Mediatani – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya mengembangkan daerah yang memiliki potensi sektor kelautan dan perikanan yang melimpah. Seperti Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat yang populer dengan udang rebon yang dihasilkannya.
Untuk itu, KKP melalui Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BP3) Banyuwangi mencoba untuk memaksimalkan potensi tersebut dengan memberikan Pelatihan Pembuatan Terasi Udang dan Teknik Pengemasan.
Pelatihan yang diikuti oleh sebanyak 300 peserta ini dilaksanakan di lokasi masing-masing peserta di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, mulai 15 hingga 16 Juni 2021. Pasalnya, pelatihan diadakan secara blended online yang merupakan salah satu penerapan protokol kesehatan.
Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM), Sjarief Widjaja menjelaskan, pelatihan ini diadakan sebagai bentuk implementasi untuk menindaklanjuti program pemerintah dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi, akibat dampak dari pandemi Covid-19 khusunya di sektor kelautan dan perikanan.
“Sehingga dampaknya dapat segera dirasakan oleh para pelaku utama, salah satunya dengan melakukan pelatihan pembuatan dan pengemasan terasi agar meningkatkan pendapatan masyarakat,” terangnya.
Dari tahun ke tahun, tambah Sjarief, perkembangan produksi hasil perikanan di Kabupaten Sumbawa mengalami peningkatan yang semakin baik, salah satunya pada komoditi udang rebon (Mysys relicta).
Lebih lanjut Sjarief menjelaskan bahwa udang rebon berpotensi meningkatkan perekonomian rakyat dalam beberapa tahun mendatang karena merupakan salah satu komoditas perikanan yang cukup tinggi di Sumbawa.
“Tentunya didukung dengan inovasi teknologi untuk mendukung SDM yang kompeten,” tambah Sjarief.
Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP), Lilly Aprilya Pregiwati mengatakan alasan lain diadakannya pelatihan pengolahan ini karena udang rebon merupakan salah satu hasil perikanan yang mudah busuk.
Diharapkan dengan dilatihnya peserta memaksimalkan pengolahan dengan kemasan yang menarik, masa simpan udang rebon bisa diperpanjang dan cita rasanya bisa lebih meningkat.
“Pengolahan dengan fermentasi udang atau dibuat menjadi terasi, merupakan salah satu cara agar udang rebon yang mudah busuk diolah menjadi produk bernilai jual tinggi sehingga meningkatkan penghasilan masyarakat,” ucapnya.
Lilly juga mengatakan bahwa pelaku utama yang melakukan pengolahan udang rebon menjadi terasi ini merupakan hal baik. Hal ini, karena kandungan protein yang dimiliki oleh udang rebon ini cukup tinggi jika dikeringkan dan manfaatnya baik untuk kesehatan.
Menurut hasil penelitian yang sudah dilakukan, lanjut Lily, udang rebon segar sebanyak 100 gram mengandung protein sebanyak 16,2 gram dan kalsium 7,57 gram. Sementar jika udang sudah dikeringkan, kandungan proteinnya naik menjadi 59,15 gram dan kalsium sebanyak 23,06 gram.
‘Ini kalau dikonsumsi sangat bagus untuk kesehatan, salah satunya dapat mencegah osteoporosis,” tegasnya.
Untuk itu, dia meminta penyuluh perikanan agar melakukan pendampingan dan pemberdayaan yang maksimal kepada pelaku utama dan pelaku usaha kelautan dan perikanan. Tujuan utama kegiatan ini, yakni mendorong para pelaku utama dalam memproduksi terasi instan dan kemasan produk yang menarik agar meningkatkan daya jual di pasaran.
Dengan adanya pelatihan ini, pelaku utama diharapkan mampu mendapatkan pondasi pengetahuan hasil diversifikasi olahan ikan, khususnya pengolahan terasi dapat diterapkan dan dikembangkan dalam usahanya.
Selain itu juga, dapat menumbuhkan dan mengembangkan jiwa wirausaha baru sehingga perekonomian dan kesejahteraan masyarakat dapat mengalami peningkatan.
Pada pembukaan pelatihan, KKP melalui BRSDM juga meresmikan Desa Labuan Bontong, Kecamatan Tarano Kabupaten Sumbawa, sebagai Kampung Terasi pada 15 Juni 2021. Langkah tersebut dilakukan karena masyarakat di daerah tersebut sebagian besar memproduksi olahan terasi dari hasil fermentasi udang rebon.
Sebagai informasi, KKP tak henti dalam mengakomodir pelaku utama kelautan dan perikanan dalam meningkatkan usahanya melalui berbagai program. Terbaru, difasilitasi oleh BP3 Medan, KKP mengadakan Penyerahan Bahan Percontohan Penyuluhan Cacing Sutera dengan Wadah Bertingkat, dari Satminkal BP3 Medan kepada kelompok pembudidaya Ikan Mawar.
Adanya kegiatan percontohan ini diharapkan dapat menarik para pelaku utama atau kelompok untuk menerapkan teknologi perikanan guna meningkatkan produksi budidaya.