Petani Cilegon Nyaris Masak Bunga Bangkai Karena dikira Jantung Pisang

  • Bagikan
Petani Cilegon, Sahada memperlihatkan bunga bangkai yang ditemukannya

Mediatani – Indonesia dikenal sebagai salah satu negara tropis yang memiliki beraneka ragam flora dan fauna yang unik serta melimpah. Beberapa diantaranya merupakan spesies yang bersifat endemik karena cocok dengan iklim di Indonesia.

Seperti bunga bangkai atau Amorphophallus Titanium yang merupakan tumbuhan endemik asal sumatra ini, populasi tumbuhan bunga langka ini hanya dapat ditemukan di hutan-hutan Sumatra. Keberadaannya di alam liar pun dikabarkan sangat mengkhawatirkan.

Namun belakangan, spesies bunga bangkai ini sering tumbuh secara mengejutkan di berbagai penjuru tanah air. Salah satunya yang cukup viral karena unggahan video amatir di media sosial, terjadi di Cilegon, Banten.

Video tersebut memperlihatkan seorang petani di Kampung Pancuran, Kelurahan Suralaya, Suhada menunjukkan Bunga Bangkai yang ditemukannya di tengah hutan. Ia mengaku mengira tumbuhan tersebut adalah jantung pisang, sehingga ia membawanya pulang dan nyaris memasaknya.

Sahada menceritakan bahwa bunga bangkai tersebut ditemukannya di lingkungan Sumur Pereng pada Minggu (8/11) siang. Saat itu dirinya baru selesai mencari jamur di tengah hutan. Karena mengira bunga merah itu adalah jantung pisang yang jatuh ke tanah, bunga Bangkai itu langsung dipotong dan dibawa pulang.

Setelah menyadari tak ada pohon pisang di sana, Sahadah langsung memberitahukan kepada tetangganya bahwa ia menemukan bunga dengan bau yang tidak sedap dan bentuk yang aneh.

“Saya sudah setua ini belum pernah lihat itu bunga. Saya enggak tahu namanya apa bunga itu,” ucap Suhada.

Meski sudah berpuluh-puluh tahun tinggal di tempat ini, rupanya warga baru pertama kali melihat bunga bangkai mekar di pinggir tebing di tengah hutan. Warga sekitar yang penasaran dengan bunga langka itu kemudian berbondong-bondong mengunjungi lokasi demi bisa berfoto bersama bunga bangkai.

“Seumur-umur saya baru kali ini melihat bunga seperti ini,”ucap Saniah, salah satu warga yang berhasil berfoto bersama bunga bangkai.

Bunga bangkai lainnya yang belum mekar

Ketua RW Kelurahan Suralaya Muhammad Nasir mengungkapkan bahwa bunga bangkai tersebut memiliki ukuran yang lumayan besar. Ia juga mengatakan, sekitar 1,5 kilometer dari tempat penemuan bunga bangkai yang ditemukan Suhada, juga ditemukan dua buah bunga serupa yang masih kuncup.

“Yang satu sudah mekar, dibawa pulang Bu Sahadah dan yang dua masih belum mekar masih di kebun,” tambahnya.

Bunga bangkai adalah tumbuhan yang dilindungi

Dilansir dari Nationalgeographic, peneliti di Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebun Raya-LIPI, Yuzammi mengatakan bunga bangkai termasuk tumbuhan yang terancam punah. Di antaranya penebangan hutan, ahli fungsi hutan menjadi ladang atau perkebunan, serta ketidaktahuan masyarakat bahwa Amorphophallus titanum merupakan tanaman khas Indonesia yang sangat berharga.

Untuk menjaga kelestarian A. titanum yang terancam itu, maka dibuatlah Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 (Lampiran PP. No. 7/1999) dan termasuk tumbuhan langka di lndonesia (IUCN. 2000; Mogea et al., 2001).

Selain itu, perlu diketahui bahwa Amorphophallus berbeda dengan Rafflesia. Rafflesia hidup menumpang pada tanaman inang bernama tetrastigma. Apabila tanaman tersebut mati, maka Rafflesia juga mengalami nasib yang sama. Sementara, Amorphophallus mempunyai umbi dan hidup sendiri. Ia memiliki batang, daun dan bunga sendiri juga.

“Yang kita sebut bunga bangkai adalah Amorphophallus ini, sementara Rafflesia adalah puspa langka. Mereka sama-sama mengeluarkan bau bangkai dan inilah yang menyebabkan kesalahpahaman,” terang Yuzammi.

  • Bagikan