Petani Harus Dilindungi dari Impor Beras, Mengapa?

  • Bagikan

Mediatani – Dalam menanggapi isu tentang rencana impor beras, Ganjar Pranowo selaku Gubernur Jawa Tengah menghimbau kepada para petani bahwa mereka harus mendapat perlindungan dari pemerintah saat musim panen raya.

“Sebab ongkos produksinya kemarin tidak cukup murah itu agak mahal justru, maka petani hari ini butuh perlindungan, maka jangan sampai ada keputusan yang nanti menyinggung perasaan petani,” ungkap Ganjar.

Meskipun demikian, Ganjar yakin bahwa pemerintah pusat tidak akan terburu-buru dalam mengambil keputusan tentang rencana impor beras. Politikus PDI Perjuangan itu juga menghimbau kepada semua pihak agar bisa menahan diri.

“Menurut saya, saat ini lebih baik kita semua menahan diri terlebih dulu, supaya para petani kita dapat menikmati hasil panennya dengan baik,” ujarnya.

Menurutnya, yang paling penting dan mendesak yang harus dipikirkan untuk saat ini adalah serapan gabah atau beras petani agar lebih cepat sebab hal itu akan membuat para petani merasa nyaman, serta sejahtera. Dirinya akan terus berusaha untuk berkomunikasi dengan pemerintah pusat membahas hal ini dan juga menghimbau kepada para petani agar tetap tenang.

“Nggak usah panik ya, nanti Insyaallah kita juga akan komunikasikan dengan pemerintah pusat. Saya yakin tidak akan terburu-buru untuk melakukan ini. Tetapi jika panen telah beres semua, kita akan hitung jika memang mengalami kekurangan untuk cadangan atau persiapan bencana kita akan lakukan, tapi kalau untuk saat ini masih terlalu dini,” ucapnya.

Orang nomor satu yang ada di Jawa Tengah ini sebelumnya telah meminta ke pemerintah pusat untuk memperhitungkan dengan matang terkait rencana melakukan impor beras dalam waktu yang dekat ini sebanyak satu juta ton beras. Karenapara petani di Indonesia saat ini, khususnya di Jawa Tengah telah mulai memasuki musim panen.

“Mungkin lebih baik dipikirkan lebih matang sebab para petani kita ini lagi mulai panen, makanya sepertinya para petani butuh perhatian supaya hasil panennya betul-betul mampu terbeli sebab ongkos produksinya kemarin tidak murah,” ujarnya.

Sejalan dengan hal tersebut, Ridwan Kamil selaku Gubernur Jawa Barat juga mengusulkan kepada pemerintah pusat agar bisa menunda impor beras. Kang Emil, sapaan akrabnya, menilai bahwa impor akan berpotensi membuat harga beras lokal turun dan akan mengancam kesejahteraan petani. Terlebih lagi pada waktu dekat ini kita akan ada panen raya.

“Usul Jawa Barat untuk pemerintah pusat sebaiknya untuk menunda impor beras,” kata Ridwan Kamil usai menyerap aspirasi perwakilan petani di 27 kabupaten/kota secara virtual di Gedung Sate, Kota Bandung.

Kang Emil mengungkapkan bahwa impor bisa saja dilakukan saat stok beras nasional mengalami defisit. Tetapi untuk saat ini, stok beras dalam negeri masih melimpah, khususnya di daerah Jawa Barat yang saat ini berada dalam kondisi surplus.

“Rencana impor ini bisa saja masuk akal jika posisinya kita krisis beras, tapi kami malah surplus,” tuturnya.

Lebih lanjut, Menurut Emil, dirinya tidak mau jika kebijakan impor beras ini mengancam kesejahteraan para petani. Oleh sebab itu, dibutuhkan manajemen waktu yang jauh lebih matang tentang rencana impor beras.

Solusinya, daripada impor beras, ada baiknya membeli beras dari petani Jawa Barat yang kini stoknya masih melimpah. Hingga bulan April, stok beras Jawa Barat surplus 320 ribu ton.

“Beras kita masih suprlus 320 ribu ton sampai dibulan April, ini sudah berlebih banyak sekali. Jadi dari pada impor beras mending beli beras Jawa Barat yang melimpah,” pungkas Kang Emil.

  • Bagikan