Mediatani – Ada banyak cara yang bisa diterapkan oleh petani untuk bisa membasmi hama yang menyerang tanaman yang dirawatnya. Penggunaan insektisida sudah bukan lagi satu-satunya cara yang bisa dilakukan, terlebih penggunaan bahan kimia akan menurunkan kualitas tanaman.
Atas dasar itulah Hasan, seorang petani di Desa Tanjung Anom, Kecamatan Kota Agung Timur, Kabupaten Tanggamus, Lampung, mencoba melakukan cara yang berbeda agar tanaman padinya bisa tumbuh subur dan sehat.
Petani yang cinta dengan pertanian organik ini, tetap berpegang pada prinsipnya. Hasan sama sekali tidak setuju dengan penggunaan racun kimia. Ia memilih untuk membeli ribuan benih ikan mas (Cyprinus carpio) untuk membasmi wereng batang cokelat yang ada di sawahnya.
Ribuan benih ikan mas seukuran jari ditebarnya di 12 petak sawah miliknya. Alhasil, saat wereng batang cokelat anakan dan dewasa pada tanaman padi Hasan berjatuhan ke air genangan sawah, benih-benih ikan mas itu langsung melahap serangga-serangga tersebut.
Berkat cara yang dilakukannya itu, kini Hasan merasa lebih tenang karena tanaman padinya sudah tidak mendapat serangan hama yang berarti dan bisa tumbuh dengan subur, sehat, dan menghijau.
Padahal, beberapa waktu sebelumnya, Hasan terus dihantui oleh rasa kekhawatiran akan mengalami gagal panen karena serangan hebat dari hama wereng batang cokelat. Pada akhir Juni 2020 lalu, hama serangga tersebut menyerang hampir semua areal persawahan di Kabupaten Tanggamus.
Puncak serangan wereng batang cokelat di daerah tersebut terjadi pada Agustus-September. Berdasarkan catatan Dinas Pangan dan Pertanian Tanggamus, ada seluas 1.501 hektare yang tersebar di 20 kecamatan mendapat serangan wereng batang cokelat ini.
Hasan mengungkapkan, setelah belasan hari sejak para petani menanam, wereng batang cokelat kemudian menyerang areal persawahan dengan sangat luar biasa.
Para petani yang mulai cemas langsung melakukan penyemprotan insektisida secara rutin. Hampir sebanyak 3 kali dalam satu minggu petani menyemprotkan racun membasmi hama ini.
Namun, Hasan mencari cara alternatif untuk bisa membasmi hama serangga tersebut. Menurutnya, saat ini para petani seharusnya bisa menerapkan cara pembasmian hama yang lebih ramah lingkungan.
“Sekarang sudah masanya meninggalkan pertanian konvensional, pertanian sekarang wajib mengarah ke kestabilan alam atau istilah awamnya pertanian organik,” ungkap Hasan, dilansir dari SariAgri, Senin (12/7).
Menurutnya, ikan mas merupakan jenis ikan yang sangat cocok dipelihara di sawah karena mampu tumbuh dengan baik meskipun pada kondisi air yang dangkal. Ikan mas juga punya daya tahan yang baik terhadap panas matahari.
“Ikan mas menyukai tempat hidup (habitat) di perairan tawar yang airnya tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, seperti di pinggiran sungai atau danau,” tambah Hasan.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa ikan mas ini dapat hidup baik di daerah dengan ketinggian 150-600 meter di atas permukaan air laut dan pada suhu yang berkisar 25-30 derajat Celcius dengan keasaman air antara 7-8..
Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Kota Agung Barat, Kabupaten Tanggamus, Roni Sepriyono saat ini mulai gencar membagikan inovasi yang dilakukan Hasan.
Roni menjelaskan, ikan mas yang masih dalam fase larva memakan plankton nabati yang berukuran 100-300 mikron. Ukuran larva kemudian akan mencapai 6 mm-7 mm pada umur 5 hari. Saat larva berumur 1 bulan dengan ukuran normal mencapai 25 mm-30 mm, ukran organisme yang sudah bisa ditelan berkisar antara 0,5 mm-2,0 mm.
“Sekalipun ikan mas menyukai makanan alami berupa plankton, namun kebiasaan ini berubah secara berangsur-angsur seirama dengan perkembangan dan pertumbuhannya. Ikan mas dikenal sebagai hewan air pemakan segala (omnivora). Ikan mas dewasa relatif rakus menelan semua jenis makanan alami,” pungkasnya.