca seperti angina dan hujan.

Kedepannya, jika terjadi kendala cuaca seperti ini terjadi bisa dilaporkan segera oleh para petani kepada petugas penyuluh yang ada di lapangan dan bukannya mengambil keputusan lalu membuat pernyataan.

Untuk mendapatkan hasil yang baik ke depannya, pola budidaya yang diterapkan harus mengikuti pola yang sudah dianjutkan oleh para petugas. Upaya ini dilakukan agar para petani menghentikan kebiasaan yang salah saat menanam padi. Misalnya, mungkin selama ini para petani masih melakukan budidaya dengan cara tabor benih, tentunya hal ini dapat mempengaruhi pertumbuhan padi yang mengakibatkan padi mudah roboh jika diterjang cuaca buruk.

Sebelumnya, masyarakat sekitar melakukan pola tanam hanya dua kali setahun, namun pemerintah selalu mendorong untuk menjadikan tiga kali produksi dalam setahun. Pola tanam ini memungkinkan untuk dilakukan karena benih yang digunakan adalah benih unggul jenis inpara 42.

Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Provinsi Kalimantan Tengah, Syamsuddin juga menambahkan jika saat ini pemerintah terus melakukan intervensi mekanisasi dengan mengirim berbagai alsintan hingga ratusan unit. Diharapkan kedepannya intervensi dapat terus dilakukan dengan teknologi dan mekanisasi pada area food estate ini.

Jadwal panen sendiri akan dilakukan pada pekan kedua dan ketiga Februari 2021. Panen ini akan dibantu dengan alat dan mesin pertanian (alsintan). Para petani pun mendapatkan hasil yang maksimal karena terbantu dengan berbagai bantuan pemerintah dan termasuk penyediaan bibit unggul.

Ketua Kelompok Tani Rukun Santoso, Mujiyanto mengatakan dengan tegas bahwa gagal panen tidak akan terjadi dalam lahan food estate di Kalteng. Pun penurunan produksi yang terjadi itu disebabkan oleh faktor alam seperti hujan dan angin kencang yang membuat tanaman padi yang sudah siap panen akhirnya rebah dan basah.

Jika padi sudah basah maka hal ini memaksa petani untuk panen lebih awal dari yang ditargetkan, inilah yang dikatakan penurunan produksi dan bukan gagal panen. Penurunan produksi terjadi hanya lima persen dari total lahan 2.200 hektare Desa Belanti Siam.

Sunarti mewakili pemerintah daerah Provinsi Kalimantan Tengah mengungkapkan rasa terima kasih yang besar kepada pemerintah pusat yang telah memilih dan menjadikan Kalteng sebagai tempat pengembangan food estate.

 

  • Bagikan