Petani Siak Pilih Beternak Sapi Bali di Masa Peremajaan Sawit

  • Bagikan
ILUSTRASI. sapi bali/detik.com/wahyu/ist

Mediatani – Butuh beberapa tahun dalam masa peremajaan perkebunan sawit. Dengan begitu para petani di Kabupaten Siak, Riau harus mencari cara lain untuk mendapatkan pekerjaan lain agar memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Disadur Senin, (25/1/2021) dari situs Merdeka.com, bagi petani di Kabupaten Siak, Riau, khususnya anggota Koperasi Unit Desa (KUD) Tunas Muda.

Dikarenakan mereka mengikuti program peremajaan sawit rakyat (PSR), akhirnya para petani itu mendapat bantuan Rp1 miliar dari PT Perkebunan Nusantara atau PTPN V sebagai modal usaha peternakan sapi.

Chief Executive Officer PTPN V Jatmiko K Santosa menuturkan, bantuan modal kepada petani plasma di perusahaan ini bertujuan untuk mendongkrak kemandirian ekonomi petani yang kini pendapatannya menurun akibat peremajaan perkebunan sawit.

“Dengan demikian diharapkan partisipasi para petani untuk percepatan peremajaan kebun juga meningkat,” kata Jatmiko di Pekanbaru dilansir dari Merdeka.com yang mengutip dari Liputan6.com, Senin (25/1/2021).

Jatmiko mengungkapkan bahwa satu di antara kendala percepatan PSR ialah kekhawatiran petani kehilangan penghasilan menjelang panen, selain permasalahan legalitas dan birokrasi.

Sebagai solusinya maka PTPN V memberikan kesempatan kepada petani agar bekerja langsung di areal perusahaan.

“Petani bisa mendapatkan gaji melalui pola padat karya itu, lalu ada bantuan modal usaha sampingan melalui pendanaan UMK bergilir bergulir tadi,” ucap Jatmiko.

Jatmiko mengungkapkan, modal peternakan sapi di KUD itu juga program jangka panjang karena bisa mengintegrasikan sawit dengan sapi.

Dari kebun sawit, petani bisa mencari pakan sementara sapi bisa menjadi pupuk.

Tidak hanya diberikan modal, petani penerima bantuan juga didampingi mengembangkan peternakan. Jadi ke depannya, Siak tidak hanya jadi sentra sawit tapi juga sentra atau pusat peternakan sapi.

“Saya berharap program ini berhasil hingga jadi nilai tambah ekonomi buat para petani,” kata pria yang pula menjabat sebagai Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Cabang Provinsi Riau itu.

Ketua KUD Tunas Muda, Setyono, menyebut bahwa anggotanya juga sudah beternak sapi secara mandiri. Apalagi dengan program ini, ekonomi petani lebih terjaga selama replanting dan para petani bisa mendapatkan tambahan sapi berupa jenis sapi bali.

“Sapi Bali dipilih dikarenakan memiliki beberapa keunggulan seperti tingkat adaptasi dan fertilitas tinggi serta daging yang lebih tebal,” kata dia.

Setyono merinci, bantuan dana Rp1 miliar yang diperoleh tidak seluruhnya digunakan untuk membeli sapi, melainkan juga digunakan untuk mendirikan kandang sapi, serta melakukan perawatan perkebunan sawit milik para petani yang melaksanakan peremajaan.

“Sekarang ini sudah ada 50 ekor sapi bali yang kita beli. Sapi-sapi itu kita bagikan kepada petani anggota,” ujar dia.

Setyono menuturkan, kelompok tani yang dia pimpin sudah memiliki pengalaman beternak sapi secara mandiri sejak 2005 silam.

Dia juga memastikan pengalaman tersebut tentunya menjadi modal penting dalam penerapan praktik peternakan sapi bali yang tepat dengan integrasi perkebunan sawit. Apalagi tambahnya, kebutuhan daging sapi di Kabupaten Siak cukup besar sehingga dia tak khawatir perihal pemasaran daging sapi di kemudian hari.

“Terima kasih banyak kepada PTPN V yang mendukung kami secara penuh karena tidak hanya membantu dalam peremajaan sawit melalui jaminan pembiayaan, jaminan bibit unggul, dan jaminan kultur teknis, saat ini usaha sapi kami juga mendapat pendanaan,” terangnya.

Setyono pun berkomitmen agar program itu dapat berhasil dan menjadi pilot project pengembangan sapi di perkebunan sawit.

Dia berdoa agar ke depannya Kabupaten Siak bisa menjadi sentra peternakan sapi.

Tunas Muda sendiri ialah satu di antara dari empat KUD petani plasma PTPN V yang tengah melaksanakan peremajaan sawit.

Program peremajaan sawit rakyat dilaksanakan sepenuhnya oleh perusahaan perkebunan milik negara itu dengan total luas lahan mencapai 720 hektare. Hingga kini, PTPN V juga terus mengakselerasi PSR sesuai dengan target perusahaan seluas 18.000 hektare sampai tahun 2023 mendatang. (*)

  • Bagikan