Peternakan Moderen di Sukabumi Panen 40 Ribu Ayam

  • Bagikan

Mediatani – Peternakan ayam di Kota Sukabumi saat ini menjadi salah satu yang termoderen di Indonesia. Hal ini lantaran kehadiran kampus IPB University yang mengembangkan Teaching Factory (Tefa) moderen closed house sekolah vokasi.

Ini juga ditandai dengan panen raya ayam Teaching Factory (Tefa) modern closed house sekolah vokasi IPB University di Kampus IPB Sukabumi, Rabu (9/6), lalu.

Pengembangan peternakan ini juga dikerjasamakan dengan PT Charoen Pokphand Indonesia, Tbk.

”Hari ini panen ayam di tefa closed house kampus IPB Sukabumi dengan kapasitas 40 ribu ekor ayam,” ujar Rektor IPB University Arif Satria Rabu lalu, melansir, Minggu (13/6/2021) dari laman Republika.co.id.

Saat ini, di mana masa produksi ini dengan durasi 35 hari dengan bobot ayam 2,4 kilogram per ekornya.

Menurut Arif, pengembangan peternakan ayam ini dengan pelibatan PT Charoen Pokphand. Keberadaan tefa closed house itu pun menjadi percontohan bagi mahasiswa dan publik untuk belajar peternakan modern yang dikelola secara profesional dan menguntungkan.

Di samping itu lanjut dia, pengembangan peternakan ini menciptakan suasana industri di dalam kampus karena akan semakin mengakrabkan mahasiswa dengan industri.

Upaya ini mendorong peningkatan kompetensi mahasiswa agar siap memasuki dunia industri.

Sebab, ungkap Arif, teknologi di kampus dan dunia indusri setara. Intinya hal ini meningkatkan link and match.

Ia menuturkan, teknologi closed house ini memiliki keunggulan karena awalnya masa panen 40 hari kini menjadi 35 hari sehingga masa lebih pendek. Di sisi lain, lokasi ternak tidak bau karena menggunakan sirkulasi kondusif dan animal welfare.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Dirjen Diksi Kemendikbud Ristek) Wikan Sakarinto yang hadir dalam panen ayam mengapresiasi keberadaan Tefa closed house kampus IPB Sukabumi.

”Kemendikbud Ristek sangat apresiasi sekali implementasi teaching factory dan merdeka belajar kampus merdea dalam bentuk closed house,” kata dia.

Keberadaan Close House IPB Sukabumi ini kata Wikan merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia.

Sebab menerapkan teknologi 4.0, internet, dan tekologi tata udara. Di samping itu menjadi percontohan pendidikan vokasi benar-benar dipraktekkan.”Mahasiswa ketika lulus akan jadi entrepreneur peternakan yang didekatkan ke pasar,” ujar Wikan.

Targetnya, model ini dapat diimplementasikan ke sekolah vokasi agar terjadi link and match dengan industri sejak mulai kurikulum awal hingga distribusi.

Bupati Gunungkidul Resmikan Program Ternak Ayam Joper, Target 1.000 Peternak

Selain peternakan di Sukabumi, Bupati Gunungkidul, Sunaryanta, juga telah meresmikan program kemitraan ternak ayam Jowo Super (Joper) pada Jumat (4/6/2021).

Program ini diketahui merupakan buah kerja sama BMT Dana Insani, Koperasi Wira Usaha Mandiri Gunungkidul, dan PT. Permata Bukit Seribu Nusantara.

Sunaryanta pun mengapresiasi program itu, apalagi mengingat masih tingginya kebutuhan ayam pada tingkat nasional.

“Saat ini baru dapat memenuhi 7 persen dari kebutuhan nasional, sehingga 10 tahun ke depan masih sangat prospektif untuk dikembangkan,” jelasnya, mengutip, Sabtu (5/6/2021) dari laman Bisnis.com.

Panewu Saptosari, Jarot Hadiatmojo, menilai bahwa pandemi Covid-19 ini menjadi momen yang tepat untuk mengembangkan ayam Joper.

Hal itu lantaran, hasil pengembangan unggas tersebut bisa memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat.

Program tersebut pula menargetkan 1.000 orang petani ayam Joper dengan modal awal Rp2.500.000 untuk 100 ekor bibit ayam Joper.

Proses produksi hanya berlangsung selama 2 bulan, sehingga masyarakat dapat merasakan hasil ternak dengan lebih cepat.

Ayam Joper sendiri adalah persilangan dari pejantan ayam kampung dengan betina petelur dari jenis ayam ras. Sejak tahun 1990-an, jenis ayam ini mulai populer untuk dikembangkan…baca selengkapnya dengan klik di sini. (*)

  • Bagikan