Peternak di Banjarbaru Dibantu 3.000 Ekor Itik Akibat Terdampak Banjir

  • Bagikan
Ilustrasi Itik/IST

Mediatani – Para peternak di Banjarbaru tak perlu berlama-lama lagi meratapi kematian hewan ternaknya akibat dampak banjir di sejumlah kawasan di Banjarbaru beberapa waktu lalu.

Hal itu disebabkan, Pemerintah kota Banjarbaru melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Banjarbaru bakal menyalurkan bantuan untuk mengganti ternak yang mati.

Kabid Peternakan Dinas DPK3, drh. Yohana Kriswunantu, dilansir situs banjaramsinpot.co.id Sabtu (6/3/2021) menuturkan bahwa untuk saat ini bantuan yang bakal disalurkan adalah unggas berupa 3.000 ekor itik.

“Penyalurannya akan dimulai Minggu depan atau Senin nanti,” kata Yohana Jumat pagi, kemarin.

Untuk sementara, lanjut dia, sebayak 500 ekor itik akan disalurkan terlebih dahulu kepada Kelompok ternak Sejahtera Bersama Landasan Ulin Tengah.

“Sebab, di kelompok ini paling banyak yang terdampak,” kata dia.

Bantuan berupa ternak itu, ujar Yohana, dialokasikan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Banjarbaru kota Banjarbaru.

Selain pemberian bantuan itik, pula akan diserahkan kepada para peternak berdampak adalah pakan sebanyak 300 sak. “Nanti juga disusul ayam, kambing dan obat obatan,” tambah dia.

Menurut dia, hujan yang terus menerus terjadi di kota Banjarbaru juga menjadi salah satu penyebab peningkatan jumlah kematian hewan ternak. Yang paling berdampak akibat banjir dan hujan adalah hewan ternak jenis unggas.

Berdasarkan data, peternak unggas mengeluhkan matinya itik petelur mereka secara tiba tiba. “Keluhan datang dari KT Sejahtera Bersama Landasan Ulin Tengah Muhaimin
sebanyak 103 ekor mati,” ucap dia.

Dia menambahkan bahwa harga satuan itik ketelor berkisar Rp 60.000 sehingga total yang Rp 6.180.000. Begitu juga bebek siap telur (dara) milik KT. Sejahtera Bersama Landasan Uin Tengah Muhaimin sebanyak 300 ekor mati padahal harga satunya mencapai Rp 90.000 dengan kerugian Rp 27.000.000.

Lalu Bebek muda umur kurang lebih 20 hari milik KT. Sejahtera Bersama Landasan Ulin Tengah Muhaimin juga mati bahkan jumlahnya lebih banyak yakni 1.700 ekor.

“Biasanya harga satuan bebek muda 25.000/ekor jadi kerugian Rp 42.500.000,” jelas dia.

Lalu, ayam buras KT Bayeman Sejahtera Guntung Payung Adi Budiono sebanyak 148 ekor dengan harga Rp90.000/ekornya sehingga kerugian Rp 13.320.000 .

Ayam Buras milik KT. Mufakat Bangkal Selamet Anggono 100 ekor, bebek siap telur (dara) KT.Jaya Makmur Landasan ulin Timur Rahmatullah 50 ekor .

Tak hanya unggas, ternak sapi juga berdampak di musim hujan dan banjir ini. Sapi milik KT. Sumber Rejeki Karya Tani Landasan Ulin Timur Yuli Maryono 5 Ekor mati.

“Ini kandang terisolir akibat akses jalan terputus, tiak bisa memberi pakan ternak,” tambah dia.

Kemudian, pula kambing KT. Jamur Sejahtera Landasan Ulin timur Slamet sebanyak 150 ekor mati karena kandang terisolir akibat akses jalan terputus, sehingga tak bisa memberi pakan ternak.

Kambing milik KT.Sumber Sari Syamsudin Noor Karman 3 ekor dan 47 ekor terisolir banjir, 3 ekor mati. Terakhir Sapi milik KT.Berkah Tani Syamsudin Noor Cecep Sunarya 2 Ekor karena kandang terendam banjir, ternak dipindah ke tempat yang tinggi.

Di samping itu, Pemerintah juga terus mengedukasi peternak untuk mengasuransikan ternaknya. Hal itu pun dinilai sebagai salah satu cara mengurangi risik beternak.

Program Asuransi Usaha Ternak Sapi/Kerbau (AUTS/K) bertujuan untuk menjaga dari risiko kerugian akibat kematian atau kehilangan.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menjelaskan bahwa program AUTS/K itu bertujuan untuk mengamankan indukan yang selama ini banyak dipotong. Apalagi, pemerintah sudah membuat peraturan pelarangan pemotongan betina produktif.

“Jadi, yang kita targetkan itu ialah komoditas yang mudah terkena risiko, yaitu sapi betina agar tetap dipertahankan untuk berkembang biak,” ujarnya, Sabtu (27/2/2021) dikutip mediatani.co dari situs sindonews.com, Senin (1/3/2021).

Baca selengkapnya dengan klik di sini. (*)

  • Bagikan