Mediatani – Pemerintah terus melakukan berbagai inovasi untuk memastikan ketersediaan pangan berjalan baik untuk meningkatkan kebutuhan pangan masyarakat. Salah satu komoditi pangan dari sektor perikanan yang potensial untuk dikembangkan adalah ikan lele.
Dilansir dari Antara, pada Selasa (23/2), untuk mewujudkan hal itu, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kulon Progo, Darah Istimewa Yogyakarta, mengembangkan Kawasan Sentra Produksi Perikanan(KSPP) Alam Tirto yang terletak di Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang untuk memenuhi kebutuhan lele di wilayah tersebut.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulon Progo, Sudarna mengatakan bahwa hal utama yang diperlukan dalam pengembangan KSPP ini adalah kemampuan kelompok untuk mengorganisir permodalan agar usaha tetap jalan dengan baik. Menurutnya, kelompok atau gabungan kelompok bisa menerapkan sistem saham untuk permodalannya.
“Salah satunya Kelompok Budi Daya Ikan Alam Tirto yang membudidaya lele guna memenuhi kebutuhan masyarakat di Kulon Progo,” ungkap Sudarna.
Dengan adanya KSPP Alam Tirto, Sudarna berharap agar setiap kecamatan di Kabupaten Kulonprogo juga menerapkan hal yang sama. Dia menuturkan, sebuah kelompok dapat dikatakan sebagai KSPP lele apabila mereka mampu memenuhi produksi ikan konsumsi lele sebanyak 800 kilogram per hari. Satu kelompok atau gabungan dari beberapa kelompok budidaya dapat membentuk satu KSPP.
Mengenai KSPP Alam Tirto, Sudarna mengatakan bahwa DKP memberikan bantuan pada kelompok itu berupa 40 paket kolam bulat seharga Rp 287 juta melalui APBD 2021. Bantuan itu merupakan bentuk dari apresiasi DKP karena di tahun 2019 mereka mendapatkan 15 paket kolam bulat yang dapat meningkatkan produksi ikan dengan baik.
“Kami berharap bantuan ini mampu mendongkrak pendapatan di wilayah utara, dan menjadi sentra budi daya lele di wilayah utara,” ucapnya.
Sementara itu, Bupati Kulon Progo Sutedjo menjelaskan bahwa sektor perikanan memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan, karena apabila dikelola secara benar melalui cara penangkapan dan cara budidaya yang baik, dapat memperoleh keuntungan.
Sehingga, dapat menjadi sektor penggerak perekonomian masyarakat. Selain itu, ikan juga merupakan sumber pangan yang penting untuk dikonsumsi, karena memiliki kandungan gizi yang tinggi.
Oleh karena itu, lanjut Sutedjo, budidaya ikan sangat tepat untuk terus dikembangkan, karena ikan konsumsi akan terus dibutuhkan oleh masyarakat sebagai salah satu sumber pangan. Ia juga berharap upaya ini dapat membangkitkan semangat kelompok penerima bantuan untuk mengembangkan usahanya dan meningkatkan kesejahteraan.
Sutedjo menambahkan, salah satu masalah dalam pengembangan perikanan budidaya adalah pemasaran hasil produksi. Selama ini upaya yang sudah dilakukan oleh pokdakan adalah dengan menjalin kerja sama dengan pemasar lokal Kulon Progo maupun luar Kulon Progo dan instasi lain terkait untuk Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
“Kami berharap produksi lele Pokdakann Alam Tirto mencukupi kebutuhan BPNT di wilayah Kalibawang dan sekitarnya,” kata Sutedjo.
Ketika mengalami kesulitan memasarkan produksinya itu, serapan pasar ikan budidaya menurun sekitar 40 persen akibat adanya wabah Virus Corona. Meski demikian, Sudarna tetap mendorong pembudidaya di wilayahnya untuk terus menebar ikan
Dia menuturkan pihaknya belum mengetahui pasti total kerugian yang dialami pembudidaya ikan. Menurutnya, kerugian disebabkan karena beberapa pembudidaya terpaksa antre ikan mereka dibeli pedagang sehingga memperpanjang waktu budidaya dan menambah biaya pakan.
“Inilah biaya tambahan yang harus ditanggung pembudidaya. Artinya mengurangi potensi keuntungan,” ujarnya.
Namun, DKP Kulon Progo terus berupaya mengoptimalkan kerja sama dengan program BPNT Sembako dan mengoptimalkan jejaring komunitas perikanan Kulon Progo melalui WAGnya untuk saling membantu, termasuk dalam hal pemasaran hasil produksi.